Minggu, 03 Januari 2010
enak bangat
Posted by admin on April 15, 2009 – 12:37 pm
Filed under Setengah baya
Kejadian ini terjadi ketika Aku kelas 3 SMP, yah Aku perkirakan umur Aku waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak. Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya tante Erni ( biasa Aku panggil dia begitu ) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin Aku bergetar.
Tante Erni ini tinggal dekat rumah aku, hanya beda 5 rumah lah, nah tante Erni ini cukup deket sama keluarga Aku meskipun enggak ada hubungan saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumah Aku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah tante Erni ini lah yang bikin Aku cepet gede ( maklum lah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepat
).
Biasanya tante Erni kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atahu kadang-kadang celana pendek yang bikin Aku ser…ser…ser…Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang tv dan biasa juga Aku pura-pura nonton tv saja sambil lirak lirik. Tante Erni ini entah sengsaja atahu engenggak Aku juga enggak tahu yah.
Dia sering kalau duduk itu tuh ngangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser..ser lagi deh hmmm. Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengsaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih Aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur.
Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya tante Erni ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan ( wuih Aku suka banget nih ). pernah Aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi tante Erni malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya.
Nah dari situ Aku sudah mulai suka sama tuh tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh tante.Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa.
Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan mami Aku ngsajak Aku pasti tante Erni pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung.
Ternyata mereka cerita hantu ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem pas waktu itu tante Erni mau ke WC tapi dia takut . Tentu saja tante Erni di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke wc sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman. Lalu tante Erni menarik tangan Aku minta ditemenin ke wc, yah Aku sih mau saja.
Pergilah Aku ke dalam villa sama tante Erni , sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar wc eh malah tante Ernin ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut
“Lex temenin tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup tante takut nih ” kata tante Erni sambil mulai jongkok .
Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga ” serrr..rr..serr.psstt” kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantungku sampai deg-degan waktu liat tante Erni kencing dalem hati Aku kalau saja tante Erni boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmmmm. sampai-sampai Aku bengong ngliat tante Erni.
“Heh kenapa kamu lex kok diam gitu awas nanti ke sambet” kata tante Erni
“Ah enggak apa-apa tante ” jawabku
“Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihat nya ke bawah terus sih ” tanya tante Erni.
” Enggak kok tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek ? ” tanyaku.
Tante Erni cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama cdnya
“Kamu mau liat lex ? nih tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti tante enggak enak sama mama kau ” kata tante Erni
Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg deg an sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya vagina. Tante Erni membiarkan Aku memegang-megang vaginanya
“Sudah yah lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain kirain kita ngapain lagi ”
“Iyah tante ” jawab ku, Lalu tante Erni menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kita gabung lagi sama ibu-ibu yang lain.
Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badan ku enggak enak
” Lex kamu enggak ikut ? ” tanya mamiku,” Enggak yah mam aku enggak enak badn nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah mah ” kataku ” Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi ” kata mami
” Erni kamu maukan tolong jagain si alex nih yah nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin ” kata mami pada tante Erni ” Iya deh kak aku jagain si alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah aku mau bawa itu buat pulang besok ” kata tante Erni.
Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan tante Erni berdua saja di villa , tante Erni baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu
” Kamu sakit apa sih lex ? kok lemes gitu ? ” tanya tante Erni sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatanNya
” Enggak tahu nih tante kepala ku jug pusing sama panas dingin saja nih yang di rasa ” kataku.
Tante Erni begitu perhatian padaku maklumlah di usia perkimpoiannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.
” Kepala yang mana lex atas apa yang bawah ?” kelakar tante Erni padaku.
Aku pun bingung ” Memangya kepala yang bawah ada tante ? kan kepala kita hanya satu jawabku polos, Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman ” kata tante Erni sambil memegang si kecilku
” Ah tante bisa saja ” kataku ” Eh jangan2 kamu sakit gara-gara semalam yah ” aku hanya diam saja.
Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh tante Erni, pada waktu dia ingin membuka celanaku, ku bilang
” Tante enggak usah deh tante biar alex saja yang lap, kan malu sama tante ”
” Enggak apa-apa tanggung kok ” kata tante Erni sambil menurunkan celanaku dan cd ku.
Di lapnya si kecil ku dengan hati-hati , aku hanya diam saja
” Lex mau enggak pusingnya Hilang ? Biar tante obatin yah ”
” Pakai apa tan, aku enggak tahu obatnya ” kataku polos
” Iyah kamu tenang saja yah ” kata tante Erni
Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali ini merasakan yang seperti ini
” Achh…cchh..” aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina tante Erni yang masih di balut dengan celana pendek dan cd tapi tante Erni hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing
” Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih” kataku
” Sudah kencingnya di mulut tante saja yah enggak apa-apa kok ” kata tante Erni ,
Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut tante Erni karena tante Erni tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya
” Hhgggg….achhh.. tante aku mau kencing nih bener ” kataku sambil meremas vagina tante Erni yang kurasakan berdenyut-denyut.
Tante Ernipun langsung menghisap dengan agresifnya dan badan ku pun mengejang keras
” Croott….ser.err.srett ” muncratlah air mani ku dalam mulut tante Erni, tante Erni pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina tante Erni berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana tante Erni lembab dan agak basah
” Enakkan lex pusingnya pasti hilangkan ” kata tante Erni
” Tapi tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama tante nih soalnya tante….”
” Sudah enggak apa-apa kok, oh iya sperma kamu kok kental banget wangi lagi, kamu enggak pernah onani lex ? ”
” Enggak tante ”
Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina tante Erni
” Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih ” Aku jadi salah tingkah
” Sudah enggak apa-apa kok tante ngerti “katanya padaku
” Tante boleh enggak alex megang itu tante lagi ” pintaku pada tante Erni
Tante Erni pun melepas kan celana pendek nya, kulihat celana dalam tante Erni basah entah kenapa
” Tante kencing yah ? ” tanya ku
” Enggak ini namanya tante nafsu lex sampai-sampai celana dalam tante basah ” dilepaskannya pula celana dalam tante Erni dan mengelap vaginanya dengan handukku.
Lalu tante Erni duduk di sampingku”, Lex pegang nih enggak apa-apa kok sudah tante lap ” katanya, Akupun mulai memegang vagina tante Erni dengan tangan yang Agak gemetar, tante Erni hanya ketawa kecil
” Lex kenapa ? biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih ” kata tante Erni
Dia mulai memegang penisku lagi ” Lex tante mau itu nih ”
” Mau apa tante ”
” Itu tuh ” aku bingung atas permintaan tante Erni
” Hmm itu tuh punya kamu di masukin ke dalam itunya tante kamu mau kan ?”
” Tapi alex enggak bisa tante caranya ”
” Sudah kamu diam saja biar tante yang sajarin kamu yah ” kata tante Erni padaku.
Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina tante Erni yang di tumbuhi bulu halus
” Lex jilatin donk punya tante yah ” katanya
” Tante alex enggak bisa nanti muntah lagi ”
” coba saja lex ” Tante pun langsung mengambil posisi 69 aku di bawah, tante Erni di atas dan tanpa pikir panjang tante Erni pun mulai mengulum penisku
” Achhhh ….. hgghhhghhh. tante ”
Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina tante Erni tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina tante Erni seperti wangi daun pandan ( asli Aku juga bingung kok bisa gitu yah ) aku mulai menjilati vagina tante Erni sambil tanganku melepaskan kaus u can see tante Erni dan juga melepaskan kaitan bh nya , kini kami sama-sama telanjang bulat ,
Tante Erni pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian tante Erni menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu
” Kamu tahu enggak mandi kucing lex ” kata tante Erni.
Aku hanya menggelengkan kepala dan tante Erni pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat , ciumannya berlanjut sampai ke putingku dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras.
Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante Erni pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun di jilatinya sampai aku merasakan anusku masuk keluar.
Kulihat payudara tante Erni mengeras, tante Erni menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku di kulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara tante Erni. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina tante Erni, langsung tante Erni ku baringkan dan aku bangun langsung ku jilati vagina tante Erni seperti mnjilati es krim
” Achhh….uhh.hhghh.acch lex enak banget terus lex, yang itu isep jilatin lex ” kata tante Erni sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.
Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya , banyak sekali lendir yang keluar dari vagina tante Erni tanpa sengaja tertelan olehku
” Lex masukin donk tante enggak tahan nih ”
” Tante gimana caranya ? ”
Tante Erni pun menyuruhku tidur dan dia jongkok diatas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Erni naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan tante Erni pun mengejang hebat
” Lex tante mau keluar nih eghhhh….huhh achh ” kata tante Erni
Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina tante Erni. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina tante Erni mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan tante Erni sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak.
Tante Erni tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya
” Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang yah ” pinta tante Erni padaku
Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan tante Ernipun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi
” Achh … tante enak banget achhhh,….gfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi
” Tante alex kayanya mau kencing niih ”
Tante Erni pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama tante Erni pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang nikmatnya.
Kamipun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi tante Erni menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan tante Erni yang hebat.
Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan tante Erni, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan tante Erni di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam tante Erni. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya permintaan tante Erni, tepat jam 4:30 kami menenggakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.
” Lex kamu sudah baikan ? ” tanya mami ku
” Sudah mam , aku sudah seger n fit nih ” kataku
” Kamu kasih makan apa Ni, si alex sampai-sampai langsung sEhat ” tanya mami sama tante Erni
” Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus ku kasih saja panadol ” kata tante Erni
Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobilpun aku duduk disamping tante Erni yang semobil denganku. Mami yang menyupir ditemani ibu herman di depan.
Didalam mobilpun aku masih curi-curi memegang barangnya tante Erni.
Sampai sekarangpun aku masih suka melakukannya dengan tante Erni bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan tante Erni. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali.
Kini tante Ernipun sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami tante Erni ternyata ejekulasi dini. Kinipun aku bingung akan anak itu. Yah begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL tante Erni bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah juga aku menemani seorang kenalan tante Erni yang nasibnya sama seperti tante Erni mempunyai suami yang ejekulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.
Ngentot Dgn Bos ku
Posted by admin on April 15, 2009 – 12:32 pm
Filed under Setengah baya
Selama satu minggu Ibu Mertuaku berada di Jakarta, hampir setiap hari setiap ada kesempatan aku dan Ibu Mertuaku selalu mengulangi persetubuhan kami. Apalagi setelah Indri istriku ditugaskan ke Medan selama tiga hari untuk mengerjakan proyek yang sedang di kerjakan kantor istriku, Aku dan Ibu mertuaku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang kami peroleh, kami berdua semakin lupa diri. Aku dan Ibu mertuaku tidur seranjang, layaknya suami istri, ketika hasrat birahi kami datang aku dan Ibu Mertuaku langsung menuntaskan hasrat kami berdua. Kusirami terus menerus rahim Ibu Mertuaku dengan spermaku, akibatnya fatal.
Setelah istriku kembali dari Medan Bapak mertuaku minta agar Ibu mertuaku segera pulang ke Gl, dengan berat hati akhirnya Ibu mertuakupun kembali ke desa Gl. Setelah Ibu mertuaku kembali kedesa GL hari hariku jadi sepi Aku begitu ketagihan dengan permainan sex Ibu Mertuaku aku rindu jeritan jeritan joroknya, saat orgasme sedang melandanya.
Pertengahan juni lalu Ibu mertuaku menelponku ke kantor, aku begitu gembira sekali Kami berdua sudah sama sama saling merindukan, untuk mengulangi persetubuhan kami, tapi yang paling membuatku kaget adalah saat Ibu mertuaku memberikan kabar, kalau beliau terlambat datang bulan dan setelah diperiksa ke dokter, Ibu mertuaku positip hamil. Aku kaget sekali, aku pikir, Ibu Mertuaku sudah tidak bisa hamil lagi.
Aku minta kepada Ibu mertuaku, agar benih yang ada dalam kandungannya dijadikan saja, namun Ibu mertuaku menolaknya, Ibu mertuaku bilang itu sama saja dengan bunuh diri, karena suaminya sudah lama tidak pernah lagi menggaulinya, tetapi masih bisa hamil. Baru aku tersadar, yah kalau Bapak mertuaku tahu istrinya hamil, pasti Bapak mertuaku marah besar apalagi jika Bapak mertuaku tahu kalau yang menghamili istrinya adalah menantunya sendiri.
Juga atas saran Dokter, menurut dokter di usianya yang sekarang ini, sangat riskan sekali bagi Ibu mertuaku untuk hamil atau memiliki anak lagi, jadi Ibu mertuaku memutuskan untuk mengambil tindakan.
“Bu, apa perlu aku datang ke desa Gl?”
Ibu mertuaku melarang, “Tidak usah sayang nanti malah bikin Bapak curiga, lagi pula ini hanya operasi kecil”.
Setelah aku yakin bahwa Ibu mertuaku tidak perlu ditemani, otak jorokku langsung terbayang tubuh telanjang Ibu mertuaku.
“Bu aku kangen sekali sama Ibu, aku kepengen banget nih Bu”
“Iya Mas, Ibu juga kangen sama Mas Pento. Tunggu ya sayang, setelah masalah ini selesai, akhir bulan Ibu datang. Mas Pento boleh entotin Ibu sepuasnya”.
Sebelum kuakhiri percakapan, aku bilang sama Ibu mertuaku agar jangan sampai hamil lagi, Ibu mertuaku hanya tersenyum dan berkata kalau dia kecolongan. Gila.. , hubungan gelap antara aku dengan Ibu mertuaku menghasilkan benih yang mendekam di rahim Ibu mertuaku, aku sangat bingung sekali.
Saat aku sedang asyik asyiknya melamun memikirkan apa yang terjadi antara aku dan Ibu mertuaku, aku dikagetkan oleh suara dering telepon dimejaku.
“Hallo, selamat pagi”.
“Pento kamu tolong ke ruang Ibu sebentar”.
Ternyata Bos besar yang memanggil, akupun beranjak dari tempat dudukku dan bergegas menuju rangan Ibu Mila. Ibu Mila, wanita setengah baya, yang sudah menjanda karena ditinggal mati suaminya akibat kecelakaan, saat latihan terjun payung di Sawangan. Aku taksir, usia Ibu Mila kurang lebih 45 tahun, Ibu Mila seorang wanita yang begitu penuh wibawa, walaupun sudah berusia 45 tahun namun Ibu Mila tetap terlihat cantik, hanya sayang Tubuh Ibu Mila agak gemuk.
“Selamat pagi Bu, ada apa Ibu memanggil saya”.
“Oh nggak.. , Ibu cuma mau Tanya mengenai pekerjaan kemarin, yang diberikan sama Bp. Anwar sudah selesai kamu kerjakan atau belum?”.
“Oh.. ya Bu.. sudah, sekarang saya sedang memeriksanya kembali sebelum saya serahkan, biar tidak ada kesalahan”. Jawabku.
“Oh.. ya.. sudah kalau begitu, Kamu kelihatan pucat kenapa? Kamu sakit?”. Tanya Ibu Mila.
“Oh nggak Bu Saya tidak apa-apa”.
“Kalau kamu kurang sehat, ijin saja istirahat dirumah, jangan dipaksakan nanti malah tambah parah penyakit mu”.
“Ah.. nggak apa-apa Bu saya sehat kok”. Jawabku.
Saat aku hendak meninggalkan ruangan Ibu Mila, aku sangat terkejut sekali, saat Ibu Mila berkata, “Makanya kalau selingkuh hati hati dong Pen Jangan terlalu berani. Sekarang akibatnya ya beginilah Ibu mertuamu hamil”.
Aku sangat terkejut sekali, bagai disambar petir rasanya mukaku panas sekali, aku sungguh-sungguh mendapatkan malu yang luar biasa.
“Dari mana Ibu tahu?” tanyaku dengan suara yang terbata bata.
“Maaf Pen Bukannya Ibu ingin tahu urusan orang lain, Tadi waktu Ibu menelfon kamu kamu kok online terus Ibu jadi penasaran, Ibu masuk saja ke line kamu. Sebenarnya, setelah Ibu tahu kamu sedang bicara apa, saat itu Ibu hendak menutup telepon rasanya kok lancang dengerin pembicaraan orang lain, tapi Ibu jadi tertarik begitu Ibu tahu bahwa kamu selingkuh dengan Ibu mertuamu sendiri”.
Aku marah sekali, tapi apa daya Ibu Mila adalah atasanku, selain itu Ibu Mila adalah saudara sepupu dari pemilik perusahaan tempat aku bekerja, bisa bisa malah aku dipecat. Aku hanya diam dan menundukan kepalaku, aku pasrah.
“Ya sudah, tenang saja rahasia kamu aman ditangan Ibu”
“Terima kasih Bu”, jawabku lirih sambil menundukkan mukaku
“Nanti sore setelah jam kerja kamu temenin Ibu ke rumah, ada yang hendak Ibu bicarakan dengan kamu, OK”.
“Tentang apa Bu?” tanyaku.
“Ibu mau mendengar semua cerita tentang hubunganmu dengan Ibu mertuamu dan jangan menolak” pintanya tegas.
Akupun keluar dari ruangan Ibu Mila dengan perasaan tidak karuan, aku marah atas perbuatan Ibu Mila yang dengan lancang mendengarkan pembicaraanku dengan Ibu mertuaku dan rasa malu karena hubungan gelapku dengan Ibu mertuaku diketahui oleh orang lain.
“Kenapa Pen? Kok mukamu kusut gitu habis dimarahin sama si gendut ya”, Tanya Wilman sohibku.
“Ah, nggak ada apa apa Wil Aku lagi capek aja”.
“Oh aku pikir si gendut itu marahin kamu”.
“Kamu itu Wil, gendat gendut, ntar kalau Ibu Mila denger mati kamu”.
Hari itu aku sudah tidak konsentrasi dalam pekerjaanku Aku hanya melamun dan memikirkan Ibu mertuaku, kasihan sekali beliau harus dikuret sendirian, terbayang dengan jelas sekali wajah Ibu mertuaku kekasihku, rasanya aku ingin terbang ke desa GL dan menemani Ibu mertuaku, tapi apa daya Ibu mertuaku melarangku. Apalagi nanti sore aku harus pergi dengan Ibu Mila, dan aku harus menceritakan kepadanya semua yang aku alami dengan Ibu mertuaku, uh.. rasanya mau meledak dada ini
Aku berharap agar jam tidak usah bergerak, namun detik demi detik terus berlalu dengan cepat, tanpa terasa sudah jam setengah lima. Ya aku hanya bisa pasrah, mau tidak mau aku harus mencerikan semua yang terjadi antara aku dengan Ibu mertuaku agar rahasiaku tetap aman.
“Kring.. “, kuangkat telepon di meja kerjaku.
“Gimana? Sudah siap”, Tanya Ibu Mila. “Ya Bu saya siap”, “Ya sudah kamu jalan duluan tunggu Ibu di ATM BNI pemuda”.
Ternyata Ibu Mila tidak ingin kepergiannya denganku diketahui karyawan lain. Dengan menumpang mobil kawanku Wilman, aku diantar sampai atm bni, dengan alasan aku mau mengambil uang, dan akan pergi ketempat familiku, akhirnya wilman pun tidak jadi menunggu dan mengantarkanku pulang seperti biasanya.
Kurang lebih lima belas menit aku menunggu Ibu Mila, tapi yang ditunggu-tunggu belum datang juga, saat kesabaranku hampir habis kulihat mobil Mercedes hitam milik Ibu Mila masuk ke halaman dan parkir. Ibu Mila pun turun dari mobil dan berjalan kearah ATM.
“Hi.. Pento ngapain kamu disini?”, sapa Ibu Mila.
Aku jadi bingung, namun Ibu Mila mengedipkan matanya, akupun mengerti maksud Ibu Mila, agar kami bersandiwara karena ada beberapa orang yang sedang antri mengambil uang.
“Oh nggak Bu, saya lagi nunggu temen tapi kok belum datang juga”, sahutku.
Ibu Milapun bergabung antri di depan ATM.
“Gimana, temenmu belum datang juga?” Saat Ibu Mila keluar dari ruang ATM.
“Belum Bu”.
“Ya sudah pulang bareng Ibu aja toh kita kan searah”.
Aku pun berjalan kearah mobil Ibu Mila, aku duduk di depan disamping supir pribadi Ibu Mila sementara Ibu Mila sendiri duduk dibangku belakang.
“Ayo, Pak Bari kita pulang” “Iya Nya.. “, sahut Pak bari “Untung aku ketemu kamu disini Pento Padahal tadi aku sudah cari kamu dikantor kata teman temanmu kamu udah pulang”.
Uh.. batinku Ibu Mila mulai bersandiwara lagi.
“Memangnya ada apa Ibu mencari saya?”.
“Mengenai proposal yang kamu bikin tadi siang baru sempat Ibu periksa sore tadi, ternyata ada beberapa kekurangan yang harus ditambahkan. Yah dari pada nunggu besok mendingan kamu selesaikan sebentar di rumah Ibu OK”.
Aku hanya diam saja, pikiranku benar-benar kacau saat itu, sampai sampai aku tidak tahu kalau aku sudah sampai dirumah Ibu Mila.
“Ayo masuk”, ajak Ibu mia.
Aku sungguh terkagum kagum melihat rumah bossku yang sanggat besar dan megah. Aku dan Ibu Mila pun masuk kerumahnya semakin kedalam aku semakin bertambah kagum melihat isi rumah Ibu Mila yang begitu antik dan mewah.
“Selamat sore Nya”,
“Sore Yem, Oh ya.. yem ini ada anak buah ku dikantor, mau mengerjakan tugas yang harus diselesaikan hari ini juga tolong kamu antar dia ke kamar Bayu, biar Bapak Pento bekerja disana”.
“Baik Nya”.
Akupun diajak menuju kamar Bayu oleh Iyem pembantu di rumah Ibu Mila.
“Silakan Den, ini kamarnya”.
Akupun memasuki kamar yang ditunjuk oleh Iyem. Sebuah kamar yang besar dan mewah sekali. Langsung aku duduk di sofa yang ada di dalam kamar.
“Kring.. , kring.. “, kuangkat telepon yang menempel di dinding.
“Hallo, Pento, itu kamar anakku, sekarang ini anakku sedang kuliah di US, kamu mandi dan pakai saja pakaian anakku, biar baju kerjamu tidak kusut”.
“Oh.. iya Bu terimakasih”.
Langsung aku menuju kamar mandi, membersihkan seluruh tubuhku denga air hangat, setelah selesai akupun membuka lemari pakian yang sangat besar sekali dan memilih baju dan celana pendek yang pas denganku.
Sudah hampir jam tujuh malam tapi Ibu Mila belum muncul juga, yang ada malah Iyem yang datang mengantarkan makan malam untukku. Saat aku sedang asyik menikmati makan malamku, pintu kamar terbuka dan kulihat ternyata Ibu Mila yang masuk, aku benar benar terpana melihat pakaian yang dikenakan oleh Ibu Mila tipis sekali. Setelah mengunci pintu kamar Ibu Mila datang menghampiri dan ikut duduk di sofa. Sambil terus melahap makananku aku memandangi tubuh Ibu Mila, walaupun gendut tapi Ibu Mila tetap cantik.
Setelah beberapa saat aku menghabiskan makananku Ibu Mila berkata kepadaku, “Sekarang, kamu harus menceritakan semua peristiwa yang kamu alami dengan Ibu Mertuamu, Ibu mau dengar semuanya, dan lepas semua pakaian yang kamu kenakan”.
“Tapi Bu”, protesku.
“Pento, kamu mau istrimu tahu, bahwa suaminya ada affair dengan ibunya bahkan sekarang ini Ibu kandung istrimu sedang mengandung anakmu”.
Aku benar benar sudah tidak punya pilihan lagi, kulepas kaos yang kukenakan, kulepas juga celana pendek berikut cd ku, aku telanjang bulat sudah. Karena malu kututup kontolku dengan kedua tanganku.
“Sial!”, makiku dalam hati, aku benar benar dilecehkan oleh Ibu Mila saat itu.
“Lepas tanganmu Ibu mau lihat seberapa besar kontolmu”, bentak Ibu Mila.
“Mm.. , lumayan juga kontolmu”.
Malu sekali aku mendengar komentar Ibu Mila tentang ukuran kontolku, yang ukurannya hanya standar Indonesia.
“Nah, sekarang ceritakan semuanya”.
Dengan perasaan malu, akupun menceritakan semua kejadian yang aku alami bersama Ibu Mertuaku, mau tidak mau burungkupun bangun dan tegak berdiri, karena aku menceritakan secara detail apa yang aku alami. Kulihat Ibu Mila mendengarkan dan menikmati ceritaku, sesekali Ibu Mila menarik napas panjang. Tiba tiba Ibu Mila bangkit berdiri dan melepaskan seluruh pakaian yang dia kenakan, aku terdiam dan terpana menyaksikan tubuh gendut orang paling berpengaruh dikantorku, sekarang sudah telanjang bulat dihadapanku. Walaupun banyak lemak disana sini namun pancaran kemulusan tubuh Ibu Mila membuat jakunku turun naik.
“Kenapa diam, ayo lanjutkan ceritamu”, bentaknya lagi.
“Baik Bu”, akupun melanjutkan ceritaku kembali, namun aku sudah tidak konsentrasi lagi dengan ceritaku, apalagi saat Ibu Mila menghampiri dan membuka kakiku kemudian mengelus elus dan mengocok ngocok kontolku, aku sudah tidak fokus lagi pada ceritaku.
“Ahh.. “, jeritku tertahan saat mulut Ibu Mila mulai mengulum kontolku.
“Ahh.. Bu.. , nikmat sekali”.
Kuangkat kepala Ibu Mila, kamipun berciuman dengan liarnya, kupeluk tubuh gendut bossku.
“Bu.. kita pindah keranjang saja”, pintaku,
Sambil terus berpelukan dan berciuman kami berdua berjalan menuju ranjang. Kurebahkan tubuh Ibu Mila, ku lumat kembali bibirnya, kami berdua bergulingan diatas pembaringan, saling merangsang birahi kami.
“Ahh.. “, Jerit Ibu Mila saat mulutku mulai mencium dan menjilati teteknya.
“Uhh Pento.. enak.. sayang”.
Ketelusuri tubuh Ibu Mila dan jilatan lidahkupun menuju memek Ibu Mila yang licin tanpa sehelai rambutpun. Kuhisap memek Ibu Mila dan kujilati seluruh lendir yang keluar dari memeknya. Banjir sekali Mungkin karena Ibu Mila sudah sangat terangsang mendengar ceritaku.
“Ahh”, jerit Ibu Mila saat dua jariku masuk ke lubang surganya, dan tanganku yang satu lagi meremas-remas teteknya.
Aku berharap agar orang yang telah melecehkanku ini cepat mencapai orgasmenya, aku makin beringas lidahku terus menjilati memek Ibu Mila yang sedang dikocok kocok dua jari tanganku. Usahaku berhasil, Ibu Mila memohon agar aku segera memasukan kontolku le lubang memeknya, tapi aku tidak mengindahkan keinginannya, kupercepat kocokan jari tanganku dilubang memek Ibu Mila, tubuh Ibu Milapun makin menegang.
“Aaarrgghh.. Pento”, jerit Ibu Mila tubuhnya melenting, kakinya menjepit kepalaku saat badai orgasme melanda dirinya,
Aku puas sekali melihat kondisi Ibu Mila, seperti orang yang kehabisan napas, matanya terpejam, kubiarkan Ibu Mila menikmati sisa sisa orgasmenya. Kucumbu kembali Ibu Mila kujilati teteknya, kumasukan lagi dua jariku kedalam memek nya yang sudah sangat basah.
“Ampun.. Pento.. biarkan Ibu istirahat dulu”, pintanya.
Aku tidak memperdulikan permintaannya, kubalik tubuh telentangnya, tubuh Ibu Mila tengkurap kini.
“Jangan.. dulu Pen.. too.. Ibu lemas sekali”.
Aku angkat tubuh tengkurapnya, Ibu Mila pasrah dalam posisi nungging. Matanya masih terpejam. Kugesek gesekan kontolku kelubang memek Ibu Mila. Kutekan dengan keras dan.. Blesss masuk semua batang kontolku tertelan lubang nikmat memek Ibu Mila.
“Iiihh.. Pen.. to.. kamu.. jahat”.
Akupun mulai mengeluar masukan kontolku ke lubang memek Ibu Mila, orang yang paling di takuti dikantorku sekarang ini sedang bertekuk lutut di hadapanku, merintih rintih mendesah desah, bahkan memohon mohon padaku. Aku puas sekali, kupompa dengan cepat keluar masuknya kontoku di lubang memek Ibu Mila, bunyi plak.. plak.. akibat beradunya pantat Ibu Mila dengan tubuhku menambah nikmat persetubuhkanku.
“Uhh.. “, jeritku saat kontolku mulai berdenyut denyut.
Akupun sudah tidak sanggup lagi menahan bobolnya benteng pertahananku. Kupompa dengan cepat kontolku, Ibu Milapun makin belingsatan kepalanya bergerak kekiri dan kekanan.
“Ahh Ibu.. aku mau.. keluar.. “.
Dan cret.. cret, muncrat sudah spermaku masuk kedalam Memek dan rahim Ibu Mila, beberapa detik kemudian Ibu Mila pun menyusul mendapatkan orgasmenya, dengan satu teriakan yang keras sekali, Ibu Mila tidak peduli apakah Iyem pembantunya mendengar jeritannya diluar sana.
Ibu Mila rebah tengkurap, akupan rebah di belakangnya sambil terus memeluk tubuh gendut Ibu Mila. Nikmat sekali.. , Orgasme yang baru saja kami raih bersamaan, kulihat Ibu Mila sudah lelap tertidur, dari celah belahan memek Ibu Mila, air manyku masih mengalir, aku benar benar puas karena orang yang telah melecehkanku sudah kubuat KO. Kuciumi kembali tubuh Ibu Mila, kontolkupun tegak kembali, ku balik tubuh Ibu Mila agar telentang, kuangkat dan kukangkangi kakinya. Kugesek-gesekan kontolku di lubang memek Ibu Mila.
“Uhh Pento.. Ibu lelah sekali sayang”, Lirih sekali suara Ibu Mila.
Aku sudah tidak peduli, langsung kutancapkan kontolku ke lubang nikmat Ibu Mila, Bless.. Licin sekali, kupompa keluar masuk kontolku, tubuh Ibu Mila terguncang guncang akibat kerasnya sodokan keluar masuk kontolku, rasanya saat itu aku seperti bersetubuh dengan mayat, tanpa perlawanan Ibu Mila hanya memejamkan matanya. Kukocok dengan cepat dan keras keluar masuknya kontolku di lubang memek Ibu Mila.. , dan langsung ku cabut kontolku dan kumuncratkan air maniku diatas perut Ibu Mila.
Karena lelah akupun tertidur sisamping tubuh telanjang Ibu Mila, sambil kupeluk tubuhnya, saat aku terbangun kulihat jarum jam sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam, buru buru aku bergegas membersihkan tubuhku dan mengenakan pakaian kerjaku.
“Bu.. Bu.. Mila bangun Bu.. “.
Akhirnya dengan malas Ibu Mila membuka matanya.
“Sudah malam Bu saya mau pulang”.
“Pento kamu liar sekali, rasanya tubuh Ibu seperti tidak bertulang lagi”.
Ibu Milapun bangkit mengenakan pakaiannya, kami berdua berjalan keluar kamar.
“Tunggu sebentar ya Pento, kemudian Ibu Mila masuk kekamarnya, beberapa saat kemudian Ibu Mila keluar dari kamarnya dengan senyumnya yang menawan.
“Ini untuk kamu”.
“Apa ini Bu?”, Tanyaku, saat Ibu Mila menyodorkan sebuah amplop kepadaku.
Aku menolak pemberian Ibu Mila, namun Ibu Mila terus memaksaku untuk menerimanya. Terrpaksa kukantongi amplop yang diberikan Ibu Mila lalu kembali kami berciuman dengan mesranya.
Dalam perjalanan pulang aku masih tidak menyangka bahwa aku baru saja bersetubuh dengan Ibu Mila. Entah nasib baik ataukah nasib buruk tapi aku benar benar menikmatinya.
Pengalaman Di Chatting
Posted by admin on April 15, 2009 – 12:27 pm
Filed under Sesama Wanita
Hai, namaku Bunga (samaran), umur 21 tahun, aku masih kuliah di salah satu PTN terkenal di Jogja. Terus terang saja aku adalah seorang gadis yang menyukai sesama jenis dan aku menyadarinya semenjak SMP kelas 3. Dan aku mulai bereksperimen dengan dunia lesbianku semenjak kelas 1 SMA. Ini adalah sepenggal kisah pengalaman pribadiku yang benar-benar terjadi. Semua nama orang dan tempat dalam cerita ini sengaja disamarkan untuk menghindari hal-hal yang tidak dinginkan.
Kisah ini diawali dengan kegemaranku akan chatting pakai IRC dari dua tahun lalu. Dengan nick name **** (edited), aku iseng menjelajahi dunia cyber. Akhirnya kutemukan chat room/channel yang cocok denganku yaitu #lesbi, #lesbian, #lesbians, #lezbo, dan masih banyak lagi, bahkan aku sempat menjadi salah satu OP di sebuah channel lesbian. Aku pun mulai berkenalan dengan beberapa orang yang kebanyakan dari luar negeri dan yang dari negeri sendiri. Bisa di katakan 50% orang yang online di channel tersebut adalah laki-laki, hal itu yang membuatku menjadi agak jengkel, mereka semua penipu. Sampai akhirnya aku berkenalan dengan seorang wanita.
(***-devil) Hii.. boleh kenal nggak yah?
(****_girl) Boleh.. boleh.. asl-nya donk.
(***-devil) Aku 30 f jkt.. kamu?
(****_girl) Gue 20 f Jogja city.. hi hi hi, eh udah agak tua hihihihi.
(***-devil) Yee.. emang nggak boleh, eh real name dong biar enak manggilnya.
(****_girl) Gue Bunga.
(***-devil) Met kenal Bunga.. kenalkan aku.. Lina.
Obrolan kami pun terus berlangsung, mulai dari hal-hal yang ringan hingga hal-hal yang berbau seks. Hampir setiap hari kami bertemu di channel, kami pun mulai bertukar alamat, nomor telepon, dan foto beserta biodata melalui e-mail maupun langsung saat online di channel. Mbak Lina adalah wanita karier yang termasuk dalam golongan yuppies (young urban profesional), dia belum berkeluarga dan hidup sendiri di tengah kerasnya kehidupan ibukota. Hingga pada suatu hari telepon di kosku berdering.
“Halo.. bisa bicara dengan Dik Bunga?”
Aku pun menjawab, “Ya, saya sendiri.. mm ini dari siapa yah?”
“Ini aku Dik.. Mbak Lina!”
Aku tersentak, ya ampun suaranya begitu halus dan lembut, suaranya mampu menggetarkan hatiku.
“Ya ampun Mbak Lina.. bikin kaget saja, gimana kabarnya Mbak?”
“Baik-baik aja, eh Mbak bisa minta tolong nggak?”
“Ada apa Mbak?”
“Mbak sekarang ada di Jogja nih.. bisa nggak kamu jemput Mbak di stasiun, sekalian nyari hotel buat Mbak bisa nggak?”
“Oh my god.. kenapa nggak bilang-bilang kalau mau ke Jogja Mbak, iya deh Mbak aku jemput sekarang, Mbak tunggu saja di sana ok?”
“OK.. makasih yah.”
Dengan segera sore itu juga aku menjemputnya di stasiun, tak lupa kubawa fotonya agar aku lebih mudah mengenali dirinya. Sesampainya di stasiun, aku langsung bisa mengenalinya, wanita anggun dengan setelan blazer khas wanita karier. Aku pun menyapanya, “Mbak Lina..!” Dia pun berpaling kepadaku, dan tampaknya dia terperanjat, “Ya ampun.. Bunga.. kamu nampak jauh lebih cantik dibandingkan photomu.” katanya, sembari tanpa malu-malu mengecup pipiku. Aku pun membalasnya dengan agak canggung. “Udah Mbak.. ngobrolnya sambil jalan aja, udah sore nih, entar kemaleman lagi.. yuk!” kataku sambil kugandeng tangannya. Selama perjalanan Mbak Lina bercerita bahwa dia ambil cuti seminggu untuk liburan, dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke Jogja, dia ingin mengunjungi Borobudur, Prambanan, pantai Parang Tritis serta daerah wisata lain di sekitar Jogja. Aku mencarikannya hotel yang dekat dengan kosku di sekitar kampus.
Kami pun tiba di hotel T, setelah check in kami berdua segera menuju kamar, tampaknya Mbak Lina sangat lelah akibat perjalanannya.
“Mbak.. kalau Mbak lelah, jalan-jalan ke Malioboronya besok aja Mbak, mendingan Mbak istirahat aja sekarang, OK?” kataku sembari beranjak keluar ruangan.
“Lho Bunga! kamu mau kemana?” tanya dia.
“Mmm.. anu Mbak, Bunga pulang ke kos dulu.. mau mandi, kan udah sore.”
“Kamu ini gimana, mandi di sini kan bisa, habis mandi nanti kita keluar.. anterin Mbak jalan-jalan, gimana mau khan? please!” katanya sambil memohon kepadaku, aku pun mengangguk.
Mbak Lina mulai melepas bajunya satu demi satu hingga tinggal BH dan celana dalamnya saja. “Bunga.. kamu ini gimana, katanya mau mandi, ayo buka bajunya!” katanya sembari melucuti pakaianku, aku hanya bisa pasrah saja dengan tingkah lakunya, dia pun juga menyisakan BH dan celana dalamku saja, meski tubuhku (175 cm) lebih besar dibanding dia (kurang lebih 165 cm) aku tidak banyak berkutik. Aku bisa melihat lekuk tubuhnya yang indah dengan jelas, dadanya seukuran denganku 36B, dan ia memiliki belahan pantat yang sangat indah. “Hei.. disuruh mandi kok malah bengong, ayo..!” dia membimbingku ke kamar mandi, kemudian segera menutup pintu kamar mandi begitu kami berdua berada di dalam. “Mmm.. mandinya bareng aja yah, biar lebih cepet, “katanya sambil tersenyum, sekarang dia mulai melepas BH dan celana dalamnya dan tanpa canggung melepas punyaku juga. Terpampang jelas di depanku wanita cantik dan seksi dengan payudara yang padat dan menjulang ke atas, aku bisa membaui aroma kewanitaanya dari kemaluannya, membuat kemaluanku semakin basah. Tanpa pikir panjang aku langsung menubruk dan memeluk tubuhnya, aku memepet tubuhnya ke dinding sehingga dia tidak dapat berkutik lagi, aku bisa merasakan sensasi yang menakjubkan ketika payudaranya bergesekan dengan payudaraku, aku bisa merasakan nafasnya mulai tidak beraturan. Mbak Lina memejamkan matanya, tampaknya dia pasrah dalam pelukanku.
Tanganku pun mulai bergerilya, menyusuri tubuh indahnya, kulumat bibir indahnya dengan bibirku, dia membalas pagutan demi pagutan, dia merangkulkan tangannya ke leherku, napasnya semakin memburu dan aroma khas kewanitaannya semakin keras menusuk hidungku. Aku pun merasa kemaluanku semakin basah, payudaraku pun semakin menegang. Pelan-pelan tanganku mulai merambat menuju kemaluannya dan.. ya ampun.. kemaluannya sudah sangat basah, kuraba selangkangannya dengan lembut, dan ia sempat tersentak ketika jari-jariku meraba klitorisnya, ketika jariku ingin kumasukkan ke dalam liang kemaluannya dia mencegahku dengan wajah memelas, dia menggelengkan kepalanya, dia tidak ingin aku melakukannya, mungkin dia masih perawan pikirku. Dia pun berkata, “Sayang.. dielus-elus saja yah.. please,” katanya sambil memelas. Aku pun hanya mengangguk. Kulumat lagi bibir indahnya sambil mengusap-usap kemaluannya, dia pun juga mulai mengusap kemaluanku. Beberapa saat kemudian aku merasakan sensasi enak yang menjalari tubuhku, hangat dan mulai memusat ke arah kemaluanku.
“Mbak.. ahh.. ah.. oughh.. terus.. jangan berhentii.. uuhh.. udah mau keluar nih.”
“Bunggaa.. aah.. Mbak juga udah mau keluar nih.. ouughh..”
Sesaat kemudian tubuhku mengejang-ngejang dan aku merasakan cairan hangat mengalir deras dari kemaluanku, begitu juga dengan Mbak Lina dia memelukku dengan erat ketika dia mencapai orgasme, dia melumat bibirku agar tidak berteriak, setelah agak mereda, dia mulai melepaskan pelukannya tapi kemudian ambruk dalam pelukanku, tampaknya dia sangat lelah kemudian aku pun memandikannya dengan lembut dan dia pun juga melakukan sebaliknya kepadaku. Dia tampak pasrah sekali kepadaku, sampai-sampai dia tidak mau melepaskan pelukannya dariku. Kukeringkan badannya dengan handuk sambil sesekali mengelus payudara ataupun kemaluannya dan dia tidak memberikan perlawanan yang berarti sama sekali.
Kurebahkan tubuhnya di atas ranjang, kemudian kuciumi sekujur tubuhnya yang masih bau sabun, kulitnya putih, mulus , halus, lembut, tanpa cacat dan aku suka itu. Mbak Lina sudah tampak pasrah sekali dan dia tidak bisa melakukan perlawanan sama sekali, dan kupikir ini merupakan suatu kesempatan bagiku. Kuikatkan kedua tangannya ke ranjang dengan scarf miliknya, dan dia masih tidak melawan, aku tidak habis pikir, pasti dia menikmatinya, gumamku dalam hati. Kutindih tubuhnya dengan tubuhku, kuciumi bibirnya dengan penuh nafsu. Kembali sensasi menakjubkan itu kurasakan saat tubuhku menghimpit tubuhnya, nafasku menjadi semakin tidak karuan, kedua kemaluan kami saling bergesekan. Oh, aku sudah tidak tahan lagi, langsung saja kuremas kedua payudaranya sambil sesekali kuhisap, berkali-kali ia menjerit lirih. “Ohh.. mm.. uuouugh.. Bunga.. uuhh..”jeritnya tertahan. Desahannya itu semakin membuatku kehilangan akal, tanpa pikir panjang kumasukkan kedua jariku ke dalam liang kemaluannya, dan.. “Bles..” meskipun liang kemaluannya masih rapat, aku tahu kalau dia sudah tidak perawan, sempat terlintas di pikiranku kenapa dia melarangku melakukannya tadi. Sesaat dia ingin mengatakan sesuatu tapi dengan cepat aku langsung membungkam mulutnya dengan tanganku yang lain, dia pun mulai meronta.
Kembali kutindih tubuhnya agar dia tidak bisa berkutik, sembari jariku masih mengobok-obok kemaluannya. Kedua jariku berusaha mencari titik G-spotnya, sampai akhirnya aku menemukannya, kemudian aku tekan kedua jariku. Beberapa saat kemudian Mbak Lina mulai menggeliat-geliat, kedua kakinya dilingkarkannya ke pinggangku, tubuhnya mulai mengejang, bahkan pantatnya sampai terangkat, mulutnya masih kubungkam dengan tanganku. Tubuh Mbak Lina mengejang dengan hebat sampai-sampai Mbak Lina memejamkan matanya. Setelah agak mereda, aku segera lepaskan tanganku dari mulutnya. Saat itu aku baru menyadari kalau Mbak Lina menangis, aku pun melepaskan ikatan tangannya dan.. “Plakk.. plakk..” Mbak Lina langsung menampar wajahku dua kali. Karena aku merasa tidak melakukan suatu kesalahan, aku pun mulai menangis. Belum pernah aku ditampar oleh seorang pun seumur hidupku.
“Hiks.. hiks.. Bunga.. kamu jahat sekali” katanya sambil sesenggukan.
“Mbak.. apa salahku..” kataku sembari berusaha menghapus air mataku yang bertambah deras.
“Kamu.. kamu kan harusnya sudah tahu itu, Mbak kan sudah bilang.. jangan kamu lakukan itu tapi tetap saja kamu lakukan itu. Kamu tuh nggak ngerti perasaan Mbak.. hiks,” katanya sambil menahan tangis.
“Mbak.. Bunga minta maaf, waktu itu Bunga kalap.. jadi Bunga kehilangan kontrol.. maafkan aku ya Mbak!” aku mengiba kepadanya.
Mbak Lina tidak memperdulikan ucapanku, dia membalikkan tubuhnya dan membenamkan wajahnya ke bantal sambil menangis tersedu-sedu. Aku menjadi serba salah. Aku pun segera berpakaian, kurasa Mbak Lina sekarang lagi ingin menyendiri, jadi pelan-pelan kutinggalkan kamarnya. Aku keluar dari hotel dengan berat hati karena merasa sangat bersalah. Dua jam kemudian aku kembali ke kamarnya, ternyata dia tak mengunci pintu kamarnya, aku pun masuk dengan mengendap-endap, aku takut dia masih marah kepadaku. Aku melihatnya masih teronggok di atas ranjang, tampaknya dia kelelahan sampai tertidur, kasihan aku melihatnya. Aku pun mendekat dan berusaha menutupi tubuh telanjangnya dengan selimut. Tapi kemudian ia terbangun, mungkin ia terbangun olehku. Dia membetulkan selimutnya sambil menatapku dalam-dalam, aku tak berani menatapnya, aku hanya bisa tertunduk malu.
“Bunga sekarang jam berapa?” katanya kepadaku.
“Jam sembilan Mbak,” jawabku takut-takut, sambil terus menunduk.
“Ya ampun.. Mbak belum makan malam nih.. temenin Mbak makan yuk!” kata dia.
Aku tidak menjawab, aku hanya mengangguk pelan. Dia pun segera berdandan dan berganti pakaian. Lalu dia menggandeng tanganku keluar kamar, dia menggenggam tanganku dengan erat, entah apa yang dipikirkannya.
Kami pun akhirnya makan di sebuah rumah makan dekat hotel yang kebetulan buka sampai malam. Selama makan pun kami saling berdiam diri, tidak mengucapkan sepatah katapun. Sepulang dari rumah makan itu, Mbak Lina kembali menggandeng tanganku dengan erat, seolah tidak ingin melepaskanku. Kami kembali menuju hotel dan segera menuju kamar. Begitu kami masuk kamar, Mbak Lina langsung mendudukkanku di bibir ranjang, aku sudah siap jika ia ingin memarahiku lagi, aku menundukkan kepalaku, tidak berani menatap wajahnya. Tapi kemudian tangannya yang halus dan lembut mendongakkan kepalaku, dia menatapku dalam-dalam. Karena merasa takut, tanpa sadar air mataku mulai mengalir.
“Lho Bunga.. kenapa kamu menangis?” tanya dia sambil menghapus air mataku.
“Mbak.. Bunga minta maaf, Bunga ngaku salah, maafin aku ya Mbak..!” kataku terisak.
Mbak Lina bersimpuh di hadapanku, diambilnya tanganku, dia genggam erat tanganku.
“Bunga.. harusnya Mbak yang minta maaf sama kamu, Mbak udah ngasarin kamu.. udah sekarang kamu jangan nangis lagi yah.. sayang,” kata dia sambil mengecup keningku.
“Harusnya Mbak memberitahu kamu sejak awal tentang ini.. mm.. begini. Sebenarnya Mbak punya komitmen akan sesuatu..” katanya memecah suasana.
Dia berkata, “Mbak pernah berjanji pada diri sendiri, barang siapa yang pertama kali melakukan seperti apa yang kamu lakukan tadi pada Mbak, maka Mbak akan setia bersama dia sebagai seorang kekasih.”
“Tapi.. tapi Mbak kan sudah nggak perawan lagi..” kataku.
“Iya betul.. tapi aku kehilangan kegadisanku oleh tanganku sendiri, perlu kamu ketahui kamulah orang pertama yang melakukan itu padaku, meski dulu aku punya pacar tapi tidak ada yang seberani kamu dan senekat kamu sehingga mereka tidak pernah berani macam-macam sama Mbak.. kamu mengerti sekarang sayang,” kata dia.
Dia kembali berkata, “Bunga.. maukah kamu menjadi kekasihku?” dia memohon sambil berlutut di hadapanku. Sekali lagi aku tidak ingin membuat kesalahan, aku tidak ingin mengecewakannya lagi, aku pun mengangguk pelan. Mbak Lina pun bangkit, kemudian dia duduk di pangkuanku, lalu dia melepas t-shirt yang dikenakannya, terpampanglah dua gundukan indah di hadapanku, terbalut BH putih berenda. Kami berpandangan, Mbak Lina tersenyum manja, kemudian dia mengecup bibirku, aku pun tersenyum. Kupeluk tubuh indahnya kemudian kubaringkan dia, kemudian.. “Bunga! Jangan ditindih ya.. please.. habis kamu berat sih,” katanya manja. Aku pun cuma mengangguk, aku lalu berbaring di sampingnya, kubelai rambutnya dengan lembut, kukecup keningnya, bibirnya, kemudian lidahku mulai menelusuri tubuhnya, kucium dadanya, pagutan demi pagutan membuatnya tampak kegelian. Kulepaskan BH-nya yang dari tadi masih menutupi gunung kembarnya, puting susunya tegak berdiri, tampaknya dia sudah sangat terangsang. Kujilati puting susunya satu persatu. “Oooh..!” Mbak Lina mendesah kegelian, aku pun mulai menghisap puting susunya yang sebelah kanan sedang yang kiri kupilin-pilin putingnya dengan kedua jariku. Kali ini Mbak Lina mengeluarkan desahan-desahan yang menggairahkanku, dia memejamkan mata sambil menggigit bibirnya, berusaha menahan gairah yang begitu menggelora.
Setelah cukup puas, kubuka t-shirt beserta BH-ku, kupeluk tubuhnya kemudian kubalikkan tubuhnya sehingga kini ia menindihku. Dia duduk di atas tubuhku. Kini tangannya mulai usil memilin-milin kedua puting susuku sambil tersenyum manja, kulingkarkan tanganku ke pinggangnya sehingga tubuhnya semakin dekat denganku. Kuraih punggungnya sehingga ia kembali menindihku, kedua kaki kami saling membelit, tangannya masih meremas-remas kedua payudaraku, dia menatapku dalam-dalam, aku tahu apa maksudnya. Bibir kami pun bertemu, saling melumat, lidah kami saling berpilin, dada kami saling bergesekan, aku pun mulai merasakan kehangatan bunga-bunga cinta di antara kami.
Mbak Lina sudah tidak sabar lagi, ia mulai melepas celana jeans beserta celana dalam yang dikenakannya, dia juga melepas pakaian yang masih menempel di tubuhku. Kini kami berdua sama-sama telanjang bulat, kami mulai bergumul di atas ranjang, berguling-guling ke sana kemari. Aroma kewanitaan dari kemaluan kami mulai terasa keras menusuk hidung. Kemaluan kami berdua benar-benar basah, terbukti ketika kami saling menggosokkan kemaluan kami sampai terdengar bunyi berdecak-decak pertanda kemaluan kami sangat becek. Bibirku terus melumat bibirnya, nafasnya mulai tidak teratur, kumasukkan kedua jariku ke kemaluannya, dia pun tak mau kalah dia juga memasukkan kedua jarinya ke dalam liang kemaluanku, aku mulai mengobok-obok kemaluannya sambil terus memeluknya dengan erat. Tidak.. sekarang tidak hanya kedua jariku, kini kumasukkan tiga jari ke dalam kemaluannya dan dia pun semakin menggila, tangannya yang satu lagi meremas pantatku dengan kuat, tubuhnya semakin mengejang-ngejang.
“Ooohh.. oughh.. aahh.. Bungaa.. mau keluar nihh.. oohh..” dia mendesah dengan keras.
Dan aku pun bisa merasakan cairan hangat keluar dari kemaluannya, aroma kewanitaan pun semakin terasa, membuatku semakin menggila. Tak lama kemudian aku pun mencapai orgasme, tubuhku mengejang dengan hebat, seolah-olah ada yang meledak dalam tubuhku. Kami berdua terkulai lemas dalam pelukan, aku masih sempat melihat dia tersenyum kepadaku, kemudian dia memejamkan matanya dan tidur dalam pelukanku. Keesokan harinya aku terbangun, aku mendapati dirinya masih meringkuk dalam pelukanku, aku sibakkan rambut yang menutupi wajahnya, wajahnya tampak berseri-seri, aku tidak tega membangunkannya, dia begitu cantik dan anggun. Aku pun terus membelainya sampai kemudian ia terbangun. Kukecup bibirnya dengan lembut. “Selamat pagi..” kataku lirih.
Istri Konglomerat
Posted by admin on April 15, 2009 – 12:07 pm
Filed under gangbang
Aku sedang menyantap makan siang di sebuah cafe yang terletak di lantai dasar gedung kantorku. Hari itu aku ditemani Pak Erwan, manajer IT perusahaanku dan Lia, sekretarisku. Biasanya aku makan siang hanya dengan Lia, sekretarisku, untuk kemudian dilanjutkan dengan acara bobo siang sejenak sebelum kembali lagi ke kantor. Tetapi hari itu sebelum aku pergi, Pak Erwan ingin bertemu untuk membicarakan proyek komputerisasi, sehingga aku ajak saja dia untuk bergabung menemaniku makan siang.
Aku dan Pak Erwan berbincang-bincang mengenai proyek implementasi software dan juga tambahan hardware yang diperlukan. Memang perusahaanku sedang ingin mengganti sistem yang lama, yang sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan yang terus berkembang. Sedangkan Lia sibuk mencatat pembicaraan kita berdua.
Sedang asyik-asyiknya menyantap steak yang kupesan, tiba-tiba HPku berbunyi. Kulihat caller idnya.. Dari Santi.
“Hallo Pak Robert. Kapan nih kesini lagi” suara merdu terdengar diseberang sana.
“Oh iya. Nanti sebentar lagi saya ke sana. Saya sedang makan siang nih. Bapak tunggu sebentar ya” jawabku.
“He.. He.. Sedang nggak bisa ngomong ya Pak” Santi menggoda.
“Betul Pak.. OK sampai ketemu sebentar lagi ya” kataku sambil menutup pembicaraan.
“Dari klien” kataku.
Aku sangat hati-hati tidak mau affairku dengan Santi tercium oleh mereka. Hal ini mengingat Pak Arief, suami Santi, adalah manajer keuangan di kantorku. Kebetulan Pak Arief ini sedang aku kirim training ke Singapore, sehingga aku bisa leluasa menikmati istrinya.
Seusai menikmati makan siang, aku berkata pada Lia bahwa aku akan langsung menuju tempat klienku. Seperti biasa, aku minta supaya aku tidak diganggu kecuali kalau ada emergency. Kamipun berpisah.. Mereka kembali ke lantai atas untuk bekerja, sedangkan aku langsung menuju tempat parkir untuk berangkat mengerjai istri orang he.. He..
Setelah kesal karena terjebak macet, sampai jugalah aku di rumah Santi. Hari sudah menjelang sore. Bayangkan saja, sudah beberapa jam aku di jalan tadi. Segera kuparkirkan Mercy silver metalik kesayanganku, dan memencet bel rumahnya. Santi sendiri yang membukakan pintu. Dia tersenyum gembira melihat kedatanganku.
“Aih.. Pak Robert kok lama sih” katanya.
“Iya.. Tadi macet total tuh.. Rumah kamu sih jauh.. Mungkin di peta juga nggak ada” candaku.
“Bisa aja Pak Robert..” jawab Santi sambil tertawa kecil.
Dia tampak cantik dengan baju “you can see” nya yang memperlihatkan lengannya yang mulus. Buah dadanya tampak semakin padat dibalik bajunya. Mungkin karena sudah beberapa hari ini aku remas dan hisap sementara suaminya aku “asingkan” di negeri tetangga.
Kamipun masuk ke dalam rumah dan aku langsung duduk di sofa ruang keluarganya. Santi menyuguhkan orange juice untuk menghilangkan dahagaku. Nikmat sekali meminum orange juice itu setelah lelah terjebak macet tadi. Dahagakupun langsung hilang, tetapi setelah melihat Santi yang cantik, dahagaku yang lainpun muncul. Aku masih bernafsu melihat Santi, meskipun telah lima hari berturut-turut aku setubuhi dia.
Kucium bibirnya sambil tanganku mengelus-elus pundaknya. Ketika aku akan membuka bajunya, dia menahanku.
“Pak.. Santi ada hadiah nih untuk bapak”
“Apaan nih?” jawabku senang.
“Ini ada teman Santi yang mau kenal sama bapak. Orangnya cantik banget.”
Lalu dia bercerita kalau dia berkenalan dengan seorang wanita, Susan, saat dia sedang berolahraga di gym. Setelah mulai akrab, merekapun bercerita mengenai kehidupan seks mereka. Singkat cerita, Susan menawarkan untuk berpesta seks sambil bertukar pasangan di rumah mereka.
“Dia ingin coba ini bapak. Katanya belum pernah lihat yang sebesar punya Pak Robert” kata Santi sambil meraba-raba kemaluanku.
“Saya sih OK saja” jawabku riang.
“Oh ya.. Nanti pura-pura saja Pak Robert suamiku” kata Santi sambil pamit untuk menelpon kenalan barunya itu.
Aku dan Santi kemudian meluncur menuju rumah Susan di kawasan Kemang. Untung jalanan Jakarta sudah agak lengang. Tak lama kamipun sampai di rumahnya yang luas. Seorang satpam tampak membukakan pintu garasi. Santipun menjelaskan kalau kami sudah ada janji dengan majikannya. Susan menyambut kami dengan ramah.
“Ini perkenalkan suami saya”
Seorang laki-laki paruh baya dengan kepala agak botak memperkenalkan diri. Namanya Harry, seorang pengusaha properti yang sukses. Santipun memperkenalkan diriku pada mereka.
Aku kagum pada rumah mereka yang sangat luas. Dengan perabot-perabot yang mahal, juga koleksi lukisan-lukisan pelukis terkenal yang tergantung di dinding. Bayangkan saja betapa kayanya mereka, karena orang sekelas aku saja kagum melihat rumahnya yang sangat wah itu.
Tetapi aku lebih kagum melihat Susan. Wanita ini memang cantik sekali. Terutama kulitnya yang putih dan mulus sekali. Ibaratnya kalau dihinggapi nyamuk, si nyamuk akan jatuh tergelincir. Disamping itu bodynya tampak seksi sekali dengan buah dada yang besar dan bentuk tubuh yang padat. Sekilas mengingatkan aku pada bintang film panas di jaman tahun 80-an.. Entah siapa namanya itu.
Merekapun menyuguhkan makan malam. Kamipun bercerita basa-basi ngalor ngidul sambil menikmati hidangan yang disediakan. Ditengah makan malam itu, Santi pamit untuk ke toilet. Dengan matanya dia mengajakku untuk mengikuti dia.
“Pak, habis ini pulang aja yuk” kata Santi berbisik perlahan setelah keluar dari ruang makan.
“Kenapa?” tanyaku.
“Habisnya Santi nggak nafsu lihat Pak Harry itu. Sudah tua, botak, perutnya buncit lagi”.
Aku tertawa geli dalam hati. Tetapi aku tentu saja tidak menyetujui permintaan Santi. Aku sudah ingin menikmati istri Pak Harry yang cantik sekali seperti boneka itu. Kupaksa saja Santi untuk kembali ke ruang makan.
Setelah makan, kamipun ke ruang keluarga sambil nonton video porno untuk membangkitkan gairah kami. Tak lama, seorang gadis pembantu kecil datang untuk menyuguhkan buah-buahan. Tetapi mungkin karena kaget melihat adegan di layar TV home theater itu, tanpa sengaja dia menjatuhkan gelas kristal sehingga pecah berkeping-keping. Kulihat tampak Susan melotot memarahi pembantunya itu, sedangkan si pembantu kecil itu tampak ketakutan sambil meminta maaf berkali-kali.
Adegan di TV tampak semakin hot saja. Tampak Pak Harry mulai mengerayangi tubuh Santi di sofa seberang. Sedangkan Santi tampak ogah-ogahan melayaninya.
“Sebentar Pak.. Santi mau lihat filmnya dulu”
Aku tersenyum mendengar alasan Santi ini. Sementara itu Susan minta ijin ke dapur sebentar. Akupun mencoba menikmati adegan di layar TV. Meskipun sebenarnya aku tidak perlu lihat yang seperti ini, mengingat tubuh Susan sudah sangat mengundang gairahku. Tak lama akupun merasa ingin buang air kecil, sehingga akupun pamitan ke belakang.
Setelah dari toilet, aku berjalan melintasi dapur untuk kembali ke ruang keluarga. Kulihat di dalam, Susan sedang berkacak pinggang memarahi gadis kecil pembantunya tadi.
“Ampun non.. Sri nggak sengaja” si gadis kecil memohon belas kasihan pada majikannya, Susan yang cantik itu.
“Nggak sengaja nggak sengaja. Enak saja kamu bicara ya. Itu gelas harganya lebih dari setahun gaji kamu tahu!!” bentak Susan.
“Gajimu aku potong. Biar tau rasa kamu..”
Si gadis kecil itu terdiam sambil terisak-isak. Sementara wajah Susan menampakkan kepuasan setelah mendamprat pembantunya habis-habisan. Mungkin betul kata orang, kalau wanita kurang dapat menyalurkan hasrat seksualnya, cenderung menjadi pemarah. Melihat adegan itu, aku kasihan juga melihat si gadis pembantu itu. Tetapi entah mengapa justru hasrat birahiku semakin timbul melihat Susan yang sepertinya lemah lembut dapat bersikap galak seperti itu.
“Dasar bedinde.. Verveillen!!” Susan masih terus berkacak pinggang memaki-maki pembantunya. Dengan tubuh yang putih bersih dan tinggi, kontras sekali melihat Susan berdiri di depan pembantunya yang kecil dan hitam.
“Ampun non.. Nggak akan lagi non..”
“Oh Pak Robert..” kata Susan ketika sadar aku berada di pintu dapur. Diturunkannya tangan dari pinggangnya dan beranjak ke arahku.
“Sedang sibuk ya?” godaku.
“Iya nih sedang kasih pelajaran ik punya pembantu” jawabnya sambil tersenyum manis.
“Yuk kita kembali” lanjutnya.
Kamipun kembali ke ruang keluarga. Kulihat Santi masih menonton adegan di layar sementara Pak Harry mengelus-elus pahanya. Aku dan Susanpun langsung berciuman begitu duduk di sofa. Aku melakukan “french kiss” dan Susanpun menyambut penuh gairah.
Kutelusuri lehernya yang jenjang sambil tanganku meremas buah dadanya yang membusung padat. Susanpun melenguh kenikmatan. Tangannya meremas-remas kemaluanku. Dia kemudian jongkok di depanku yang masih duduk di sofa, sambil membuka celanaku. Celana dalamku dielusnya perlahan sambil menatapku menggoda. Kemudian disibakkannya celana dalamku ke samping sehingga kemaluankupun mencuat keluar.
“Oh..my god.. Bener kata Santi.. Very big.. I like it..” katanya sambil menjilat kepala kemaluanku.
Kemudian dibukanya celana dalamku, sehingga kemaluankupun bebas tanpa ada penghalang sedikitpun di depan wajahnya. Dielus-elusnya seluruh kemaluan termasuk buah zakarku dengan tangannya yang halus. Tingkah lakunya seperti anak kecil yang baru mendapat mainan baru.
Kemaluankupun mulai dihisap mulut Susan dengan rakus. Sambil mengulum dan menjilati kemaluanku, Susan mengerang,emmhh.. emhh, seperti seseorang yang sedang memakan sesuatu yang sangat nikmat. Kuelus-elus rambutnya yang hitam dan diikat ke belakang itu.
Sambil menikmati permainan oral Susan, kulihat suaminya sedang mendapat handjob dari Santi. Tampak Santi mengocok kemaluan Pak Harry dengan cepat, dan tak lama terdengar erangan nikmat Pak Harry saat dia mencapai orgasmenya. Santipun kemudian meninggalkan Pak Harry, mungkin dia pergi ke toilet untuk membersihkan tangannya.
Sementara itu Susan masih dengan bernafsu menikmati kemaluanku yang besar. Memang kalau kubandingkan dengan kemaluan suaminya, ukurannya jauh berbeda. Apalagi setelah dia mengalami orgasme, tampak kemaluan Pak Harry sangat kecil dan tertutup oleh lemak perutnya yang buncit itu. Tak heran bila istrinya sangat menikmati kemaluanku.
Tak lama Santipun kembali muncul di ruang itu, dan menghampiriku. Susan masih berjongkok di depanku sambil mempermainkan lidahnya di batang kemaluanku. Santi duduk di sampingku dan mulai menciumiku. Dibukanya bajuku dan puting dadakupun dihisapnya. Nikmat sekali rasanya dihisap oleh dua wanita cantik istri orang ini. Seorang di atas yang lainnya di bawah. Sementara Pak Harry tampak menikmati pemandangan ini sambil berusaha membangkitkan kembali senjatanya yang sudah loyo.
Kuangkat baju Santi dan juga BHnya, sehingga buah dadanya menantang di depan wajahku. Langsung kuhisap dan kujilati putingnya. Sementara tanganku yang satu meremas buah dadanya yang lain. Sementara Susan masih mengulum dan menjilati kemaluanku.
Setelah puas bermain dengan kemaluanku, Susan kemudian berdiri. Dia kemudian melepaskan pakaiannya hingga hanya kalung berlian dan hak tingginya saja yang masih melekat di tubuhnya. Buah dadanya besar dan padat menjulang, dengan puting yang kecil berwarna merah muda. Aku terkagum dibuatnya, sehingga kuhentikan kegiatanku menghisapi buah dada Santi. Susan kemudian menghampiriku dan kamipun berciuman kembali dengan bergairah.
“Ayo isap susu ik ” pintanya sambil menyorongkan buah dada sebelah kanannya ke mulutku. Tak perlu dikomando lagi langsung kuterkam buah dadanya yang kenyal itu. Kuremas, kuhisap dan kujilati sepuasnya. Susanpun mengerang kenikmatan.
Setelah itu, dia kembali berdiri dan kemudian berbalik membelakangiku. Diapun jongkok sambil mengarahkan kemaluanku ke dalam vaginanya yang berambut tipis itu. Kamipun bersetubuh dengan tubuhnya duduk di atas kemaluanku menghadap suaminya yang masih berusaha membangunkan perkakasnya kembali. Kutarik tubuhnya agak kebelakang sehingga aku dapat menciumi kembali bibirnya dan wajahnya yang cantik itu.
“Eh.. Eh.. Eh..” dengus Susan setiap kali aku menyodokkan kemaluanku ke dalam vaginanya. Aku terus menyetubuhinya sambil meremas-remas buah dadanya dan sesekali menjilati dan menciumi pundaknya yang mulus.
Sementara itu Santi bersimpuh di ujung sofa sambil meraba-raba buah zakarku, sementara aku sedang menyetubuhi Susan. Terkadang dikeluarkannya kemaluanku dari vagina Susan untuk kemudian dikulumnya. Setelah itu Santi memasukkan kembali kemaluanku ke dalam liang surga Susan.
Setelah beberapa menit, aku berdiri dan kuminta Susan untuk menungging di sofa. Aku ingin menggenjot dia dari belakang. Kusetubuhi dia “doggy-style” sampai kalung berlian dan buah dadanya yang besar bergoyang-goyang menggemaskan. Kadang kukeluarkan kemaluanku dan kusodorkan ke mulut Santi yang dengan lahap menjilati dan mengulumnya. Benar-benar nikmat rasanya menyetubuhi dua wanita cantik ini.
“Ahh.. Yes.. Yes.. Aha.. Aha.. That’s right.. Aha.. Aha..” begitu erangan Susan menahan rasa nikmat yang menjalari tubuhnya. Hal itu menambah suasana erotis di ruangan itu.
Sementara Pak Harry rupanya telah berhasil membangunkan senjatanya. Dihampirinya Santi dan ditariknya menuju sofa yang lain di ruangan itu. Santipun mau tak mau mengikuti kemauannya. Memang sudah perjanjian bahwa aku bisa menikmati istrinya sedangkan Pak Harry bisa menikmati “istriku”.
Sementara itu, aku masih menggenjot Susan secara doggy-style. Sesekali kuremas buah dadanya yang berayun-ayun akibat dorongan tubuhku. Kulihat Pak Harry tampak bernafsu sekali menyetubuhi Santi dengan gaya missionary. Tak beberapa lama kudengar erangan Pak Harry. Rupanya dia sudah mencapai orgasme yang kedua kalinya.
Santipun tampak kembali pergi meninggalkan ruangan. Sementara aku masih menyetubuhi Susan dari belakang sambil berkacak pinggang. Setelah itu kubalikkan badannya dan kusetubuhi dia lagi, kali ini dari depan. Sesekali kuciumi wajah dan buah dadanya, sambil terus kugenjot vaginanya yang sempit itu.
“Ohh.. Aha.. Aha.. Ohh god.. I love your big cock..” Susan terus meracau kenikmatan.
Tak lamapun tubuhnya mengejang dan dia menjerit melepaskan segala beban birahinya. Akupun sudah hampir orgasme. Aku berdiri di depannya dan kusuruh dia menghisap kemaluanku kembali. Sementara, aku lirik ke arah Pak Harry, dia sedang memperhatikan istrinya mengulumi kemaluanku. Kuremas rambut Susan dengan tangan kiriku, dan aku berkacak pinggang dengan tangan kananku.
Tak lama akupun menyemburkan cairan ejakulasiku ke mulut Susan. Diapun menelan spermaku itu, walaupun sebagian menetes mengenai kalung berliannya. Diapun menjilati bersih kemaluanku.
“Thanks Robert.. I really enjoyed it” katanya sambil membersihkan bekas spermaku di dadanya.
“No problem Susan.. I enjoyed it too.. Very much” balasku.
Setelah itu, kamipun kembali mengobrol beberapa saat sambil menikmati desert yang disediakan. Kamipun berjanji untuk melakukannya lagi dalam waktu dekat.
Dalam perjalanan pulang, Santi tampak kesal. Dia diam saja di dalam mobil. Akupun tidak begitu menghiraukannya karena aku sangat puas dengan pengalamanku tadi. Akupun bersenandung kecil mengikuti alunan suara Al Jarreau di tape mobilku.
“We’re in this love together..”
“Kenapa sih sayang?” tanyaku ketika kami telah sampai di depan rumahnya.
“Pokoknya Santi nggak mau lagi deh” katanya.
“Habis Santi nggak suka sama Pak Harry. Udah gitu mainnya cepet banget. Santi nanggung nih.”
Akupun tertawa geli mendengarnya.
“Kok ketawa sih Pak Robert.. Ayo.. Tolongin Santi dong.. Santi belum puas.. Tadi Santi horny banget lihat bapak sama Susan make love” rengeknya.
“Wah sudah malam nih.. Besok aja ya.. Lagian saya ada janji sama orang”.
“Ah.. Pak Robert jahat..” kata Santi merengut manja.
“Besok khan masih ada sayang” hiburku.
“Tapi janji besok datang ya..” rengeknya lagi saat keluar dari mobilku.
“OK so pasti deh.. Bye”
Sebenarnya aku tidak ada janji dengan siapa-siapa lagi malam itu. Hanya saja aku segan memakai Santi setelah dia disetubuhi Pak Harry tadi. Setidak-tidaknya dia harus bersih-bersih dulu.. He.. He.. Mungkin besok pagi saja aku akan menikmatinya kembali, karena Pak Arief toh masih beberapa hari lagi di luar negeri.
Kukebut mobilku mengarungi jalan tol di dalam kota. Semoga saja aku masih dapat melihat film bagus tayangan HBO di TV nanti.
enak ni
Didi dan Tante
Didi mengenal seks pada usia 18 tahun ketika masih sekolah. Waktu itu karena Didi yang bandel dikampungnya maka ia dikirim kesekolah yang ada Pondok Pesantrennya di Jawa barat, Didi lalu dititipkan pada keluarga teman baik ayahnya, seorang Kiayi Fuad begitu Didi memanggilnya ia adalah seorang yang cukup berpengaruh, pak Kiayi mengelola pesantren itu sendiri yang lumayan besar. Anak-anak mereka, Halmi dan Julia yang seusia Didi kini ada di Mesir sejak mereka masih berumur 12 tahun. Sedangkan yang sulung, Irfan kuliah di Pakistan. Istri Kiayi Fuad sendiri adalah seorang pengajar disekolah dasar negeri disebuah kecamatan Didi memanggilnya Nyai Fifi, wanita itu berwajah manis dan berumur 40 tahun dengan perawakan yang bongsor dan seksi khas ibu-ibu istri pejabat. Sejak tinggal di rumah Kiayi Fuad iDidi seringkali ditugasi mengantar Nyai Fifi, meskipun hanya untuk pergi ke balai desa atau pergi kota Kabupaten.
Meski keluarga Kiayi Fuad cukup kaya raya dan terpandang namun tampaknya hubungan antara dia dan istrinya tak begitu harmonis. Didi sering mendengar pertengkaran-pertengkaran diantara mereka di dalam kamar tidur Kiayi Fuad, seringkali saat Didi menonton televisi terdengar teriakan mereka dari ruang tengah. Sedikitpun Didi tak mau peduli atas hal itu, toh ini bukan urusannya, lagi pula Didi kan bukan anggota keluarga mereka. Biasanya mereka bertengkar malam hari saat penghuni rumah yang lain telah terlelap tidur, dan Belakangan bahkan terdengar kabar kalau Kiayi Fuad ada mempunyai wanita lain sebagai isteri simpanan. ?Ah untuk apa aku memikirkannya? bisik hati Didi. Biar saja Kiayi Fuad berpoligami yang penting aku dapat beronani sambil membayangkan tubuh bahenol Nyai Fifi, dan sekali kali ingin juga aku menyetubuhi isterinya pak Kiayi Fuad yang cantik itu?.busyeeeet pikiran kotor ku mulai kambuh lagi, Aah masa bodoh emang aku pikirin he heeeeee.
Suatu hari di bulan Oktober, Bi Tinah, seorang pembantu dan Mang Darta penjaga pesantren juga pulang kampung mengambil jatah liburan mereka bersamaan saat Lebaran. Sementara Kiayi Fuad pergi berlibur ke Mesir sambil menjenguk kedua anaknya di sana. Nyai Fifi masih sibuk menangani tugas tugas sekolahan yang mana para muridnya hendak menghadapi ujian, Nyai Fifi lebih sering terlambat pulang, hingga di rumah itu tinggal Didi sendiri. Perasaan Didi begitu merdeka, tak ada yang mengawasi atau melarangnya untuk berbuat apa saja di rumah besar disamping pesantren. Mereka meminta Didi menunda jadwal pulang kampung yang sudah jauh hari direncanakan, dan Didi mengiyakan saja, toh mereka semua baik dan ramah padanya. Malam itu Didi duduk di depan televisi, namun tak satupun acara TV itu menarik perhatiannya. Didi termenung sejenak memikirkan apa yang akan diperbuatnya, sudah tiga hari tiga malam sejak keberangkatan Kiayi Fuad ke Mesir, Nyai Fifi tak tampak pulang ke rumah hingga sore hari. Maklumlah ia harus bolak balik ke kabupaten mengurus soal ujian sekolah dikantor Dinas pendidikan., jadi tak heran kalau mungkin saja hari ini ia ada di kota kabupaten, Saat sedang melamun Didi melirik ke arah lemari besar di samping pesawat TV layar lebar itu. Matanya tertuju pada rak piringan VCD yang ada di sana. Dan dalam hati Didi penuh dengan tanda Tanya?dalam hati Didi berbisik Segera kubuka sajalah mana tahu ada film bagus untuk ditonton, sambil memilih film-film bagus yang ada disitu yang paling membuat aku menelan ludah adalah sebuah film dengan cover depannya ada gambar wanita telanjang. Tak kulihat lama lagi pasti dari judulnya aku sudah tahu langsung kupasang dan.., ?wow!? batinku kaget begitu melihat adegannya yang membangkitkan nafsu. Seorang lelaki berwajah Arab sedang menggauli dua perempuan sekaligus dengan beragam gaya.
Sesaat kemudian aku sudah larut dalam film itu. Penisku sudah sejak tadi mengeras seperti kayu, malah saking kerasnya terasa sakit, aku sejenak melepas celana panjang dan celana dalam yang kukenakan dan menggantinya dengan celana pendek yang longgar tanpa CD. Aku duduk di sofa panjang depan TV dan kembali menikmati adegan demi adegan yang semakin membuatku gila. Malah tanganku sendiri meremas-remas batang kemaluanku yang semakin tegang dan keras. Tampak penis besarku yang panjang sampai menyembul ke atas melewati pinggang celana pendek yang kupakai. Cairan kentalpun sudah terasa akan mengalir dari sana.
Tapi belum lagi lima belas menit, karena terlalu asyik aku akan sampai tak menyangka Nyai Fifi isteri Kiayi Fuad sudah berada di luar ruang depan sambil menekan bel. Ah, aku lupa menutup pintu gerbang depan hingga Nyai Fifi bisa sampai di situ tanpa sepengetahuanku, untung pintu depan terkunci. Aku masih punya kesempatan mematikan power off VCD Player itu, dan tentunya sedikit mengatur nafas yang masih tegang ini agar sedikit lega. Aku tidak menyangka Nyai Fifi yang seorang guru dan isteri seorang Kiayi punya koleksi VCD porno atau VCD itu hasil rampasan dari tangan para santri santri yang Bengal yang kedapatan menyelundupkan VCD porno tsb kedalam pondok pesantren. Karena rata rata para santri yang ada dipondok pesantren itu adalah para korban Narkoba. Seketika timbul penyakit bengal ku, karena kenakalanku sewaktu dikampung aku ketahuan mengintip isteri tetangga yang sedang mandi sebab kenakalan itu aku dititipkan oleh ayahku pada keluarga Kiayi Fuad di Tasikmalaya dikota kecil didaerah jawa barat, semantara asal ku dari pulau Sumatera. Dan aku sering memangil isteri pak Kiayi itu dengan sebutan tante Fifi dan terkadang juga kupanggil perempuan cantik itu dengan panggilann Nyai Fifi karena dia adalah isteri seorang Kiayi terpandang dan sangat kayak arena memiliki berhektar hektar sawah dan kebun buah buahan.
?Kamu belum tidur, Di??, sapanya begitu kubuka pintu depan.?Belum, Nyai?, hidungku mencium bau khas parfum Tante Fifi yang elegan.?Udah makan??.?Hmm.., belum sih, tante sudah makan??, aku mencoba balik bertanya.?Belum juga tuh, tapi tante barusan dari rumah teman, trus di jalan baru mikirin makan, so tante pesan dua kotak nasi goreng, kamu mau??.?Mau dong tante, tapi mana paketnya, belum datang kan??.?Tuh kan, kamu pasti lagi asyik di kamar makanya nggak dengerin kalau pengantar makanannya datang sedikit lebih awal dari tante?.?oo?, jawabku bego.
Nyai Fifi berlalu masuk kamar, kuperhatikan ia dari belakang. Uhh, bodinya betul-betul bikin deg-degan, atau mungkin karena aku baru saja nonton BF yah?Ayo, kita makan..?, ajaknya kemudian, tiba-tiba ia muncul dari kamarnya sudah berganti pakaian dengan sebuah daster bermotif bunga bunga yang longgar tanpa lengan dan berdada rendah. Mungkin Nyai Fifi merasa kegerahan setelah memakai baju panjang dan rambutnya selalu tertutup ****** seharian. Penampilan khas perempuan cantik itu sebagai isterinya pak Kiayi, bila ia berada diluar rumah mesti memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya. Walaupun sekujur tubuhnya tertutup baju panjang dan ****** masih nampak seksi dan anggun, malam itu benar benar membuatku jadi terpana saat?.dan bergairah ingin memeluk tubuhnya.
?Ya ampun Nyai Fifi?, batinku berteriak tak percaya, baru kali ini aku memperhatikan wanita itu dalam keadaan tidak memakai ****** dan baju panjangnya. Kulitnya putih bersih, dengan betis yang woow, berbulu menantang pastilah perempuan cantik ini punya nafsu seksual yang liar, itu kata temanku yang pengalaman seksnya tinggi. Buah dadanya tampak menyembul dari balik gaun tidur itu, apalagi saat ia melangkah di sampingku, samar-samar dari sudut mataku terlihat indah payudaranya yang putih lembut.?Uh.., apa ini gara-gara film itu??, batinku lagi. Khayalanku mulai kurang ajar, atau selama ini aku melihat Nyai Fifi selalu memakai jubah panjang dan ber****** jadi aku tidak tahu bentuk tubuhnya yang sebenarnya, seketika aku memasukkan bayangan Nyai Fifi ke dalam adegan film tadi.?Hmm..?, Tak sadar mulutku mengeluarkan suara itu.?Ada apa, Di??, isteri pak Kiayi itu memandangku dengan alis berkerut.?Nngg.., nggak apa-apa Nyai..?, Aku jadi sedikit gugup. Oh wajahnya, kenapa baru sekarang aku melihatnya begitu cantik??Eh.., kamu ngelamun yah, ngelamunin siapa sih? Pacar??, tanyanya.?Nggak ah tante?, dadaku berdesir sesaat pandangan mataku tertuju pada belahan dadanya. Wow serasa hendak jebol celana yang kupakai oleh desakan penisku yang memberontak tegang.?Oh My god, gimana rasanya kalau tanganku sampai mendarat di permukaan buah dadanya, mengelus, merasakan kelembutan payudara itu, oohh?, lamunan itu terus merayap melambung tinggi.?Heh, ayo.., makanmu lho, Di?.?Ba.., bbaik Nyai?, jelas sekali aku tampak gugup.?Nggak biasanya kamu kayak gini, Di. Mau cerita nggak sama tante Fifi?.Oh my god, dia mau aku ceritakan apa yang aku lamunkan? Susumu itu Nyai, susumu yang tergantung indah aku remas remas ya bisik hatiku, aku mulai berfikir bagaimana bisa menyetubuhi isteri Kiayi Fuad yang montok dan cantik ini.
Pelan-pelan sambil terus melamun sesekali berbicara padanya, akhirnya makananku habis juga. Aku kembali ke kamar dan langsung menghempaskan badanku ke tempat tidur. Masih belum lepas juga bayangan tubuh Nyai Fifi. ?Gila! Gila! Kenapa perempuan paruh baya itu membuatku gila?, pikirku tak habis habisnya. Umurnya terpaut sangat jauh denganku, aku baru 18 tahun.., dua puluh lima tahun dibawahnya. Ah, mengapa harus kupikirkan, persetan ah yang penting bagaimana caranya aku dapat menikmati tubuh montoknya.
Aku melangkah ke kamarku dan berbaring ditempat tidur, mencoba melupakanya, Tapi mendadak pintu kamarku diketuk dari luar.?Di.., Didi.., ini Tante Fi?, terdengar suara tante Fifi yang seksi itu memanggil.?Ah..?, aku beranjak bangun dari ranjang dan membukakan pintu, ?Ada apa, tante??.?Kamu bisa buatin tante kopi??.?oo.., bisa tante?.?Tahu selera tante toh??Iya tante, biasanya juga saya lihat Bi Tinah?, jawabku singkat dan langsung menuju ke dapur.?Tante tunggu di ruang tengah ya, Di?.?Baik, tante?.?Didi..??Ya.., tante?.?Kamu kalau habis pasang film seperti ini lain kali masukin lagi ke tempatnya yah?.?mm.., ma.., ma.., maaf tante..? aku tergagap, apalagi melihat Tante Fifi isteri pak kiayi itu yang berbicara tanpa melihat ke arahku. Benar-benar aku merasa seperti maling yang tertangkap basah.?Di..?, Tante Fifi memanggil dan kali ini ia memandangi, aku menundukkan muka, tak kubayangkan lagi kemolekan tubuh istri Kiayi Fuad itu. Aku benar-benar takut bercampur dengan nafsu.?Tante nggak bermaksud marah lho, di..?, byarr hatiku lega lagi.?Sekarang kalau kamu mau nonton, ya sudah sama-sama aja di sini, toh sudah waktunya kamu belajar tentang ini, biar nggak kuper?, ajaknya.?Woow..?, kepalaku secepat kilat kembali membayangkan tubuhnya. Aku duduk di sofa sebelah tempatnya. Mataku lebih sering melirik tubuh Tante Fifi daripada film itu.?Kamu kan sudah 18 tahun, Di. Ya nggak ada salahnya kalau nonton beginian. Lagipula tante kan nggak biasa lho nonton yang beginian sendiri..?. Tak kusangka ucapan isteri Kiayi Fuad begitu terang terangan, padahal Nyai Fifi adalah seorang pendidik alias guru apakah karena dunia ini sudah semakin tua, atau isteri Kiayi itu yang nampaknya alim namun sesungguhnya memiliki nafsu syahwat besar yang tak tersalurkan.Apa kalimat itu berarti undangan? Atau kupingku yang salah dengar? Oh my god Tante Fifi mengangkat sebelah tangannya dan menyandarkan lengannya di sofa itu. Dari celah gaun di bawah ketiaknya terlihat jelas bukit payudaranya yang masih seger dan bentuknya indah. Ukurannya benar-benar membuatku menelan ludah Wooow. Posisi duduknya berubah, kakinya disilangkan hingga daster itu sedikit tersingkap. Yeah, betis indah dengan bulu-bulu halus, Hmm? Wanita 40-an itu benar-benar menantang, wajah dan tubuhnya mirip sekali dengan Marisa Haque, hanya Tante Fifi kelihatan sedikit lebih muda, bibirnya lebih sensual dan hidungnya lebih mancung. Aku tak mengerti kenapa perempuan paruhbaya ini begitu tampak mempesona di mataku. Tapi mungkinkah..? Tidak, dia adalah istri seorang Kiayi yang terpandang, orang yang belakangan ini sangat memperhatikanku. Aku di sini untuk belajar.., atas biaya mereka.., ah persetan!
Tante Fifi mendadak memindahkan acara TVRI ke sebuah TV swasta.?Lho.. kok??.?Ah tante bosan ngeliatin acara di TV itu terus, ..?.?Tapi kan..?.?Sudah kalau mau kamu mau nonton yang lain nonton aja sendiri di kamar..?, wajahnya masih biasa saja.?Eh, ngomong-ngomong, kamu sudah hampir setahun di sini yah??.?Iya tante..?.?Sudah punya pacar??, ia beranjak meminum kopi yang kubuatkan untuknya.?Belum?, mataku melirik ke arah belahan daster itu, tampaknya ada celah yang cukup untuk melihat payudara besarnya. Tak sadar penisku mulai berdiri.?Kamu nggak nyari gitu??, ia mulai melirik sesekali ke arahku sambil tersenyum.?Alamaak, senyumnya.., oh singkapan daster bagian bawah itu, uh Tante Fifi.., pahamu?, teriak batinku saat tangannya tanpa sengaja menyingkap belahan gaun di bagian bawah itu. Sengaja atau tidak sih?
?Eeh Di.kamu ngeliatin apaan sih??.Blarr.., mungkin ia tahu kalau aku sedang berkonsentrasi memandang satu persatu bagian tubuhnya, ?Nnggak kok tante nggak ngeliat apa-apa?.?Lho mata kamu kayaknya mandangin tante terus? Apa ada yang salah sama tante, Di??, ya ampun dia tahu kalau aku sedang asyik memandanginya.?Eh.., mm.., anu tante.., aa.., aanu.., tante.., tante?, kerongkonganku seperti tercekat.?Anu apa.., ah kamu ini ada-ada saja, kenapa..?, matanya semakin terarah pada selangkanganku, ******* aku lupa pakai celana dalam. Pantas Tante Fifi tahu kalau penisku tegang.?Ta.., ta.., tante cantik sekali..?, aku tak dapat lagi mengontrol kata-kataku. Dan astaga, bukannya marah, Tante Fifi malah mendekati aku.?Apa.., tante nggak salah dengar??, katanya setengah berbisik.?Bener kok tante..?.?Tante yang seumur ini kamu bilang cantik, ah bisa aja. Atau kamu mau sesuatu dari tante?? ia memegang pundakku, terasa begitu hangat dan duh gusti buah dada yang sejak tadi kuperhatihan itu kini hanya beberapa sentimeter saja dari wajahku. Apa aku akan dapat menyentuhnya, come on man! Dia istri pemilik pondok pesantren ini batinku berkata?Aah persetan.
Tangannya masih berada di pundakku sebelah kiri, aku masih tak bergeming. Tertunduk malu tanpa bisa mengendalikan pikiranku yang berkecamuk. Harum semerbak parfumnya semakin menggoda nafsuku untuk segera berbuat sesuatu. Kuberanikan mataku melirik lebih jelas ke arah belahan kain daster berbunga itu. Wow.., sepintas kulihat bukit di selangkangannya yang ahh, kembali aku menelan ludah.
?Kamu belum jawab pertanyaan tante lho, Di. Atau kamu mau tante jawab sendiri pertanyaan ini??.?Nggak kok Nyai, ss.., ss.., saya jujur kalau tante memang cantik, eh.., mm.., dan menarik?. Terus apa lagi ayo bilang..?aaaku mau pegang susu Nyai. Kuberanikan diriku sambil menatap kedua bola matanya yang indah itu.?Kamu belum pernah kenal cewek yah?.?Belum, tante?.?Kalau tante kasih pelajaran gimana??.Ini dia yang aku tunggu, ah persetan walau dia ini isteri Kiayi Fuad sahabat ayahku aku tak perduli. Anggap saja ini pelajaranku dari Tante Fifi. Dan juga.., oh aku ingin segera merasakan tubuh wanita cantik ini.?Maksud tante.., apa??, lanjutku bertanya, pandangan kami bertemu sejenak namun aku segera mengalihkan.?Kamu kan belum pernah pacaran nih, gimana kalau kamu tante ajarin caranya menikmati wanita..?.?Ta.., tapi tante?, aku masih ragu.?Kamu takut sama pak Kiayi suamiku? Tenang.., yang ada di rumah ini cuman kita, lho?.?Wow hebat?, teriakku dalam hati. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Batinku terus berteriak tapi badanku seperti tak dapat kugerakkan. Beberapa saat kami berdua terdiam.?Coba sini tangan kamu?, aku memberikan tanganku padanya, my goodness tangan lembut itu menyentuh telapak tanganku yang kasarnya minta ampun.?Rupanya kamu memang belum pernah nyentuh perempuan, Di. Tante tahu kamu baru beranjak remaja dan tante ngerti tentang itu?, ia berkata begitu sambil mengelus punggung tanganku, aku merinding dibuatnya, sementara di bawah penisku yang sejak tadi sudah tegang itu mulai mengeluarkan cairan hingga menampakkan titik basah tepat di permukaan celana pendek itu.?Tante ngerti kamu terangsang melihat tetek ini, dan tante perhatiin belakangan ini kamu sering diam-diam memandangi tubuh tante, benar kan??, ia seperti menyergapku dalam sebuah perangkap, tangannya terus mengelus punggung telapak tanganku. Aku benar-benar merasa seperti maling yang tertangkap basah, tak sepatah kata lagi yang bisa kuucapkan.?Kamu kepingin pegang dada tante kan??. Daarr! Dadaku seperti pecah.., mukaku mulai memerah. Aku sampai lupa di bawah sana adik kecilku mulai melembek turun. Dengan segala sisa tenaga aku beranikan diri membalas pandangannya, memaksa diriku mengikuti senyum Nyai Fifi isteri pak Kiayi itu, Dan.., astaga.., perempuan cantik ini menuntun telapak tanganku ke arah payudaranya yang menggelembung besar itu. Oooh lembutnya.?Ta.., ta.., tante.., oohh?, suara itu keluar begitu saja dari bibirku, dan Tante Fifi hanya melihat tingkahku sambil tersenyum. Adikku bangun lagi dan langsung seperti ingin meloncat keluar dari celana dalamku. Istri pak Kiayi itu melotot ke arah selangkanganku.?Waawww.., besar sekali punya kamu Di??, serunya lalu secepat kilat tangannya menggenggam kemaluanku kemudian mengelus-elusnya. Secara reflek tanganku yang tadinya malu-malu dan terlebih dulu berada di permukaan buah dadanya bergerak meremas dengan sangat kuat sampai menimbulkan desah dari mulutnya. Aaagghhh?enaaaak, isep Di?.Ooooooooh?aahh.., mm remas sayang oohh??.teruuuuuuuus Di.
Masih tak percaya akan semua itu, aku membalikkan badan ke arahnya dan mulai menggerakkan tangan kiriku. Aku semakin berani, kupandangi wajah istri pak Kiayi itu dengan seksama.?Teruskan, Di.., buka baju tante?, perempuan itu mengangguk pelan. Matanya berbinar saat melihat kemaluanku tersembul dari celah celana pendek itu. Kancing dasternya kulepas satu persatu, bagian dadanya terbuka lebar. Masih dengan tangan gemetar aku meraih kedua buah dadanya yang putih itu. Perlahan-lahan aku mulai meremasnya dengan lembut, kedua telapak tanganku kususupkan melewati dasternya.?mm.., tante..?, aku menggumam merasakan kelembutan buah dada besar Tante Fifi yang selama sebulan terakhir ini hanya jadi impianku saja. Jari jemariku terasa begitu nyaman, membelai lembut daging kenyal itu, aku memilin puting susunya yang begitu lembutnya.
Akupun semakin berani, Dasternya kutarik ke atas dan woowww.., kedua buah dada itu membuat mataku benar-benar jelalatan.?Mm.., kamu sudah mulai pintar, Di. Tante mau kamu ..?, Belum lagi kalimat Tante Fifi habis aku sudah mengarahkan mulutku ke puncak bukit kembarnya dan ?crupp..?, sedotanku langsung terdengar begitu bibirku mendarat di permukaan puting susunya. ?Aahh.., Didi, oohh.., sedoot teruus aahh?, tangannya semakin mengeraskan genggamannya pada batang penisku, celana pendek ku sejak tadi dipelorotnya ke bawah. Sesekali kulirik ke atas sambil terus menikmati puting buah dadanya satu persatu, Tante Fifi tampak tenang sambil tersenyum melihat tingkahku yang seperti monyet kecil menetek pada induknya. Jelas isteri pak Kiayi itu sudah berpengalaman sekali. Batang penisku tak lagi hanya diremasnya, ia mulai mengocok-ngocoknya. Sebelah lagi tangannya menekan-nekan kepalaku ke arah dadanya.
?Buka pakaian dulu, Di? ia menarik baju kaos yang kukenakan, aku melepas gigitanku pada puting buah dadanya, lalu celanaku di lepaskannya. Ia sejenak berdiri dan melepas gaun dasternya, kini aku dapat melihat tubuh Nyai Fifi yang bahenol itu dengan jelas. Buah dada besar itu bergelantungan sangat menantang. Dan bukit di antara kedua pangkal pahanya masih tertutup celana dalam putih, bulu-bulu halus tampak merambat keluar dari arah selangkangan itu. Dengan agresif tanganku menjamah CD-nya, langsung kutarik sampai lepas.
?Eeeiit.., ponakan tante sudah mulai nakal yah?, katanya genit semakin membangkitkan nafsuku.?Saya nggak tahan ngeliat tubuh tante?, dengusanku masih terdengar semakin keras.?Kita lakukan di kamar yuk..?, ajaknya sambil menarik tanganku yang tadinya sudah mendarat di permukaan selangkangannya.?Shitt!? makiku dalam hati, baru saja aku mau merasakan lembutnya bukit di selangkangannya yang mulai basah itu.
Isteri pak Kiayi itu langsung merebahkan badan di tempat tidur. Tapi mataku sejenak tertuju pada foto pak Kiayi yang pakai sorban dengan baju kokonya.?Ta.., tapi tante??Tapi apa, ah kamu, Di? Tante Fifi melotot.?Tante kan istri pak Kiayi?.?Yang bilang tante istri kamu siapa??, aku sedikit kendor mendengarnya.?Saya takut tante, malu sama pak Kiayi?.?Emangnya di sini ada kamera yang bisa dilihat dari Mesir sana? Didi, Didi.., Kamu nggak usah sebut nama pak Kiayi itu lagi deh!?, intonasi suaranya meninggi, mungkin Nyai yang cantik ini sudah sangat benci kepada suaminya yang mempunyai isteri lagi, perempuan cantik ini memang dimadu oleh pak Kiayi sampai sampai rasa benci terhadap suaminya ia lampiaskan dengan jalan menggiring gairah nafsuku untuk menyetubuhinya.?Trus gimana dong tante??, aku tambah tak mengerti.?Sudahlah Di, kamu lakukan saja, kamu sudah lama kan menginginkan memegang payudara tante?? aku tak bisa menjawab, sementara mataku kembali memandang selangkangan Tante Fifi yang kini terbuka lebar. Hmm, persetan dari mana dia tahu aku sudah menantikan ini, itu urusan belakang.
Aku langsung menindihnya, dadaku menempel pada kedua buah payudara itu, kelembutan buah dada yang dulunya hanya ada dalam khayalanku saat beronanii sekarang menempel ketat di dadaku. Bibir kamipun kini bertemu, Nyai Fifi menyedot lidahku dengan lembut. Uhh, nikmatnya, tanganku menyusup di antara dada kami, meraba-raba dan meremas kedua belahan susunya yang besar itu?.Aggggh Di kamu anak yang pintar teruuuus Di.
?mm.., oohh.., Nyai.., aahh?, kegelian bercampur nikmat saat Tante Fifi memadukan kecupannya di leherku sambil menggesekkan selangkangannya yang basah itu pada penisku.?Kamu mau sedot susu tante lagi??, tangannya meremas sendiri buah dada itu, aku tak menjawabnya, bibirku merayap ke arah dadanya, bertumpu pada tangan yang kutekuk sambil berusaha meraih susunya dengan bibirku. Lidahku mulai bekerja dengan liar menjelajahi bukit kenyal itu senti demi senti.?Hmm.., pintar kamu Di, oohh..? Desahan isteri pak Kiayi mulai terdengar, meski serak-serak tertahan nikmatnya jilatanku pada putingnya yang lancip.?Sekarang kamu ke bawah lagi sayang..?. Aku yang sudah terbawa nafsu berat itu menurut saja, lidahku merambat cepat ke arah pahanya, Tante Fifi membukanya lebar dan semerbak aroma selangkangannya semakin mengundang birahiku, aku jadi semakin gila. Kusibak bulu-bulu halus dan lebat yang menutupi daerah vaginanya. Uhh, liang vagina itu tampak sudah becek dan sepertinya berdenyut, aku ingat apa yang harus kulakukan, tak percuma aku sering diam-diam nonton VCD porno sewaktu di Sumatera Lidahku menjulur lalu menjilati vagina isteri pak Kiayi itu?.Aggggggh ampuuuuuun, ?Ooouuhh.., kamu cepat sekali belajar, Di. Hmm, enaknya jilatan lidah kamu.., oohh ini sayang?, ia menunjuk sebuah daging yang mirip biji kacang di bagian atas kemaluannya, aku menyedotnya keras, lidah dan bibirku mengaduk-aduk isi liang vaginanya.?oohh, yaahh.., enaak, Di, pintar kamu Di.., oohh?, Tante Fifi mulai menjerit kecil merasakan sedotanku pada biji kacangnya yang belakangan kutahu bernama clitoris.
Ada sekitar tujuh menit lebih aku bermain di daerah itu sampai kurasakan tiba-tiba ia menjepit kepalaku dengan keras di antara pangkal pahanya, aku hampir-hampir tak dapat bernafas.?Aahh.., tante nggak kuaat aahh, Didii?, teriaknya panjang seiring tubuhnya yang menegang, tangannya meremas sendiri kedua buah dadanya yang sejak tadi bergoyang-goyang, dari liang vaginanya mengucur cairan kental yang langsung bercampur air liur dalam mulutku.?Uff.., Di, kamu pintar bener. Sering ******* yah?? ia memandangku dengan genit.?Makasih Di, selama ini tante nggak pernah mengalaminya.., makasih sayang. Sekarang beri tante kesempatan istirahat sebentar saja?, ia lalu mengecupku dan beranjak ke arah kamar mandi.
Aku tak tahu harus melakukan apa, senjataku masih tegang dan keras, hanya sempat mendapat sentuhan tangan Tante Fifi. Batinku makin tak sabar ingin cepat menumpahkan air maniku ke dalam vaginanya. Masih jelas bayangan tubuh telanjang isteri pak Kiayi itu beberapa menit yang lalu.., ahh aku meloncat bangun dan menuju ke kamar mandi. Kulihat perempuan paruhbaya yang cantik itu sedang mengguyur tubuhnya dengan air?Tante..?. mau saya entot sekarang ??Hmm, kamu sudah nggak sabar ya?? ia mengambil handuk dan mendekatiku. Tangannya langsung meraih batang penisku yang masih tegang.?Woowww.., tante baru sadar kalau kamu punya segede ini, Di.., oohhmm?, ia berjongkok di hadapanku. Aku menyandarkan tubuh di dinding kamar mandi itu dan secepat kilat Nyai Fifi memasukkan penisku ke mulutnya.
?Ohh.., nikmat Tante Fifi oohh.., oohh.., ahh?, geli bercampur nikmat membuatku seperti melayang. Baru kali ini punyaku masuk ke dalam mulut perempuan, ternyata.., ahh.., lezatnya setengah mati. Penisku tampak semakin tegang, mulut mungil Tante Fifi hampir tak dapat lagi menampungnya. Sementara tanganku ikut bergerak meremas-remas payudaranya.?uuhh.. punya kamu ini lho, Di.., tante jadi nafsu lagi nih, yuk kita lanjutin lagi?, tangannya menarikku kembali ke tempat tidur, Tante Fifi seperti melihat sesuatu yang begitu menakjubkan. Perempuan setengah baya itu langsung merebahkan diri dan membuka kedua pahanya ke arah berlawanan, mataku lagi-lagi melotot ke arah belahan vaginanya. mm.., kusempatkan menjilatinya semenit lalu dengan tergesa-gesa aku tindih tubuhnya.?Heh.., sabar dong, Di. Kalau kamu gelagapan gini bisa cepat keluar nantinya?.?Keluar apa, Tante??.?Nanti kamu tahu sendiri, deh? tangannya meraih penisku di antara pahanya, kakinya ditekuk hingga badanku terjepit diantaranya. Pelan sekali ibu jari dan telunjuknya menempelkan kepala penisku di bibir kemaluannya.
?Sekarang kamu tekan pelan-pelan sayang.., Ahhooww, yang pelan sayang oh punya kamu segede kuda tahu!?, liriknya genit saat merasakan penisku yang baru setengah masuk itu.?Begini tante??, dengan hati-hati kugerakkan lagi, pelan sekali, rasanya seperti memasuki lubang yang sangat sempit.?Tarik dulu sedikit, Di.., yah tekan lagi. Pelan-pelan.., yaahh masuk sayang oohh besarnya punya kamu.., oohh?. Oooh enaaak Di, Aaaagggh panjangnya punya kamu sampai mentok kedasar Di.?Tante suka??. ?Nyai aku entot ya ?…Gimana Nyai rasanya?.?Suka sayang oohh, sekarang kamu goyangin.., mm.., yak gitu terus tarik, aahh.., pelan sayang vagina tante rasanya.., oouuhh mau robek, mmhh.., yaahh tekan lagi sayang.., oohh.., hhmm.., enaakk.., oohh?.?Kalau sakit bilang saya yah tante??, kusempatkan mengatur gerakan, tampaknya Tante Fifi sudah bisa menikmatinya, matanya terpejam seraya menggigit bibirnya disertai desahan manjanya. Oooh Di setubuhi tante, Agggggh enaaaak Di?punyamu besaaaar.
?Hmm.., oohh..?, Tante Fifi kini mengikuti gerakanku. Pinggulnya seperti berdansa ke kiri kanan. Liang vaginanya bertambah licin saja. Penisku kian lama kian lancar, kupercepat goyanganku hingga terdengar bunyi selangkangannya yang becek bertemu pangkal pahaku. Plak.., plak.., plak.., plak.., aduh nikmatnya perempuan setengah baya ini. Mataku merem melek memandangi wajah keibuan Tante Fifi yang masih saja mengeluarkan senyuman. Nafsuku semakin jalang, gerakanku yang tadinya santai kini tak lagi berirama. Buah dadanya tampak bergoyang ke sana ke mari, mengundang bibirku beraksi.
?oohh sayang kamu buas sekali. hmm.., tante suka yang begini, oohh.., genjot terus mm?.?Uuhh tante nikmat tante.., mm tante cantik sekali oohh..?. Oooh enaknya *******in isteri pak Kiayi. Aku mulai meracau nikmat.?Kamu senang susu tante yah? oohh sedoot teruus susu tantee aahh.., panjang sekali peler kamu oohh, Didii.., aahh?.Jeritannya semakin keras dan panjang, denyutan vaginanya semakin terasa menjepit batang penisku yang semakin terasa keras dan tegang.?Di..??, dengusannya turun naik.?Yah uuhh ada apa tante..?.?Kamu bener-bener hebat sayang.., oowww.., uuhh.., tan.., tante.., mau keluar hampiirr.., aahh..?, gerakan pinggulnya yang liar itu semakin tak karuan, tak terasa sudah lima belas menit kami berkutat.?oohh memang enaak Nyai, oohh.., Tante Fifi. Tante Fifi, oohh.., tante, oohh.., nikmat sekali tante memekmu, oohh..? aku bahkan tak mengerti apa maksud kata ?keluar? itu. Aku hanya peduli pada diriku, kenikmatan yang baru pertama kali kurasakan seumur hidup. Tak kuhiraukan tubuh isteri pak Kiayi yang menegang keras berkejat kejat, kuku-kuku tangannya mencengkeram punggungku, pahanya menjepit keras pinggangku yang sedang asyik turun naik itu, ?aahh.., Di.., dii.., tante ke..luaarr laagii.., aahh?, vagina Tante Fifi terasa berdenyut keras sekali, seperti memijit batangan penisku dan uuhh ia menggigit pundakku sampai kemerahan. Kepala penisku seperti tersiram cairan hangat di dalam liang rahimnya. ? Agggh Oooh ampuuuun enak Di penis besarmu?. Sesaat kemudian ia lemas lagi. Tak kusangka isteri seorang Kiayi, wanita yang kuanggap alim dan terpelajar saat kusetubuhi bisa menjadi liar bagai penari erotis, tubuhnya meliuk liuk saat mencapai orgasme.
?Tante capek? Maaf tante kalau saya keterlaluan..?.?mm.., nggak begitu Di, yang ini namanya tante orgasme, bukan kamu yang salah kok, justru kamu hebat sekali.., ah, ntar kamu tahu sendiri deh.., kamu tunggu semenit aja yah, uuhh hebat?.Aku tak tahu harus bilang apa, penisku masih menancap di liang kemaluannya.?Kamu peluk tante dong, mm?.?Ahh tante, saya boleh lanjutin nggak sih??.?Boleh, asal kamu jangan goyang dulu, tunggu sampai tante bangkit lagi, sebentaar aja. Mainin susu tante saja ya??.?Baik tante..?.Kau tak sabar ingin cepat-cepat merasakan nikmatnya ?keluar? seperti Tante ya. Ia masih diam saja sambil memandangiku yang sibuk sendiri dengan puting susu itu. Beberapa saat kemudian kurasakan liang vaginanya kembali bereaksi, pinggulnya ia gerakkan.
?Di..?.?Ya tante??.?Sekarang tante mau puasin kamu, kasih tante yang di atas ya, sayang.., mmhh, pintar?.Posisi kami berbalik. Kini isteri pak Kiayi menunggangi tubuhku. Perlahan tangannya kembali menuntun batang penisku yang masih tegang itu memasuki liang kenikmatannya, dan uuhh terasa lebih masuk.
Tante Fifi mulai bergoyang perlahan, payudaranya tampak lebih besar dan semakin menantang dalam posisi ini. Tante Fifi berjongkok di atas pinggangku menaik-turunkan pantatnya, terlihat jelas bagaimana penisku keluar masuk liang vaginanya yang terlihat penuh sesak, sampai bibir kemaluan itu terlihat sangat kencang.?oohh enaak tante.., ooh Tante Fifi.., ooh Nyai.., oo.., hmm, enaak sekali.., oohh..memek enak? kedua buah payudara itu seperti berayun keras mengikuti irama turun naiknya tubuh isteri pak Kiayi itu..?Remees susu tante sayang, oohh.., yaahh.., pintar kamu.., oohh.., tante nggak percaya kamu bisa seperti ini, oohh.., pintar kamu Didi oohh.., ganjal kepalamu dengan bantal ini sayang?, Tante Fifi meraih bantal yang ada di samping kirinya dan memberikannya padaku.?Maksud tante supaya aku bisa.., crup.., crup..?, mulutku menerkam puting panyudaranya.?Yaahh sedot susu tante lagi sayang.., mm.., yak begitu teruus yang kiri sayang oohh?.
Tante Fifi menundukkan badan agar kedua buah dadanya terjangkau mulutku. Decak becek pertemuan pangkal paha kami semakin terdengar seperti tetesan air, liang vaginanya semakin licin saja. Entah sudah berapa puluh cc cairan kelamin isteri pak Kiayi yang meluber membasahi dinding vaginanya. Tiba-tiba aku teringat adegan filn porno yang dulu pernah kulihat, ?yap.., doggie style!? batinku berteriak kegirangan, mendadak aku menahan goyangan Tante Fifi yang tengah asyik.?Huuhh.., oohh ada apa sayang??, nafasnya tersenggal.?Saya mau pakai gaya yang ada di film, tante?.?Gaya yang mana, yah..,??.?Yang dari belakang tante harus nungging?.?Hmm.., tante ngerti.., boleh?, katanya singkat lalu melepaskan gigitan vaginanya pada penisku.?Yang ini maksud kamu?, isteri pak Kiayi itu menungging tepat di depanku yang masih terduduk.?Iya Nyai ini namanya ****** kawin..? Hmm lezatnya, pantat Tante Fifi yang besar itu kuremas remas dan belahan bibir vaginanya yang memerah membuat nafsuku memuncak, aku langsung mengambil posisi dan tanpa permisi lagi menyusupkan penisku dari belakang. Kupegangi pinggangnya, sebelah lagi tanganku meraih buah dada besarnya.?oohh.., ngg..,Agggh yang ini hebaat Di.., oohh, genjot yang keras sayang, oohh.., tambah keras lagi.., uuhh..?.Enak ya Nyai?.aku suka ******* sama Nyai?ayo tante jalang goyangin dong pantatnya. Oooooh Di setubuhi aku sesuka hatimu, tante suka Di. Kata kata kotor Didi membuat isteri pak Kiayi itu kian terangsang hebat ia goyangkan pantatnya mengikuti irama tusukan penis yang menerobos liang vaginanya.
Kepalanya menggeleng keras ke sana ke mari, aku rasa Tante Fifi sedang berusaha menikmati gaya ini dengan semaksimal mungkin. Teriakannyapun makin ngawur.?oohh.., jangan lama-lama lagi sayang tante mau keluar lagi ooh..? aku menghentikan gerakan dan mencabut penisku.?Baik tante sekarang.., mm, coba tante berbaring menghadap ke samping, kita selesaikan dengan gaya ini?.? Kamu sudah mulai pintar sayang mmhh?, Tante Fifi mengecup bibirku.Perintahkupun diturutinya, ia seperti tahu apa yang aku inginkan. Ia menghempaskan badannya kembali dan berbaring menghadap ke samping, sebelah kakinya terangkat dan mengangkang, aku segera menempatkan pinggangku di antaranya. Buah penisku bersiap lagi.?aahh tante.., uuhh.., nikmat sekali, oohh.., Nyai sekarang, oohh.., saya nggak tahan Nyai.., enaak.., oohh?.?Tante juga Didi.., Didi.., Didi sayaangg, oohh.., keluaar samaan sayaang ooh? kami berdua berteriak panjang, badanku terasa bergetar, ada sebentuk energi yang maha dahsyat berjalan cepat melalui tubuhku mengarah ke bawah perut dan, ?Craat.., cratt.., craatt.., cratt?, entah berapa kali penisku menyemburkan cairan kental ke dalam rahim isteri pak Kiayi yang tampak juga mengalami hal yang sama, selangkangan kami saling menggenjot keras. Tangan Tante Fifi meremas sprei dan menariknya keras, bibirnya ia gigit sendiri. Matanya terpejam seperti merasakan sesuatu yang sangat hebat, tubuhnya berkejat kejat isteri pak Kiayi itu mengerang seperti anak kucing.
Beberapa menit setelah itu kami berdua terkapar lemas, Tante Fifi memelukku erat, sesekali ia mencium mesra. Tanganku tampaknya masih senang membelai lembut buah dada Tante Fifi. Kupintir-pintir putingnya yang kini mulai lembek. Mataku memandangi wajah manis perempuan paruh baya itu, meski umurnya sudah berkepala empat namun aku masih sangat bernafsu melihatnya. Wajahnya masih menampakkan kecantikan dan keanggunannya. Meski mulai tampak kerutan kecil di leher wanita itu tapi.., aah, persetan dengan itu semua, Tante Sofi adalah wanita pertama yang memperkenalkan aku pada kenikmatan seksual. Bahkan dibanding Devi, Rani, Shinta dan teman sekelasku yang lain, perempuan paruh baya ini jauh lebih menarik.
?Tante nggak nyangka kamu bisa sekuat ini, Di..?.?Hmm..?.?Betul ini baru yang pertama kali kamu lakukan??.?Iya tante..?.?Nggak pernah sama pacar kamu??.?Nggak punya tante..?.?Yang bener aja ah?.?Iya bener, nggak bohong kok, tante.., tante nggak kapok kan ngajarin saya yang beginian??.?Ya ampuun..? Ia mencubit genit, ?masa sih tante mau ngelepasin kamu yang hebat gini, tahu nggak Di, suami tante nggak ada apa-apanya dibanding kamu..?.?Maksud tante??.?Pak Fuad itu kalau main paling lama tiga menit.., lha kamu? Tante sudah keluar beberapa kali kamu belum juga, apa nggak hebat namanya?.?Ngaak tahu deh tante, mungkin karena baru pertama ini sih..?.?Tapi menurut tante kamu emang punya bakat alam, lho? Buktinya baru pertama begini saja kamu sudah sekuat itu, apalagi kalau sudah pengalaman nanti.., pasti tante kamu bikin KO.., lebih dari yang tadi?.?Terima kasih tante..?.?Untuk??.?Untuk yang tadi..?. karena saya bisa *******in Nyai, saya sudah lama mengkhayali Nyai sambil beronani dan malam ini saya puas sekali bisa menyetubuhi isteri pak Kiayi yang cantik ini he heee.?Tante yang terima kasih sama kamu.., kamu yang pertama membuat tante merasa seperti ini?.?Saya nggak ngerti..?.?Di.., dua puluh tahun lebih sudah usia perkawinan tante dengan Pak Fuad. tak pernah sedetikpun tante menikmati hubungan badan yang sehebat ini. Suami tante adalah tipe lelaki egois yang menyenangkan dirinya saja. Tante benar-benar telah dilecehkannya. Belakangan tante berusaha memberontak, rupanya dia sudah mulai bosan dengan tubuh tante dan seperti rekannya yang lain sesama Kiayi, ia menyimpan beberapa wanita sebagai isteri kedua untuk melampiaskan nafsu seksnya. Tante tahu semua itu dan tante nggak perlu cerita lebih panjang lebar karena pasti kamu sudah sering mendengar pertengkaran tante?, Suaranya mendadak serius, tanganku memeluk tubuhnya yang masih telanjang. Ada sebersit rasa simpati mendengar ceritanya yang polos itu, betapa bodohnya lelaki bernama Kiayi Fuad itu punya Perempuan secantik dan senikmat ini di biarkan merana.
Tante Sofi terpejam begitu tanganku menyentuh permukaan buah dadanya, merayap perlahan menyusuri kelembutan bukit indah itu menuju puncak dan, ? mm a..? aku memintir putingnya yang coklat kemerahan itu. ?Agggh?? telapak tanganku mulai lagi, meremasnya satu persatu, ?Hmm?, dengan sebelah tangannya ia meraih penisku yang mulai tegang, jari telunjuk Tante Sofi mengurut tepat di leher bawah kepala penisku, semakin tegang saja, shitt.., aku nggak bisa bersuara. Aku tak tahan dan beranjak turun dari tempat tidur itu dan langsung berjongkok tepat di depan pahanya di pinggiran tempat tidur, menguak sepasang paha montok dan putih itu ke arah berlawanan.?mmhh.., aahh.., oh nggak,.., uuhh? lidahku langsung mendarat di permukaan segitiga terlarang itu.?sshh yaa.., enakk..?,
Lidahku kian mengganas, kelentit sebesar biji kacang itu sengaja kusentuh.?mm fuuhh.., Tante akan layani kamu sampai kita berdua nggak kuat lagi. Kamu boleh lakukan apa saja. Puaskan diri kamu sayang aahh?, aku tak mempedulikan kata-katanya, lidahku sibuk di daerah selangkangannya.
Malam itu benar-benar surga bagi kami, permainan demi permainan dengan segala macam gaya kami lakukan. Di karpet, sampai sekitar pukul tiga dini hari. Kami sama-sama bernafsu, aku tak ingat lagi berapa kali kami melakukannya. Seingatku disetiap akhir permainan, kami selalu berteriak panjang. Benar-benar malam yang penuh kenikmatan.
Aku terbangun sekitar jam 11 siang, badanku masih terasa sedikit pegal. Tante Fifi sudah tidak ada di sampingku.?Tante..?? pangilku setengah berteriak, tak ada jawaban dari istri pak Kiayi yang semalam suntuk kutiduri itu. Aku beranjak dari tempat tidur dan memasang celana pendek, sprei dan bantal-bantal di atas tempat tidur itu berantakan, di banyak tempat ada bercak-bercak bekas cairan kelamin kami berdua. Aku keluar kamar dan menemukan secarik kertas berisi tulisan tangan Tante Fifi, ternyata ia harus ke tempat kesekolah tempat ia mengajar karena ada yang harus dikerjakan.?Hmm.., padahal kalau main baru bangun tidur pastilah nikmat sekali?, pikiranku ngeres lagi.
Aku kembali ke kamar Tante Fifi yang berantakan oleh kami semalam, lalu dengan cekatan aku melepas semua sprei dan selimut penuh bercak itu. Kumasukkan ke mesin cuci. Tiga puluh menit kemudian kamar dan ruang kerja pak Kiayi kubuat rapi kembali. Siap untuk kami pakai main lagi.?*****..! Aku lupa sekolah.., ampuun gimana nih?, Sejenak aku berpikir dan segera kutelepon Tante Fifi. Selamat pagi?, suara operator.?Ya Pagi.., Bu Fifi ada??.?Dari siap, pak??.?Bilang dari Sonny, anaknya..?.?Oh Mas sonny?.?Huh dasar sok akrab?, umpatku dalam hati.?Saya, Tante. Didi bukan ..?.?Eh kamu sayang.., gimana? mau lagi? Sabar ya, tungguin tante..?.?Bukan begitu tante.., tapi saya jadi telat bangun.., nggak bisa masuk sekolah?.?Oooh gampang.., ntar tante yang telepon Pak Yogi, kepala sekolah kamu itu.., tante bilang kamu sakit yah??.?Nggak ah tante, ntar jadi sakit beneran..?.?Tapi emang benar kan kamu sakit.., sakit.., sakit anu! Nah lo!?.?aah, tante.., tapi bener nih tante tolong sekolah saya di telepon yah??.?Iya.., iya.., eh Di.., kamu kepingin lagi nggak..?.?Tante genit?.?Nggak mau? Awas lho Tante cari orang lain..?.?Ah Tante, ya mau dong.., semalam nikmat yah, tante..?.?Kamu hebat!?.?Tante juga.., nanti pulang jam berapa??.?Tunggu aja.., sudah makan kamu??.?Belum, tante sudah??.?Sudah.., mm, kalau gitu kamu tunggu aja di rumah, tante pesan catering untuk kamu.., biar nanti kamu kuat lagi?.?Tante bisa aja.., makasih tante..?.?Sama-sama, sayang.., sampai nanti ya, daahh?.?Daah, tante?.
Tak sampai sepuluh menit seorang delivery service datang membawa makanan.?Ini dari, Bu Sofi, Mas talong ditandatangan. Payment-nya sudah sama Bu Fifi?.?Makasih, mang..?.?Sama-sama, permisi..?.
Aku langsung membawanya ke dalam dan menyantapnya di depan pesawat TV, sambil melanjutkan nonton film porno, untuk menambah pengalaman. Makanan kiriman Tante Fifi memang semua berprotein tinggi. Aku tahu benar maksudnya. Belum lagi minuman energi yang juga dipesannya untukku. Rupanya istri pak Kiayi itu benar-benar menikmati permainan seks kami semalam, eh aku juga lho.., kan baru pertama. Sambil terus makan dan menyaksikan film itu aku membayangkan tubuh dan wajah Tante Fifi bermain bersamaku. Penisku terasa pegal-pegal dibuatnya. Huh.., aku mematikan TV dan menuju kamarku.?Lebih baik tidur dan menyiapkan tenaga..?, aku bergumam sendiri dalam kamar.Sambil membaca buku pelajaran favorit, aku mencoba melupakan pikiran-pikiran tadi. Lama-kelamaan akupun tertidur. Jam menunjukkan pukul 12.45.
Sore harinya aku terbangun oleh kecupan bibir Tante Fifi yang ternyata sudah ada di sampingku.?Huuaah.., jam berapa sekarang tante??.?Hmm.., jam lima, tante dari tadi juga sudah tidur di sini, sayang kamu tidur terlalu lelap. Tante sempat tidur kurang lebih dua jam sejak tante pulang tadi, gimana, kamu sudah pulih..?.?Sudah dong tante, empat jam lebih tidur masa sih nggak seger..?, kami saling berciuman mesra, ?crup.., crup?, lidah kami bermain di mulutnya.?Eh.., tante mau jajan dulu ah.., sambil minum teh, yuuk di taman. Tadi tante pesan di Dunkin.., ada donat kesukaan kamu?, ia bangun dan ngeloyor keluar kamar.?Uh.., Tante Fifi..?, gumamku pelan melihat bahenolnya tubuh kini terbungkus terusan sutra transparan tanpa lengan. Bayangan CD dan BH-nya tampak jelas.
Aku masih senang bermalas-malasan di tempat tidur itu, pikiranku rasanya tak pernah bisa lepas dari bayangan tubuhnya. Beberapa saat saja penisku sudah tampak tegang dan berdiri, dasar pemula! Sejak sering tegang melihat tubuh Tante Fifi sebulan belakangan ini, aku memang jarang memakai celana dalam ketika di rumah agar penisku bisa lebih leluasa kalau berdiri seperti ini.?Hmm, tante Fifi.., aahh Nyai yang cantik? desahku sambil menggenggam sendiri penisku, aneh.., aku membayangkan orang yang sudah jelas bisa kutiduri saat itu juga, tak tahulah.., rasanya aku gila!
Tanganku mengocok-ngocok sendiri hingga kini penis besar dan panjang itu benar-benar tegak dan tampak perkasa sekali. Aku terus membayangkan bagaimana semalam kepala penis ini menembus dan melesak keluar masuk vagina Tante Fifi. Kutengok ke sana ke mari.?Tante..?, panggilku.?Di dapur, sayang?, sahutnya setengah berteriak, aku bergegas ke situ, kulihat ia sedang menghangatkan donat di microwave. Dan.., uuhh, tubuh yang semalam kunikmati itu, dari arah belakang.., bayangan BH dan celana dalam putih di balik gaun sutranya yang tipis membuatku berkali-kali menelan ludah.?uuhh tante.., sayang?, tak sanggup lagi rasanya aku menahan birahiku, kupeluk ia dari belakang, sendok yang ada di tangannya terjatuh, penisku yang sudah tegang kutempelkan erat di belahan pantatnya.
?Aduuhh.., Didi nakal kamu ah..? ia melirikku dengan pandangan menggoda. Aku semakin berani, tangan kananku meraih buah dada Tante Fifi dari celah gaun di bawah ketiaknya. Lalu tangan kiriku merayap dari arah bawah, paha yang halus putih mulus itu terus ke arah gundukan kemaluannya yang masih berlapis celana dalam. Telunjuk dan jari tengahku langsung menekan, mengusap-usap dan mencubit kecil bibir kemaluannya.
?Ehhmm.., nngg.., aahh.., nakaal, Didi?.?Tante.., tante, saya nggak tahan ngeliat tante.., saya bayangin tubuh tante terus dari tadi pagi? Tangan kiriku menarik ujung celana dalam itu turun, ia mengangkat kakinya satu persatu dan terlepaslah celana dalamnya yang putih. Kutarik cup BH-nya ke atas hingga tangan kananku kini bebas mengelus dan meremas buah dadanya. Dengan gerak cepat kulorotkan pula celana dalam yang kupakai lalu bergegas tangan kiriku menyingkap gaun sutranya ke atas. Kudorong tubuh isteri pak Kiayi itu sampai ia menunduk dan terlihatlah dengan jelas celah vaginanya yang masih tampak tertutup rapat. Aku berjongkok tepat di belakangnya.
?Idiihh, Didi. Tante mau diapain nih..?, katanya genit. Lidahku menjulur ke arah vaginanya. Aroma daerah kemaluan itu merebak ke hidungku, semakin membuatku tak sabar dan.., ?huuhh.., srup.., srup.., srup?, sekali terkam bibir vagina sebelah bawah itu sudah tersedot habis dalam mulutku.?aahh.., Didi.., enaakk..?, jerit perempuan setengah baya itu, tangannya berpegang di pinggiran meja dapur.?aawww.., gelii?, kugigit pantatnya. Uuh, bongkahan pantat inilah yang paling mengundang birahiku saat melihatnya untuk pertama kali. Mulus dan putih, besar menggelembung dan montok.
Lima menit kemudian aku berdiri lagi setelah puas membasahi bibir vaginanya dengan lidahku. Kedua tanganku menahan gerakan pinggulnya dari belakang, gaun itu masih tersingkap ke atas, tertahan jari-jari tanganku yang mencengkeram pinggulnya. Dan hmm, kuhunjamkan penis besar dan tegang itu tepat dari arah belakang, ?Sreep.., Bleess?, langsung menggenjot keluar masuk vagina Tante Fifi.?aahh.., Didi.., enaak.., huuhh tante senang yang ini oohh..??Enak kan tante.., hmm.., oohh.., agak tegak tante biar susunya.., yaakk ooh enaakk?.?Yaahh.., tusuk yang keras.., hmm.., tante nggak pernah gini sebelumnya.., oohh enaakk pintarnya kamu sayaang.., oohh enaak.., terus.., terus yah tarik dorong keeraass.., aahh.., kamu yang pertama giniin tante, Di.., oohh.., sshh..?, hanya sekitar tiga menit ia bertahan dan, ?Hoohh.., tante.., mauu.., keluar.., sekarang.., ooh hh.., sekarang Di, aahh..?. Vaginanya menjepit keras, badannya tegang dengan kepala yang bergoyang keras ke kiri dan ke kanan.
Aku tak mempedulikannya, memang sejenak kuberi ia waktu menarik nafas panjang. Aku membiarkan penisku yang masih tegang itu menancap di dalam. Ia masih menungging kelelahan.?Balik Nyai ..?, Pintaku sambil melepaskan gigitan di kemaluannya.?Apalagi, sayang.., ya ampun tante nggak kuat.., aahh?.Aku meraih sebuah kursi.ia mengira aku akan menyuruhnya duduk, ?Eiih bukan tante, sekarang tante nyender di dinding, Kaki kiri tante naik di kursi ini..?.?Ampuun, Didi.., tante mau diapain sayang..?, ia menurut saja.Woow! Kudapatkan posisi itu, selangkangan itu siap dimasuki dari depan sambil berdiri, posisi ini yang membuatku bernafsu.?Sekarang Nyai sayang.., yaahh..?, aku menusukkan penisku dari arah depannya, penisku masuk dengan lancar. Tanganku meremas kedua susunya sedangkan mulut kami saling mengecup.?mmhh.., hhmm..?, ia berusaha menahan kenikmatan itu namun mulutnya tertutup erat oleh bibirku.Hmm, di samping kanan kami ada cermin seukuran tubuh. Tampak pantatku menghantam keras ke arah selangkangannya. Penisku terlihat jelas keluar masuk vaginanya. Payudaranya yang tergencet dada dan tanganku semakin membuatku bernafsu.?Cek.., cek.., cek?, gemercik suara kemaluan kami yang bermain di bawah sana. Kulepaskan kecupanku setelah tampak tanda-tanda ia menikmatinya.?uuhh hebaat.., kamu sayang.., aduuh mati tante.., aahh enaak mati aku Di, oohh.., ayo keluarin sayang.., aahh entotin tante yang kuat Aggggh.., sudah mau sampai lagi niih aahh..? wajahnya tampak tegang lagi, pipinya seperti biasa, merah, sebagai tanda ia segera akan orgasme lagi. Ayooo nikmati Nyai ****** besarku?Goyangin dong Nyai pantatnya?duh enaknya ******* sama Nyai.
Kupaksakan diriku meraih klimaks itu bersamaan dengannya. Aku agaknya berhasil, perlahan tapi pasti kami kemudian saling mendekap erat sambil saling berteriak keras.?aahh.., tante keluaar..?.?Saya juga Nyai huuhh.., nikmat.., nikmat.., oohh.., Nyai Fifi.., aahh?, dan penisku, ?Crat.., crat.., crat.., seer?, menyemprotkan cairannya sekitar lima enam kali di dalam liang vagina isteri pak Kiayi yang juga tampak menikmati orgasmenya untuk kedua kali.
?Huuhh.., capeekk.., sayang? ia melepaskan pelukannya dan penisku yang masih menancap itu. Hmm, kulihat ada cairan yang mengalir di pahanya bagian dalam, ada yang menetes di lantai.?Mau di lap Nyai??, aku menawarkan tissue.?Nggak sayang.., tante senang, kok. Tante bahagia.., yang mengalir itu sperma kamu dan cairan kelamin tante sendiri. Tante ingin menikmati terus rasa penismu..?, ia berkata begitu sambil memberiku sebuah ciuman.?Hmm.., Tante Fifi..?, Kuperbaiki letak BH dan rambutnya yang acak-acakan, kemudian ia kembali menyiapkan jajanan yang sempat terhenti oleh ulah nakalku.
Aku kembali ke kamar dan keluar lagi setelah mengenakan baju kaos. Tante Fifi telah menunggu di taman belakang rumahnya yang sangat luas, kira-kira sekitar 25 acre. Kami duduk santai berdua sambil bercanda menikmati suasana di pinggiran sebuah danau buatan. Sesekali kami berciuman mesra seperti pengantin baru yang lagi haus kemesraan. Jadilah dua minggu kepergian pak Kiayi Fuad itu surga dunia bagiku dan Nyai Fifi. Kami melakukannya setiap hari, rata-rata empat sampai lima kali sehari!
Menjelang sore, isteri pak Kiayi yang cantik itu mengajakku mandi bersama. Bisa ditebak, kami melakukannya lagi di kamar mandi. Saling menyabuni dan.., hmm, bayangin sendiri deh. Itulah pengalaman pribadiku saat pertama mengenal seks bersama guru seks-ku yang sangat cantik. Tante Fifi alias Nyai Fifi yang anggun bila berbusana baju panjang dan ber****** itu, kini menjadi kepuasan yang sempurna bagiku adalah dapat menyetubuhinya selama aku tinggal dirumahnya tanpa diketahui oleh pak Kiayi Fuad suaminya.
Akhir Yang Tidak Berakhir
Kejadian ini terjadi baru aja beberapa minggu yang lalu,perusahaanku tempat aku bekerja membuka satu kantor cabang lagi pada bulan Oktober 2006 kemaren untuk operational di daerah Mampang Jakarta,Aku ditugaskan ke kantor yang baru itu dan seperti umumnya pastilah membutuhkan beberapa orang karyawan baru dan setelah melalui seleksi perusahaan maka telah diterima beberapa orang karyawan baru di kantor cabang tersebut.
Rea adalah salah seorang karyawan baru yang di tugaskan membantu aku untuk reporting data,Rea berumur 24 tahun dan asli Kalimantan,anaknya cantik putih dan sangat modis dengan rambut panjang dicat warna merah,sekilas anaknya kelihatan sedikit angkuh
,tingginya sekitar 160 cm dan agak kurus tapi bodinya sangat sexy sekali.Awalnya aku tidak kepikiran macam-macam waktu melihat dia,karena ukuran buah dadanya yang sedang malah sedikit kecil sedangkan aku lebih suka cewek yang memepunyai ukuran dadanya 34,tapi pantatnya dan tubuhnya secara keseluruhan dengan penampilannya memang aku akui memberikan kesan sexy sekali.Apalagi bibirnya sangat sexy dan kalau bicara pasti akan bikin gemes kaum pria untuk melumatnya,kadang pernah terbayang dipikiranku bagaimana rasanya kalau bibir yang sexy itu melumat juniorku,pasti sangat nikmat sekali.
Beberapa bulan pertama dia mulai membantuku dan hubungan antara kami masih biasa saja seperti hubungan atasan dengan pegawainya,tapi yang aneh aku rasakan dia sering berlama-lama di kamar kerjaku dan selalu rajin bertanya tentang pekerjaan,dia ini anaknya memang cerdas dan cepat tanggap dengan pekerjaan,yang bikin aku heran kadang-kadang kalau pekerjaan sedang tidak banyak dia juga masih suka di kamar kerjaku menanyakan hal-hal ringan walaupun itu masih dalam lingkup urusan kerjaan atau seputar masalah kantor/perusahaan.Aku juga pernah bertanya tentang dia dan dia nampaknya sangat terbuka,dia bilang bahwa dia di Jakarta sebelum masuk kerja di perusahaanku tempat aku bekerja ini baru 1 bulan dari kalimanatan setelah menyelesaikan kuliahnya dan di Jakarta ini dia kos di daerah karet walaupun ada saudara disini tapi dia tidak mau tinggal sama saudara,?gak bebas bang..!?,begitu jawabnya,aku sengaja suruh dia panggil aku ?abang? kalau lagi berdua,sejak kami mulai akrab dan tentu saja sejak aku sering berkhayal untuk merasakan nikmatnya bibir sexy dan mulus serta harum tubuhnya,terus terang aku sangat menyukai wangi tubuhnya dan waktu kami berdekatan,diam-diam aku sering menikmati wangi tubuhnya yang membuat juniorku bergerak-gerak.Kulitnya sangat putih mulus sekali,pasti dia rajin merawat tubuhnya,aku juga berfikir vegynya juga pasti bersih dan wangi,timbul keinginan aku untuk menjilat dan merasakan kenikmatannya,untuk dadanya memang kurang menarik karena ukurannya kecil tapi padat dan aku juga yakin pastilah putingnya berwarna pink karena kulitnya yang putih mulus biasanya putingnya pasti berwarna pink dan pasti belum sering di isep cowok(ini aku ketahui setelah aku dapat mlihat,menikmati dan menanyakannya).
Sabtu pagi itu hujan turun dengan lebat banget,pegawaiku banyak yang tidak masuk kantor mungkin karena hujan dan sabtu juga jam kantorku sampai jam 1 siang,Aku melamun menatap keluar jendela dari ruang kerjaku di lantai 9 melihat hujan yang turun dengan derasnya,pastilah nanti akan macet pulangnya dan jalan-jalan di jakarta juga sudah pasti banyak yang digenangi air,membuat aku males mikirin pulang bawa mobil macet-macetan.Lamunanku dikagetkan dengan suara halus dan tiba-tiba Rea sudah berada di dekatku,?kok pagi-pagi sudah ngelamun bang.??.Suara Rea terdengar lembut banget menyapaku,dia memang sering langsung masuk tanpa mengetuk pintu dan sengaja tidak aku tegur karena aku juga pengen dia merasa dekat dan bebas dengan aku sehingga aku juga bisa bebas sama dia,itu yang ada dalam pikiranku,tapi dia sangat mengerti dan sangat menghormati aku sebagai atasannya kalau lagi didepan bawahanku yang lainnya.?minum kopi dulu bang.?,nih Rea buatin,mumpung masih panas?,katanya?lho pak dirman mana??tanyaku menanyakan office boy kantor.?emang kenapa bang?? ,gak mau ya Rea yang bikinin??,protesnya sambil cemberut dan aku paling suka liat bibirnya tambah sexy aja kalau lagi cemberut.Aku cuma tersenyum sambil duduk di kursi tamu dalam ruangan kerjaku,?pak dirman tadi telphon sama fonny,katanya gak bisa kekantor karena dijalan dia kebasahan,bajunya basah semua?,kata Rea menjelaskan,oh iya sebagai informasi fonny itu adalah receptionis kantorku dan termasuk karyawan baru yang nanti medapat jatah juga dariku,habis body nya yang montok banget tapi fonny ini pakai ******,nanti akan aku ceritakan juga pada kesempatan yang lain.(kalau ga lupa,he..)
?Dikantor kan ada baju ganti OB kalau dia memang basah kuyub dijalan,kenapa tidak terus ke kantor aja.!?,sahut aku sedikit meninggikan nada bicaraku,karena aku paling tidak suka menerima alasan yang kuanggap mengada-ada dari bawahanku,?kalau memang males masuk karena hujan bilang aja terus terang nggak usah alasan dijalan kebasahan segala.?!? ,jawabku sedikit kesal sama alasan pak dirman OB kantorku itu,perlu diketahui pak dirman ini memang sering tidak masuk,mau diberhentiin juga kasihan anaknya banyak, ?sudahlah bang..?,kok pagi-pagi jadi marah-marah gitu?,mungkin juga bukan baju luarnya aja yang basah tapi dalamannya juga.?!?,sahut Rea menenangkanku sambil melirik tersenyum padaku,emosiku pun sedikit reda tapi masih kesel,aku mengangkat gelas kopi yang dibikinin Rea sambil asal ngomong ?emang kalau gak pake celana dalam kan gak apa-apa,siapa yang tahu sih?,alasan aja tuh pak dirman?,gerutuku sambil menghirup kopi.Rea ketawa mendengar omonganku barusan dan aku kaget waktu dia mencubitku,hampir aja kopi yang kupegang tumpah,?gak enak dong bang kalau nggak pake celana dalam ke kantor ??katanya sambil terseyum dan kulihat mukanya sedikit bersemu merah,mungkin dia sambil membayangin seperti apa burung laki-laki dalam celana tapi tidak pake kolor.?emang ada yang lihat atau ada yang nanya?,nggak kan??,kataku,aku sengaja mau mancing2 dia.Kulihat dia berdiri kearah kaca sambil melihat hujan diluar yang bertambah deras,kulihat pantatnya dari belakang yang mengenakan rok pendek dengan bahan yang agak tipis sehingga kalau diperhatikan akan kelihatan dia memakai pakaian dalam model G-string,pikiranku pun mulai membayangkan bagaimana bentuk pantatnya yang sexy itu pakai g-string tapi gak pakai rok,?kamu juga nggak pake celana dalam ya Rea??,kata-kata itu keluar sendiri dari mulutku dan aku juga kaget kenapa aku seberani itu ngomong sama Rea yang bawahanku,bisa dia pikir aku laki-laki kurang ajar atau gak sopan,tapi belum selesai kegundahanku akibat dari pertanyaanku tadi dia sudah membalikkan badannya berjalan kearahku,?siapa bilang,abang tau dari mana??pertanyaannya bertubi-tubi kepadaku sambil cemberut dan huh..,semakin sexy aja kulihat,?sorry keceplosan,biasanya ada bayangannya kalau Rea pake rok tipis?jawabku sekenanya,belum sempat dia menjawab lagi aku sudah ingin menetralisir suasana takut kalau benar dia menganggap aku laki-laki otak mesum suka memperhatikan pantat cewek.?sudahlah aku kebetulan lihat kamu dari belakang aja tadi,jangan dibahas lagi?.?Rea pake model g-string kok bang..!,Ooo?jadi abang sering perhatiin pantat lea ya..?!?,dia menuduhku sambil cemberut manja dan mencubit lenganku dari belakang sambil berdiri,sedangkan aku duduk disofa kursi tamu kamar kerjaku,?oww..sakit Rea,udah lepasin dong cubitannya..?!?pintaku sambil memegang tangannya yang masih mencubit lenganku,?gak mau..,abang ngaku dulu baru Rea lepasin..!?ancamnya manja,?kebetulan aja barusan aku melihat kearah situ,sudah dong lepasin..?!?pintaku sambil memberi alasan,diapun melepaskan cubitannya.Tiba-tiba pintu ruang kerjaku diketok dari luar,?coba buka Rea..?!?perintahku sama Rea,ternyata pak maman staf admint mau minta izin pulang karena hujan tambah deras dia takut rumahnya kebanjiran,tiba-tiba Rea juga ngusulin ?pak..,kalau boleh jam kantor dipercepat sampai jam 12 aja,krn kasihan pegawai yg lain mungkin juga khawatir rumah mereka kebanjiran..?,aku melirik jam di dinding dan ternyata sudah jam 11 lewat dan hujan juga semakin lebat belum ada tanda-tanda mau reda.?Ya sudahlah,kerjaan kita juga tidak banyak,pak maman tolong kasih tahu yang lainnya kalau mau pulang mereka boleh pulang semua sekarang,..!?instruksiku sama pak maman ?baik pak,saya pamit dan terima kasih pak..?!?sahut pak maman,?Saya juga mau beres-beres pak?,permisi pak.!?,Rea juga pamit dan keluar dari ruanganku disusul pak maman.
Kihisap dalam-dalam rokok ku sambil berdiri memandang keluar jendela dari ruang kerjaku,pikiranku seperti bingung saja,kembali terbayang wajah sexy Rea bermain dimataku,pantatnya yg bikin jantungku bedebar dan bibirnya yang bikin gemes laki-laki yang menatapnya.Aku masih malas untuk beranjak meninggalkan kantor,suasana kantorpun sudah terasa sunyi,mungkin pegawaiku sudah pulang semua,begitu pikirku.Tiba-tiba ?pak eh bang..pak..eh..abang?,belum mau pulang..?!?aku dikagetkan Rea tiba-tiba membuka pintu kamar kerjaku,dan kulihat kemeja putih lengan pendek dikeluarkan sehingga pangkal lengannya terlihat sedikit,huh..mulus banget, ?kok manggilnya pak eh bang sih Rea?,belum..!?, jawabku sambil tersenyum,aku sedikit terkejut rupanya Rea juga belum pulang apalagi lihat penampilannya yang berbeda kalau tadi dia masih pakai blazer,dia masuk sambil menutup pintu kamar kerja ku dan langsung menghempaskan pantatnya di sofa tamu ruang kerjaku,?dari mana Rea..?kok bajunya dikeluarin gitu?,kamu belum pulang?,yang lain dah pulang??tanyaku beruntun,?belum bang,Rea habis dari toilet,perut Rea mules..,yang lain sudah pulang semua dan pintu depan juga sudah dikunci satpam gedung nanti keluar abang lewat pintu samping aja..!?katanya menjelaskan sambil mengangkat kedua tangannya menjepit rambutnya yang panjang,kelihatan ketiaknya sangat putih bersih dan mulus banget,pandanganku terpaku melihat dia dan kelihatannya dia suka aku lihat begitu karena sepertinya dia sengajain lama-lamain mengangkat tanganya menjepit rambutnya.?Ooo..,aku pikir Rea tadi sudah pulang terus kehujanan,balik lagi karena basah kuyup luar dalam kayak pak dirman? , kataku menggoda sambil ketawa,aku sedikit berani karena aku diberitahu kantor sudah gak ada siapa-siapa dan aku sedikit teransang melihat dia barusan,?enak aja..,mau Rea cubit lagi nih..?!?sambil beranjak berjalan kearahku yg lagi berdiri dan berusaha mau menyubitku lagi,sengaja aku biarin tangannya mencubit pinggangku supaya aku dapat memegang tanganya lagi,dan benar aja dia mencubit aku tepatnya meremas pinggangku karena aku rasa seperti remasan kecil,langsung aku tangkap tangannya yang sedang menempel dipinggangku,?sudah,sudah dong Rea?,nanti ada yang masuk dan liat lho..??sahutku memancing reaksi dia,?siapa yang mau masuk sudah gak ada orang kok,Rea gak mau lepasin..!?katanya pura-pura marah,jarak kami sangat dekat sekali dan sekilas kecium wangi parfumnya dan terlihat kancing atas kemejanya tidak dikancingkan sehingga kelihatan kulit dadanya yang putih mulus dan sedikit belahan susunya,aku juga dapat melihat jelas bayangan behanya warna putih dan tidak memakai tali beha.,kutarik tangannya dari pinggangku sedikit keras karena aku merasa geli banget,tangan diapun terlepas dari pinggangku tapi tetap berusaha mencubitku dan kali ini tangan dia yang satunyapun ikut berusaha menggapai tubuhku untuk dicubitnya,?Rea cubit semua nih..!? katanya,langsung aku tangkap tangan dia yang satunya,kini pergelangan tangannya aku pegang kuat-kuat keduanya menahan supaya tidak mencubit,dan karena dia masih berusaha mencubitku,aku tarik dan angkat kedua tangannya keatas lalu aku dorong dia sampai mepet ke diding kaca ruang kerjaku dengan kedua tangannya aku tahan diatas kepalanya.See?rrr,jantungku berdetak kencang dan juniorkupun langsung bergerak bangun begitu jarak aku sama dia sangat dekat dan ketiak putih mulus itu terpampang dimukaku,tercium wangi banget,nafasku pun mualai gak beraturan,kulihat dia mengigit bibirnya seolah berusaha mendorongku,aku sedikit heran karena dia hanya pura-pura mau mendorong tanganku saja karena aku tidak merasakan tenaganya untuk melepaskan tanganya yg aku tahan,?nyerah nggak..?!?ancamku dengan nafas sesak,padahal bukan karena sesak nahan tangannya tapi sesak menahan nafsuku melihat bibirnya yang sekarang hanya berjarak sekitar 30cm dari wajahku?nggak mau..?! katanya sambil dengan ekspersi berusaha mengerahkan tenaga untuk melepaskan tangannya,padahal tanganya tidak aku pegang keras,kalau dia niat mau narik tangannya juga lepas dari cengkramanku,?kalau gak nyerah aku gigit nih..?!?ancamku lagi,sambil berharap dia terima tantanganku,?sakit nih bang tangan Rea..?,jangan keras-keras dong??,rengeknya manja mengalihkan pembicaraan yang bener gak nyambung dari keadaan dan pertanyaanku sebelumnya,aku sudah gak bisa lagi menguasai nafsuku,mataku masih tertuju ke pangkal lenganya yang terpampang didepanku,?Rea??kataku perlahan dengan nafas memburu,dan perlahan-lahan aku dekatkan wajahku ke pangkal lengannya mau mencium ketiaknya yang putih bersih dan mulus banget.Kulirik dia memalingkan mukanya sambil menutup matanya,ketiak putih mulus itu kucium lembut sekali dan dengan pelan sekali aku jilat perlahan sampai ke pangkal susunya yang kecil tapi padat itu,?huff??!?terdengar suara Rea sekilas aku lirik dia mengigit bibir bawahnya meresapi ciuman dan jilatan lembutku di pangkal lengan sampai kepangkal teteknya.
Diluar hujan sudah mulai reda,tinggal gerimis-gerimis kecil saja,aku dikagetkan oleh bunyi telphon kantor dimeja kerjaku,sehingga reflek aku menghentikan ciumanku di pangkal lenganya yang baru saja aku mulai dan juga spontan langsung melepasin Rea,?huh?.,bikin kaget aja..?!?gerutuku dengan nafas memburu,kudengar Rea malah ketawa melihat tingkahku yang sangat kaget tadi?kok ketawa sih..?!?tanyaku heran,?lucu aja liat abang kaget barusan..?!?sambil terus ketawa,aku berjalan hendak mengangkat telphon kantorku,?gak usah diangkat bang..?!?,?kenapa..?!?,tanyaku heran,?salah sambung paling,sekarangkan sudah jam 1 lewat klo urusan kantor pasti tau sekarang sudah jam pulang kantor..!?Rea memberi alasan,?ntar ketahuan lho kita belum pulang kalau abang angkat telponnya..?!?sambungnya lagi sambil sedikit senyum-senyum,bener juga ya pikirku.Sialan nih telphon,hilang deh kesempatan tadi dan sekarang bagaimana untuk memulainya lagi,pikirku dengan kesel.?ya udah.?jawabku,akhirnya telphon tetap aku biarin berbunyi dan aku berjalan kedekat meja kerjaku mau meminum sisa kopiku yang sudah tinggal sedikit.?enak kan kopi bikinin Rea bang..?!?katanya sambil berjalan mendekat.?iya..,boleh minta bikinin lagi nggak..?!?jawabku,?abang mau kopi lagi?kopi apa kopiii??!? katanya menggoda sambil kembali mencubit(meremas) pinggangku dari samping,posisi kami sama-sama berdiri didepan meja kerjaku.Rupanya kesempatan juga ada yang datang dua kali dan aku tidak mau menyia-nyiakannya lagi,masa bodohlah dan aku yakin kalaupun aku embat/sosor langsung pasti tidak akan menolak,begitu pikirku ?aduh?abang geli nih Rea.!?,sahutku ?sambil memegang tangannya yang mecubit(meremas) pinggangku,?tahan dong..,masa segitu aja gak tahan..?!?katanya sambil menggerak gerakkan jari tangannya dipinggangku.Aku berusaha menahan rasa geli karena dia sudah bukan mencubit atau pun meremas pinggangku lagi sekarang tapi sudah menggelitikin pinggangku,?kok geli an amat sih bang..?!?katanya sambil senyum-senyum dia menatapku dekat sekali tapi aku tidak berani membalas tatapannya,?udah dong Rea..huh..?!?pintaku setengah hati karena ada rasa geli bercampur nikmat dikit, ?gak mau,kalau abang tahan gak geli 5 menit ntar Rea bikinin kopi lagi.? katanya sedikit merapatkan tubuhnya, ?bener ya?awas kalau bohong..?,jawabku,tangannya yang tadi menggelitik pinggangku kemudian perlahan-lahan beralih kedepan kearah perutku,aku pura-pura menutup mata menahan geli padahal rasa gelinya sudah pergi gak tau kemana,mulai rasa nikmat akibat sentuhan kuku jarinya diperutku,juniorkupun terkaget bangun langsung dalam posisi siap grak untuk maju jalan,aku membuka mataku tapi, ?hop..gak boleh buka mata.?merem aja,awas kalau dibuka?, dan tidak boleh bergerak,diam aja..!?ancamnya,akupun mengikuti apa yang diperintahnya dan masa bodohlah dengan alasan kenapa harus tutup mata segala.Lama juga aku rasakan jari-jari tanganya mengelus perutku diluar kemejaku dan perlahan-lahan aku rasakan tangannya mulai turun,aku tidak dapat lagi menyembunyikan sensasi yang mulai aku rasakan sangat nikmat itu,?oh..hm??tak sadar aku mengeluarkan suara tertahan ketika tangannya beranjak turun kebawah terus kepaha kananku disamping selangkanganku,kurasakan juniorku protes karena dicuekin sama tangannya,juniorku membengkak dalam celanaku dan mebuatku sedikit merasa sakit karena mungkin posisi juniorku saat membengkak melancarkan protes itu tertahan sama cedalku,?oh?Rea..!?suaraku tertahan sambil kepalaku bergerak menengadah,aku pengen melihat dia tapi takut karena dilarang dan kalau seandainya mataku aku buka takut dia menghentikan aktifitasnya,kepalaku semakin menengadah keatas menahan nikmat sentuhan tangannya turun naik dipahaku,aku merasakan juniorku sedikit ada yang menekan dan dileherku terasa hembusan nafas yang sangat memburu,perlahan aku membuka mataku,tapi..?nah?,ngintip ya?,ketahuan matanya dibuka??,rupanya Rea melihat klo aku membuka sedikit mataku,tapi aku sempat melihat jarak aku sama Rea tadi sudah sedikit menempel dan yang menekan juniorku tadi pastilah pas di selangkangan nya tapi aku tidak merasakan dadanya menempel di tubuhku mungkin karena dia tidak merapatkan dadanya atau mungkin juga karena dadanya tidak besar,sekilas tadi aku mencium harum nafasnya yang sudah tidak beraturan yang membuatku semakin bernafsu,aku tahu dia juga terangsang dengan ulahnya itu.?Rea gak jadi bikinin abang kopi,air putih aja ya??,gak baik bang banyak ngopi?,katanya ngomong kesana kemari tapi aku tahu dia mengatur nafasnya dan berusaha sedikit mencairkan suasana yang sudah mulai menegang setegang juniorku.Rea pun beanjak keluar pergi ngambil air putih dan meninggalkan aku yang kayak kebakaran jembut menahan gejolak nafsu yang sudah di ubun-ubun.
Sambil duduk bersandar di sofa aku berusaha mengatur nafasku dan menenangkan diri,kulihat Rea kembali dengan segelas air putih dingin ditangannya?nih minum dulu,pasti haus kan bang..??,katanya sambil menyerahkan segelas air putih kepadaku,ku ambil gelas itu sambil aku tarik tangannya supaya duduk didekat aku,?kamu gila banget ngerjain aku sampai ngos-ngosan nahan geli.?,protesku sambil meneguk air putih yang diberikan Rea sampai habis,seger banget rasanya,?emang bener geli apa geli bang..??,tanya rea sambil tersenyum menggodaku dia merapatkan duduknya ketubuhku sehingga lenganku merasakan benda kenyal di dadanya,terasa sangat lembut sekali gumpalan daging itu dan aku rasa dia pasti pakai bra tipis,?beneran geli,emang apa..!?protesku meyakinkan yang sebenarnya anak smp pun tahu kalau tadi bukan geli tapi horny,dia ketawa aja karena tahu aku berbohong dan mungkin dia pikir aku masih jaim sebagai atasannya.
Hujanpun kembali turun dengan derasnya diluar,?hujan lebat lagi nih,gimana pulangnya bang..??kata Rea sambil melihat keluar dan masih merapatkan tubuhnya duduk di sebelahku,aku sengaja mengerak-gerakkan perlahan-lahan lenganku yang menempel dengan susunya,kulihat dia diem saja sambil pura-pura melamun menatap hujan yang turun tambah deras diluar,aku terus menggesek-gesekkan lenganku perlahan ke toketnya yang terasa makin lama makin mengeras,aku juga merasakan ada seperti tonjolan kecil di susunya dan itu paslitah putingnya yang juga sudah mengeras,sejenak aku lirik dia tampak menggigit bibir bawahnya dan matanya juga sedikit sayu tapi masih menatap keluar jendela.Secara tidak sadar dia mengerang tertahan tapi langsung bicara mungkin biar tidak ketahuan kalau dia mendesah nikmat,?ah..,eh emang geli banget tadi ya bang..?!?katanya menarik sedikit badannya,dan badannya pun tidak menempel lagi dengan lenganku,?iya..!?,jawabku pendek dengan nafas tidak beraturan,kulihat dia juga begitu karena kulihat dadanya turun naik mengatur nafasnya.?siapa sih yang gak geli kalau dibegituin.??,sambungku lagi,?masa sihh..?!?katanya menggoda aku lagi,?sekarang gantian,coba Rea yang abang gituin,bisa nahan gak..?!?,tantangku,sambil menatap wajahnya,?tadi Rea tahan gak geli waktu abang cium ketiak Rea..?!hayo?,?!?katanya manja sambil merapatkan kembali tubuhnya,?paling tadi cuma baru 1 menit,kalau kelamaan dikit pasti kamu gak tahan juga?!?protesku mencoba memancing dia,?kalau gelinya pasti Rea tahan bang,tapi kalau yang lain mungkin gak tahan..??katanya sambil meremas pinggangku,dia duduk sudah mepet banget disebelahku,jelas terasa sekali buah dadanya yang mulai sedikit keras menekan di lenganku,?gak ada yang bisa tahan geli kalau di raba dan digelitikin kayak tadi ..?!?sanggahku lagi tapi masih aja aku jaim,aku juga kesel sendiri ama diri aku kenapa hari gini juga masih jaim,belum sempat dia menjawab lagi aku langsung nantangin terang-terangan,?sekarang diem,coba gantian..!?sahutku sambil memiringkan badanku menghadap dia sambil tetap duduk,?gantian apa sih bang..?!?sambil meluruskan duduknya dan kami pun saling berhadapan dalam posisi duduk di sofa panjang.
?Diam aja dong,gak boleh gerak ya..?!?perintahku dan kulihat Rea menuruti perintahkua, ?kalau Rea tahan di geliin gimana bang..?? tanyanya sambil mulai menutup matanya menunggu di gelitikin(tepatnya diransang sih..), ?kamu boleh minta apapun dari aku asal aku sanggup.? jawabku sambil menikmati tubuhnya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki dan pahanya yang putih mulus kelihatan sedikit karena dia memang memakai rok kantor yang pendek,?awas kalau abang bohong?,trus kok diem aja sih bang.??katanya sambil membuka matanya., ?malah melototin Rea kayak gitu sih..?,cepetan dong mulai..??,katanya nantangin sambil kembali menutup mata,bibirnya dibuka sedikit dan sangat menentang untuk dicium,perlahan aku memajukan wajahku kedekat telinganga dan dengan nafas memburu menahan gejolak di dalam dadaku kubisikan ?kamu cantik sekali Rea..?,sambil sedikit ku sentuh ujung daun telinganya dengan bibirku yang membuat dia mengatup bibirnya sambil menggigit bibir bawahnya.
Rea membuka sedikit matanya sambil menatapku,aku mengerti arti tatapannya itu tapi aku masih saja jadi serigala berbulu kelinci,?aku mulai sekarang ya??!?kataku pelan dan mulutku berada tepat didepan mulutnya dan hanya berjarak kira-kira 5 cm sangat dekat sekali tapi aku tetap bertahan untuk tidak mencium mulut yang sexy itu,pelan-pelan dia menutup kembali matanya sambil menjawab mendesah,?iya bang..!?,nafasnya langsung masuk kehidungku karena jarak muka aku dan dia yang sangat dekat,kunikmati sebentar wangi nafasnya sambil jari telunjukku kuletakkan di jidatnya dan perlahan-lahan aku gerakkan turun ke pematang hidung dan terus ke pipi kanannya,terus kelehernya yang putih mulus dan kemudian naik lagi ke pipi kirinya terus ke jidatnya dan turun lagi di pematang hidungnya.Kulit wajahnya terasa mulus sekali dan tidak ada cacat sedikitpun.
Perlahan-lahan jari telunjukku terus turun dari puncak hidungnya sampai menyentuh bibir atasnya dan aku jelajahi inci demi inci bibirnya yang merah dan sexy itu yang mulai terbuka sedikit,aku dorong jari telunjukku ke dalam mulutnya dengan sedikit menekan jariku untuk masuk kedalam mulutnya,ternyata dia membiarkannya,perlahan aku dorong terus telunjukku masuk kedalam mulutnya,terasa giginya yang putih dan pelan-pelan dia buka mulutnya,aku dorong sedikit lagi jariku masuk dan terasa lidahnya yang lembut,nafasku dan nafas dia sudah nggak karuan tapi hebatnya aku dan dia masing-masing pastilah berperang menahan nafsu masing-masing.Setelah setengah jari telunjukku didalam mulutnya,kemudian aku main-mainkan lidahnya dengan jariku,lidahnyapun memberikan reaksi dengan diputar-putarnya perlahan memutari jariku di dalam mulutnya lalu perlahan-lahan di isep jari telunjukku dan menarik wajahnya sedikit sehingga jariku keluar dari mulutnya.Kuteruskan jariku kebawah menyentuh dagunya dan terus kelehernya,pelan-pelan aku menurunkan terus ke dadanya.Pelan-pelan aku buka satu persatu kancing kemeja putihnya dan sempat kulihat dia menggigit bibir bawahnya dan dadanya turun naik gak beraturan.Aku terusin aksiku melepas kancing bajunya.Setelah semua kancingnya kulepas baju kemejanyapun aku buka dan terpampanglah kemulusan yang luar biasa,buah dadanya yang aku kira kecil ternyata lumayan juga dan putingnya membayang warna kemerahan walaupun masih mengenakan beha yang tipis berwarna putih membuat kerongkonganku terasa kering banget dan susah bernafas,?Rea?oh..tubuhmu sempurna banget sayang..?!?,perlahan-lahan aku lepasin kemejanya dan dia sedikit membantu dengan memiringkan badannya mempermudah aku melepasin kemejanya,aku sudah tidak sabar untuk membuka beha nya dan melihat langsung susunya,kulihat pengait behanya ternyata ada di depan,perlahan aku buka pengait behanya dan sedikit demi sedikit kulepasin behanya,sungguh diluar bayanganku kalau ternyata susunya sangat bagus sekali walaupun tidak termasuk besar tapi sangat padat,putih mulus dan putingnya itu yang asli berwarna merah muda dengan pentil kecil tapi sedikit mencuat,sangat sexy sekali.Aku merasa sangat susah bernafas seperti perlu oksigen tambahan untuk membantu pernafasanku karena menyaksikan pemandangan yang sangat luar biasa itu,kulihat dadanya turun naik makin cepat tapi dia berusaha untuk tidak bergerak apalagi untuk menutupi tubuh atasnya yang sudah telanjang itu.
Aku tempelkan lagi jari telunjukku di bibirnya dan perlahan aku turunkan terus sampai ke dadanya dan terdengar sedikit dia melenguh ketika tanganku berada tepat di tengah-tengah belahan kedua susunya,dengan nafas yang memburu aku berbisik,?jangan dibuka ya matanya..?!?,rabaan jari tanganku terus turun keperutnya yang rata dan aku sudah tidak menyetuh saja melainkan sudah meraba-raba perutnya yang rata itu,aku sudah sangat bernafsu sekali tapi dengan sekuat tenaga aku tetap mencoba untuk menahannya.Aku turunkan dan majukan sedikit wajahku tepat di depan puting susunya yang merah muda itu dan perlahan aku sentuh putingnya itu dengan ujung bibirku lembut sekali,?oh?bang?ssssttt..!?, tangannya reflek langsung meremas rambutku dan sedikit menekan kepalaku sehingga mulutku menempel di susunya,karena sudah nempel gitu langsung aku isep puting susunya, ?aww?! pekiknya tertahan dan semakin keras meremas rambutku,aku isep cuma sekali sambil menarik kepalaku kebelakang,?gak tahan ya..??,dia membuka matanya dan metapaku sayu sambil menarik kepalaku dan mencium lembut bibirku,lalu kami fresh kiss sekitar 10 menit,dia pinter banget mempermainkan lidahku dengan lidahnya didalam mulutku,sambil berciuman aku mengelus-elus punggungnya dan terus kebawah punggungnya berusaha melepaskan roknya,dia mengangkat sedikit pantatnya dari posisi duduk ketika aku berusaha memplorotin roknya setelah kancing dan reksleting roknya aku buka tadi.
Sengaja jari tanganku aku sangkutkan pada karet/tali g-stringnya waktu aku melorotin roknya biar sekalian cedalnya bisa keterik waktu aku melorotin roknya dan akhirnya rok sama g-stringnya yang berwarna putih itu pun copot dan sekarang dia bener-bener
bugil tanpa sehelai benangpun di tubuhnya.Aku tarik wajahku dan melepasin ciumin kami,aku lihat matanya tertutup dan perlahan-lahan aku turun berjongkok dilantai sedangkan dia tetap duduk di sofa sambil kakinya dirapatkan,kusentuh dengkulnya dan perlaha-lahan aku buka pahanya dengan mendorong pelan-pelan kedua dengkulnya berlawanan arah biar pahanya kebuka,dia berusaha sedikit menahan kakinya tapi aku merasakan sebenarnya dia tidak melarang karena ketika aku dorong dengkulnya itu cuma dengan sidikit tenaga akhirnya kebuka juga selangkangannya dan kekagetan serta kekagumanku memuncak melihat vegynya yang berwarna merah muda di bibir vegynya itu dan rambut vegynya cuma ada sedikit diatasnya,sedikit banget dan kalau aku hitung juga bisa dan berwarna pirang seperti rambut bule, ?Rea..,rambut itunya kamu cat juga ya..?!? tanyaku sambil mengelus paha bagian dalamnya dan dengan suara serak sedikit gemeteran menahan gejolak nafsunya dia jawab..?oh..,hm..nggak bang,emang sudah begitu..!?,sambil tanganya kembali meremas rambutku tapi kali ini bukan meremas tapi sedikit keras dia menjambak rambutku dan terasa menekan kepalaku ke selangkangannya.Sekarang selangkangannya sudah kebuka lebar dan matanya menatap ku kebawah yang sedang duduk di lantai,?bang..!,sebenarnya rea sudah ga tahan tapi karena abang tahanlah makanya bisa bikin rea ikut menahan nafsu rea..?!?katanya sambil mengelus-elus rambutku,posisi kepalaku sudah berada diselangkangannya,kucium bau khas aroma vegynya membuat aku gak sambar untuk langsung meng oralnya.
Udara sangat panas sekali aku merasa sangat susah bernafas dan tenggorokanku terasa bener-benar kering,mukaku sudah berada tepat didepan vegynya dan perlahan kumajukan mukaku dan mencium lembut bibir vegynya,?awww??,jeritnya sambil menarik pantatnya kebelakang dan dia menatapku dengan tersenyum sambil nafasnya terlihat memburu,dia mengatur posisi duduknya dan menyender di sofa kemudian dia menarik kepalaku ke selangkangannya dan aku masuh dalam posisi duduk berlutut dilantai,aku sempat berfikir sendiri,beginilah seorang atasan kalau lagi bertekuk lutut di selangkangan bawahannya,masa bodohlah kalau bawahannya cantik kayak gini menjilat pantatnyapun aku mau pikirku.
Kini kepalaku kembali berada tepat di depan vegynya,kulihat dia menatapku sambil mengelus-elus rambutku dengan tanganya,kunaikan tanganku kedadanya dan kuremas susunya sambil kujilat bibir vegynya beberapa kali dengan gerakan dari bawah ke atas,terasa clit nya dan bibir vegy itu mulai sedikit kebuka dengan cairan yang mulai keluar dari lobangnya,?abang?oh..?!?jeritnya panjang dan sedikit keras sambil menjambak rambutku lebih keras lagi.Tanganku mempermainkan putingnya yang kecil dan sekali-sekali aku cubit pentilnya sambil lidahku mulai sedikit mengorek-ngorek vegynya yang gundul itu.
Tiba-tiba dia mendorong kepalaku dari selangkangannya dan menatapku sambil mengatur nafasnya,?boleh gak rea minta satu permintaan sama abang..??tanyanya masih dengan nafas memburu, ?terserah minta aja,pasti aku kasih..??kataku dengan nafas yang masih tersenggal-senggal,?rae minta jangan lakukan sekarang..?!?katanya sambil kembali membelai rambutku, ?hah?.!!!?.jawabku kaget bukan kepalang,sudah sampai kayak gini disuruh berhenti,gila apa..?!,pikirku.Langsung dai memelukku dan mencium jidatku, kepalaku pas menempel didadanya dan dengan tepat diputingnya,langsung aja aku isep putingnya, ?ah?,abang..?, katanya mendesah sambil mempererat pelukannya dan membelai rambutku,?Rea pengen ikut ke Singapure temenin abang hari senin besok boleh nggak.?!?tanyanya sambil meremas-remas rambutku, ?Rea belum pernah ke Singapure bang,rea pengen lihat Singapure,oh..?,terangnya lagi sambil mendesah karena aku masih menjilat-jilat puting susunya.?hm?,bener Rea mau ikut..??,tanyaku lagi dengan mulut masih mengulum-ngulum susunya.?oh..abang..,enak..!!?, katanya sambil kulihat dia menggigit bibir bawahnya,?kok jawabnya enak sih sayang.?,abang 5 hari lho di singapure??, kataku sambil mengangkat kepalaku menatap matanya,?iya rea mau,gak pulang-pulang juga gak apa-apa.!?jawabnya sambil langsung mengecup bibirku,?ya udah besok aku cancel aja pak maman,biar kamu aja yang gantiin pak maman temenin aku meeting sama customer..!?, kataku menyetujui dia ikut,dia langsung tersenyum gembira dan menciumi wajahku bertubi-tubi, ?terima kasih bang, terima kasih..ya sayang..?!,rea sayang sekali sama abang..!?, katanya sambil memelukku,?berarti sekarang jangan dulu ya bang..??, sambil menatapku tersenyum manja, ?kenapa..?!?, protesku sedikit kesel, ?rea masih virgyn sayang dan rea mau ngasiinnya buat abang karena rea sayang sama abang tapi kalau boleh nanti aja di Singapure abang ambil ya..?? ,katanya tersenyum sambil kembali menciumin wajahku,dan aku rasa itu bukan ciuman nafsu,aku merasa itu bener-bener ciuman sayang dia kepadaku,jangan-jangan dia naksir sama aku,padahal kan belum ada kesepakatan apa-apa nih,begitu pikirku dan aku belum mau terikat dan bertanggung jawab dengan perempuan tapi kalau sekedar diminta menjawab aku mau,kalau disuruh menangung aku belum mau,pikirku lagi. ?bener rea masih perawan..?? tanyaku lagi mau meyakinkan , ?ih?polos banget nih anak ini,ga perhatiin kalau my hole masih kecil ya,rea masih.virgynsayang..,buktiin aja nanti.?!?, jawabnya menerangkan dengan manja,dan masa aku dipanggil anak kecil sih?padahal aku kan atasannya dia protesku dalam hati,tapi ntarlah itu krn ada yang lebih penting untuk aku tanyakan pikirku ?kenapa kamu mau ngasiin ke aku rea?!?, kejarku lagi penasaran tepatnya takut kalau ada udang dibalik batu sih..?, ?rea sayang sama abang,dan rea gak mau mikir macam-macam lagi terserah abang lah..?!!?,jelasnya menatap mataku dalam-dalam,gawat nih pikirku,kayaknya dia pasrah banget tapi aku belum tahu sama hatiku sendiri,aku suka tubuhnya atau aku bener-bener suka dia.?bang?!?,panggilnya mengagetkan lamunanku.?iya sayang..??,sahutku,kami tetap sambil berpelukan dan dia masih telanjang sambil aku elus-elus punggungnya,?kita cari makan yuk..?,laper nih.!?, katanya,aku merenggangkan pelukanku dan menatap dia lagi,kayaknya dia tahu apa yang aku pikirin,tangannya langsung memegang daguku sambil bilang,?nanti ya sayang dituntasinnya di singapure aja?,setelah itu abang boleh ngelakuin apa saja.,ya..?,kita pulang yuk.?? ,dia meyakinkan aku biar mau menunda dulu,aku pikir juga pasti dia maunya diperawani di singapure kali,bodohlah aku juga perlu berfikir lagi nih,seperti misalnya beresiko gak ya kalau gw perawani dia?atau aku bener suka dia gak ya?,banyak pertanyaan dikepalaku,karena kalau kenapa-kenapa dan bos aku tahu aku selingkuh sama karyamwan bisa mati aku,di perusahaanku terutama bos aku paling anti tidak suka kalau ada karyawan yang selingkuh kecuali pacaran serius.
?Ya sudahlah sayang..?,kalau kamu maunya begitu,kita pulang yuk.??, kulihat dia tersenyum manis sekali dalam keadaan bugil gitu,gak tau lah manis apa nafsuin, terus aku berdiri sambil membantu dia memasang bajunya,?tapi..,aku gak janji mau ngambil pemberian kamu ya..??, kataku sambil bersip keluar kamar kerjaku dan kulihat dia juga sudah rapi, ?gak mau,abang harus ambil,abang harus perawanin rea..?? katanya cemberut manja,lalu aku cium jidatnya sambil berbisik,?kamu perempuan yang baik,cantik,sexy dan juga aneh?, kataku ,?cewek biasanya mati-matian mempertahankan keperawanannya eh.. kamu malah maksa diperawanin sama aku!?masih sedikit bingung ,?karena rea sayang baget sama abang?, jawabnya sambil memeluk pinggangku dan kamipun berjalan bergandengan keluar dari ruang kerjaku.
Saat itu ku merasa ada suatu perasaan lain yang timbul dalam hatiku terhadap bawahanku ini,Akankah bawahanku menjadi kekasihku yang akan menjadi pendampingku? Atau bawahanku pemuas nafsuku atau bawahanku TTM ku atau??,gak taulah.
Who knows?,kata bule-bule kalau dah bingung ya gak..????,he?..
Sahabat Istriku
Kisah ini terjadi beberapa bulan berselang saat kami sedang berada dikota B, kota kelahiran istriku, kebetulan kami mempunyai rumah disana dan saat itu liburan anak sekolah.
Sudah 2 hari kami berada di kota, hampir seluruh sudut kota kami jelajahi dan anak anak juga sangat senang menikmati liburannya dengan mengunjungi berbagai lokasi wisata di kota berhawa sejuk itu.
Saat itu kami sedang berada disebuah factory outlet ketika sebuah suara terdengar “Hey……, apa kabar ..? seorang wanita berusia sedikit diatas istriku tiba tiba setengah berteriak menegur Anita,
“Eh.., Mira….apa kabar..” jawab istriku yang langsung menghampiri wanita itu dan mereka berpelukan.
“Pa…ingat kan..ini Mira….” kata istriku
“Tentu saja aku ingat…apa kabar..? “tanyaku menyalaminya
Mira adalah sahabat istriku saat masih kuliah…, wajahnya khas sunda, tidak terlalu cantik, namun putih dan bersih, terakhir kami bertemu empat tahun lalu disuatu pesta di Jakarta, ketika itu ia datang dengan suaminya.., lupa..aku namanya…namun suaminya adalah seorang arsitek.
Kedua wanita lalu ngobrol entah apa yang dibicarakan namun tampak mereka bicara tak putus – putusnya, bahkan istriku nampaknya lupa kalau ia sedang belanja, dan akupun melangakah meninggalkan mereka dan menggandeng anak anaku meneruskan belanja kami, kubiarkan istriku melepas kerinduan dengan sahabatnya.
Sesaat kemudian kedua wanita itu menghampiriku dan Mira pamit mau pulang.
“Kasihan…ia sudah bercerai” kata istriku dimobil
“Lho..kok…? tanyaku
”suaminya kawin lagi dengan wanita lain, dan ia tidak mau dimadu, ya akhirnya mereka cerai…sudah 3 tahun ia menjanda” panjang lebar istriku menjelaskan
“Lalu…?” tanyaku lagi
“Ya sudah…Mira sekarang membuka butik” jelas Anita
Percakapan berhenti sampai disitu karena anak anak mulai cerewet minta makan dan kamipun berhenti di sebuah restoran yang sejak dulu menjadi langganan kami.
“Pa.. Mira kusuruh kesini ya…, sebelum kita pulang, biar dia nginep disini…” istriku membuka percakapan sore itu ketika kami sedang santai di teras rumah kami yang terletak agak dibagian atas kota
“Boleh” jawabku..dan sungguh …saat itu tidak ada satupun pemikiran yang aneh aneh melintas di benakku, aku sedang melepas semua pikirang tentang pekerjaan dan benar benar bersantai, lagi pula anak anak juga tidak mau tinggal diam…selalu ribut tidak karuan
Anita mengambil HP nya, setengah jam ia ngobrol dengan sahabatnya itu, dan menjelang pukul 8, ketika kami baru saja menyelesaikan makan malam kami, suara mobil memasuki halaman.
“Hai…..” sapa Mira ketika kami menyambutnya, malam itu ia nampak segar dengan celana panjang yang mencetak bentuk pantatnya dan atasan model sekarang yang agak gombrong itu, namun sampai saat itu kembali aku belum ‘memikirkan hal itu’ sama sekali..
Istriku segera menarik tangan wanita itu dan mengajaknya kedalam sementara pembantu kami membawakan barang bawaannya masuk rumah.
Kebetulan rumah kami agak besar dan masih memiliki sebuah kamar yang tidak terpakai, dan kesitulah barang bawaan Mira diletakan.
Malam itu aku masuk kamar duluan, setelah anak anak tertidur, sementara istriku masih asyik ngobrol dengan kawannya, dan tak lama kemudian aku terlelap.
Rasa hangat dan geli yang nikmat menyadarkanku, dan aku tahu kalau mulut istriku sudah mengulum batang kemaluanku yang segera berdiri walau aku sendiri masih setengah sadar, entah kapan celanaku sudah turun sampai kelutut aku benar benar tak tahu.
Sesaat kemudian tanpa melepaskan mulutnya dari batang kemaluanku, celanaku sudah terlepas seluruhnya, dan menyusul baju lainnya.
Setelah saling mencumbu, menjilat dan bergumul, akhirnya dengan posisi diatas Anita memasukan batang kemaluanku kedalam vaginanya yang hangat itu dan mulai bergoyang, mula mula perlahan semakin lama semakin cepat, sementara mulutnya berdesis seperti orang kepedasan.
“Srrrt…” aku tak tahan lagi dan melepaskan air maniku duluan dalam vagina istriku yang masih terus bergoyang mengejar puncak kenikmatannya, dan akhirnya beberapa puluh detik kemudian istriku melenguh dan mendesis desis ketika ia menggapai klimaxnya, untung …pikirku…telat sedikit saja kemaluanku sudah melemas dan bisa pusing dia kalau tidak berhasil mencapai klimaxnya.
Tubuh istriku ambruk diatas tubuhku, dan…plop…..kemaluanku terlepas dengan sendirinya, kami berciuman dan saling memeluk, yah…walaupun banyak petualangan kami namun setiap kali berhubungan sex ……..kami sangat puas dan nilai keintiman yang ada diantara kami kalau sedang berdua sangat berbeda dibanding kalau sedang ‘bertualang’.
Kami tidak banyak bercakap malam itu, capek setelah seharian berputar putar dan belanja serta nikmatnya sex yang baru saja kami rasakan membuat kami segera terlelap dalam selimut….berpelukan telanjang bulat.
Pagi pagi aku sudah terjaga…, melihat istriku masih tidur.. aku lalu mengenakan celana pendek dan kaos oblong, masuk kamar mandi yang ada diadalam kamr, cuci muka…lalu keluar keruang makan…mencari kopi.
Saat melintas dapur kulihat Mira sedang asyik mengaduk kopi digelas…dan ketika melihatku nia tersenyum…
Mira hanya mengenakan baju tidur yang agak tipis… dan buah dadanya yang saat itu tidak menggunakan bra…membayang jelas…, masih pagi.., baru bangun……. melihat pemandangan seperti itu…langsung saja ‘adik kecil’ diselangkangan berontak keras….
“Mas…kopinya suka manis ?” tanya Mira
“Lho..kok…mana pembantu..masa kamu yang bikin ..?” tanyaku
“Kusuruh kepasar….Mira ingin masak kalau boleh…tanya Anita deh….hobby Mira kan masak..” jawabnya.
Ingin kutanya ‘hobby’ nya yang lain..tapi mengingat ia teman istriku dan aku belum diberi tanda oleh istriku aku menjaga lidahku supaya jangan nakal….
“Jangan terlalu manis..ah….nanti bisa diabetes…” jawabku, hampir…saja kulanjutkan…’kalau diabet bisa impoten…rugi …’ tapi kembali kujaga lidah ku..
Siang itu aku bersantai dikamar sementara istriku dan Mira asyik memasak…, anak anaku juga asyik dengan urusan mereka masing – masing dikamarnya
“Hey….makanan sudah siap.”teriak istriku dan hawa dingin kota Bandung serta suasana yang nyaman sungguh membuat kami lapar……
Mataku sempat menelusuri tubuh Mira yang tampak sibuk mengambilkan nasi, menyipakan lauk pauk dan dengan tank top ketat, celana jeans yang dikenakannya mencetak bentuk tubuhnya, sesungguhnya wanita ini bukan wanita yang akan kita pikirkan, berusia menjelang pertengahan, wajahnya biasa saja tidak terlalu cantik, tubuhnya juga sudah tidak sekencang gadis muda.. namun kulitnya sangat putih dan bersih, dari wajah serta penampilannya serta cara bicaranya terlihat jelas kalau ia bukan ‘petualang’, dan yang agak ‘mengganggu’ pemikiranku adalah sdh 3 tahun bercerai…’jangan jangan sudah rapat kembali’
Pepes ikan mas, sayur asam, sambal dan ayam goreng yang nikmat dalam waktu singkat bersih tandas dan beberapa saat kemudian aku sudah terbuai dalam mimpi, entah apa yang diperbuat istriku, sahabatnya dan anak anak sudah tidak kupedulikan lagi.
Setelah mandi sore kami menyempatkan diri pergi ke mall, beli jagung bakar, makan malam dan menjelang Pk. 9.00 malam kami sudah kembali kerumah…anak – anak langsung masuk kamar dan sesaat kemudian suasana sudah sepi…
Aku sedang membaca dikamar ketika istriku masuk dan duduk disampingku, dengan wajah yang berbinar-binar ia berkata “Pa..menurut papa Mira bagaimana..?” tanyannya tiba tiba.
“Bagaimana apa…”tanyaku
“Ah…mama kan melihat papa memperhatikan Mira, waktu makan siang tadi, …minat….?” lanjut istriku
“Mmmmm bukan gitu” lalu kusampaikan isi pemikiranku siang tadi dan istriku mencubitku “buktikan mau ? lubangnya masih ada atau nggak..? jawab Anita. “Mm……….tapi kan dia teman mama dan belum tentu memahami gaya hidup kita” jawabku, langsung saja ada yang terasa bergerak diantara pahaku…’kalau iya lumayan kan…’pikirku
Sudah terlalu lama istriku mengenal diriku…kali ini dia yang menjadi ‘pengatur laku’ “sudah..pokoknya papa..nurut saja. ya…nggak rugi deh…” lalu sambil mencium pipiku ia beranjak keluar kamar…
Aku mencoba kembali ke bacaanku, namun konsentrasi ku sudah buyar..
Sekitar lima belas menit kemudian pintu kamar terbuka dan masuklah istriku serta Mira yang sudah berganti pakaian dengan daster, wajahnya tampak segar dengan rambut diikat kebelakang sementara dadanya tampak menggantung lepas..sayang daster batik yang dikenakannya agak tebal..sehingga tidak ada bayangan yang timbul…
“Ngobrol disini saja ya Mir…, pa boleh kan Mira ngobrol dulu disini ..?,” pembantu belum tidur lagi nonton TV, dikamar Mira nggak enak, nggak ada Exhaust Van nya”…, memang terkadang istriku merokok, terbayang kan kalau asap rokok tidak dikamar tidak bisa keluar..?
“Walau awalnya agak canggung namun sebentar saja pembicaraan kami sudah relax, Anita duduk disisiku dan kami duduk diranjang bersandar santai, sementara Mira duduk diujung ranjang…., kami ngobrol segala hal sampai suatu saat istriku bertanya..(aku yakin dia sudah bertanya sebelumnya…tapi diulangi lagi untuk ku),
“Mir…kalau boleh tahu….kamu kan sudah pisah 3 tahun sama mantan mu…, nah kalau ‘kepingin…itu..’ bagaimana kamu mengatasinya…? tanpa tedeng aling aling Anita bertanya yang membuat wajah Mira merah bagi kepiting rebus.
“Ya…gitu deh……….., udah ah….kok nanya in yang begituan sih…….” jawab Mira tersipu.
Tiba tiba Anita bangkit, lalu mengambil lap top yang biasa kugunakan, meletakannya dipangkuannya dan…menyalakannya serta memanggil Mira mendekat…
Aku hanya memperhatikan apa yang dilakukan istriku…walau aku tahu apa yang ada dipikrannya, sekejab kemudian terdengar suara Mira berteriak kecil…”Ih…gila ya kamu……..” sambil melirik kearahku.
Berkali kali terdengar jerit tertahan Mira saat melihat apa yang tersaji di laptop ku, ya..kumpulan gambar photo ‘petualangan’ kami…bermacam occasion yang sudah ku compile dalam suatu album, ada yang istriku sedang ‘dikeroyok’, ada yang sedang swinging dengan pasangan lain dan macam macam lainnya.
“Sebentar ya…” kata Anita yang lalu beranjak ke kamar mandi Mira tidak menjawab namun matanya terus menatap layar lap top dengan wajah yang berubah ubah..antara percaya dan tidak..antara ingin tahu dan tertarik….ia masih asyik menscroll gambar gambar itu dan Anita yang sudah kembali duduk didekatku…tangannya langsung menyusup kedalam celana pendek yang kukenakan.
Istriku alau merangkul leherku, mencium bibirku..lidah kami saling bertautan dan tangannya dengan nakal memainkan kemaluanku yang masih tersimpan didalam celana pendek yang kukenakan…beberapa saat kemudian celana yang kukenakan sudah terlepas…
Ketika Anita menengok…ia terpana….karena saat itu istriku sedang asyik menjilat dan menghisap batang kemaluanku…dan ketika istriku melihat bahwa sahabatnya memperhatikan nya…ia menghentikan gerakannya dan memberi tanda agar mendekat…. dan entah sadar atau tidak Mira mendekati kami duduk disamping tempat tidur.
Tiba –tiba istriku menarik tangan Mira dan meletakannya di batang kemaluan ku yang sudah mengeras.
Tangan yang terasa dingin bertemu dengan batang kemaluan yang sangat panas…memberikan sensasi padaku..dan benar seperti kata istriku……. Mira sudah terlalu lama tidak menyentuh laki laki…, sesaat kemudian dua mulut mungil menjadikan batang kemaluanku sebagai ‘mainan’, saat Mira menghisap kepala kemaluanku istriku menjilati bijiku dan begitu bolak balik…kujulurkan tanganku…kutarik Mira agar merayap keatas dan sesaat kemudian bibirnya sudah berpagutan dengan bibirku…
Ketika dasternya kulepas..buah dadanya terpampang jelas…puting susunya lebih besar dari istriku merah agak kehitaman, kontras dengan kulit putihnya…, dan walau sdh tidak terlalu padat dan agak turun sedikit namun asyik juga.
Mulutku melumat puting susu yang sudah mengeras itu dan tanganku menyusup ke bawah pusarnya…terasa selangkangan yang lembab agak basah…dengan bulu bulu yang cukup lebat.
Istriku yang mengerti apa yang kuinginkan, menghentikan gerakannya menjilati kemaluanku..lalu memberi kesempatan padaku untuk mengubah posisi.
Kubaringkan Mira telentang..dan kucium bibirnya…lalu perlahan jilatanku merambat turun…lehernya, pundaknya dan buah dadanya ganti berganti kujilati dan kuhisap putingnya sementara ia hanya memejamkan mata mengerang lirih….
Lidahku turun terus kebawah…dan ketika sampai di perutnya ia mulai menggelinjang…kuambil bantal..kuminta ia mengganjal pinggulnya dan kini aku mulai konsentrasi pada vagina yang merekah membasah itu.
Dengan kedua tanganku kusibak bulu bulu di area itu….kubuka vaginanya…dan lidahku mulai menari nari di klitorisnya…, sesekali menerobos masuk dan kembali menjilat, menghisap dan menjilat..
Anita yang rupanya tidak tahan dari belakang juga ‘menyerang’ku.
“Ssshh…..aduh….sdh nggak tahan……” sesekali kepalaku dijepitnya dengan pahanya..dan aku mengerti..sudah terlalu lama ia ‘haus’..maka ketika aku menyudahi permainan lidahku dan merayap naik ketas tubuhnya dengan serta merat tangannya menyambut dan memelukku, dan setelah batang kemaluanku terarah tepat dengan perlahan mulai kubenamkan…Mira mengerang…. membuka pahanya semakin lebar,…setelah kepala kemaluanku masuk…dengan satu hentakan yang diiringi desahan keras dari wanita ini kubenamkan batang kemaluanku hingga habis.
Kubiarkan sesaat kemaluanku terendam dalam vagina yang sangat hangat namun ‘legit’ itu, memang sih kelebihan wanita jawa barat umumnya bisa membuat vaginanya enak..tidak kering agak basah sedikit, tapi legit..atau mungkin pengaruh suka makan lalaban?..dan baru kemudian kutarik sedikit…lalu kubenamkan lagi..demikian berulang – ulang… sementara Mira memeluk dan kakinya bahkan melingkari pinggangku…
Tiba kurasakan sensasi lain…wah…….ternyata istriku mengusap dan memegangi bijiku saat batang kemaluanku bergerak memompa naik turun di vagina Mira, bahkan sesat kemudia bukan lagi usapan yang kurasakan namun …..jilatan….gila…………….rasa nikmat yang luar biasa menyerangku …………, batang kemlauanku terbenam dijepit kemaluan Mira dan lidah Anita menjilati bijiku..sesekali batangku terjilat saat tertarik keluar…..
Aku tahu kalau begini terus tidak lama lagi pasti tumbang…….. maka, ku rubah posisi, tanpa melepaskan batang kemaluanku dari vaginanya , kubalik posisi hingga Mira kini diatasku, kini aku punya ‘mainan’ tambahan’, buah dada yang bergoyang dan menggayut diatasku dengan leluasa kuremas…, sesekali putingnya kuhisap…, disisi lain istriku juga jadi lebih leluasa ‘menggarap’ kemaluan ku yang sedang menyatu dalam vagina sahabatnya itu.
Mira mulai bergerak teratur….mungkin terlalu lama tidak merasakan kemaluan laki laki membuatnya tidak tahan terlalu lama…..ia naik turun diatasku dengan teratur…semakin lama semakin cepat..kemaluannya mulai menghangat…dan aku ‘membantunya’ dengan menghisap puting susunya…..dan akhirnya dengan satu teriakan tertahan ia melemparkan kepalanya kebelakang..mencengkeram pundaku dan mendesah lirih…”Ah…ssss…………….hhh…………. …..ah……..aduh…..keluar………..” lalu ia ambruk diatas dadaku.
Kucium bibirnya dan dengan perlahan ia kurebahkan kesamping…, sesungguhnya aku yakin akalu kuteruskan sedikit lagi ia masih bisa menggapai satu klimax lagi walau tidak sedahsyat yang barusan..namun aku juga tahu kalau istriku sudah menanti..
Kusuruh Anita menungging dan dari belakang batang kemaluanku yang masih basah kuyup dangn lendir Mira menerobos memasuki lubang vagina istriku..yang juga sudah basah….
Kami sudah mengenal satu dengan lain sangat baik….maka irama yang berkembang sudah dalam kontrol kami dan karena desakan di bijiku sudah sedemikian mendesak…kuberi tanda pada Anita untuk meningkatkan ‘speed’ dan akhirnya…srrrrt…..creeet……….air maniku menyembur deras mengisi vagina istriku sementara istriku juga mencapai klimax pada saat yang sama dan mendesah desah keras.
Cukup lama kami terdiam dan berpelukan bertiga dalam keadaan telanjang, ganti berganti kedua wanita itu mencium bibirku dan tangan mereka mengelus serta mengusap ngusap kemaluanku yang masih basah itu…, namun juga masih susut.
Belum terlalu rasanya beristirahat Mira sudah mulai memainkan kembali mulutnya di selangkanganku sementara Anita berjongkok diatas wajahku dan lidahku langsung saja menerobos masuk ke lubang vaginanya……, vagina istriku walau sudah banyak yang ‘menikmati’ namun tetap terawat dan terasa nikmat… juga klitorisnya masih tetap mungil kemerahan….sekitar lima menit kami dalam posisi itu sebelum berbalik… kini kembali aku diatas Mira yang dengan melebarkan kakinya menerima kemaluanku dan Anita memelukku dari belakang menjilati leher dan belakang telingaku..kadang lidahnya turun ke bawah hingga ke belahan pantatku….
Aku menggenjot Mira yang terlentang dibawah tubuhku dengan teratur dan pada irama yang tetap, bibir kami saling bertemu dalam ciuman yang panas…istriku mengelus dan mengusap usap bijiku yang memberikan sensasi nikmat dan seperti tadi…………Mira yang masih haus itu kembali mencapai klimax duluan…..”Mas……….ah…….cepet….cepet.. .aduh…………enaaaak..hhh………” dan setelah seluruh tubuhnya menegang ia tergolek lemas, aku berhenti sebentar tanpa mencabut kemaluanku yang masih terbenam dalam vagina yang berdenyut denyut itu…….dan semenit kemudian mulai lagi kugerakan maju mundur secara teratur….”waw……….geli….ah……..aduhh.. …………” Mira merintih dan mendesah….namun aku meneruskan gerakanku dengan cepat mengejar ejakulasi kedua yang ingin kugapai…dan “Aduh…….keluar…lagi……ah……” dan istriku juga semakin giat mengusap dan meremas bijiku dan ketika aku merasa tak tahan lagi……kucabut kemaluanku dari vagina Mira dan istriku segera membuka mulutnya menerima kemaluanku yang basah penuh lendir itu.
Tidak sampai dua menit, aku setengah menjambak rambutnya menembakan air maniku dalam mulut Anita yang tanpa ragu langsung menelannya.,
Setelah melemas, kemaluanku dilepas dari mulutnya namun bukan berarti berhenti karena lidahnya masih terus menjilati hingga batang kemaluanku bersih dari cairan.
Sekali ini aku perlu waktu setengah jam untuk dapat ‘bangkit’ kembali…. dan setengah jam lebih dikocok dalam vagina Anita untuk kemudian melepaskan isinya yang sudah semakin sedikit dalam vagina yang sejak awal ‘belum sempat diisi’ air maniku
Entah jam berapa Mira kembali ke kamarnya karena saat aku berada dalam pelukannya dengan wajahku terbenam diantara buah dadanya…aku terlelap.
Saat terjaga paginya aku diberi ciuman yang amat manis dari istriku…sambil berbisik ”Mira bilang terima kasih, punya papa jauh lebih enak dari mantannya dulu katanya..” aku hanya tersenyum karena benar benar merasa ‘habis…..’, terkuras energi dan air maniku….,
Hampir tengah hari baru aku beranjak dari tempat tidur setelah anak anak ribut tidak karuan mengajak pergi……………………
Petualangan Akhir Pekan
Aku seorang lajang dan bekerja sebagai asisten manager pada sebuah perusahaan swasta. Aku mempunyai pengalaman menarik pada saat aku sedang berakhir pekan di Anyer, Banten beberapa waktu lalu. Biasanya akhir pekan kuhabiskan dengan clubbing dengan teman-temanku. Tapi kali ini aku ingin sendirian menikmati hari libur yang hanya singkat itu. Nah, sewaktu disana aku ceroboh saat bermain di pinggir pantai hingga hp kesayanganku nyemplung di air laut hingga mati total. Gara-gara itulah aku mendapatkan pengalaman menyenangkan yang tak terduga.
Singkat cerita esoknya hari Sabtu aku jalan-jalan menuju pusat perbelanjaan yang berada di pusat kota Cilegon untuk membeli pengganti ponselku yang rusak. Sesampainya disana aku langsung menuju ke lantai atas yang merupakan lokasi pusat perdagangan hp disana. Setelah cari merek dan model terbaru yang memang sudah kuincar dari kemarin akhirnya kudapatkan disalah satu gerai yang cukup besar disitu. Sambil duduk, kucoba-coba fitur yang ada pada ponsel yang baru kubeli. Saat asyik mengutak-utik barang baru tersebut, sales gerai yang berada dihadapanku sekonyong-konyong berucap,”Cari apa mbak?”. Refleks kepalaku menoleh samping. Sosok yang disapa tadi berdiri disamping agak kebelakang. Seorang gadis berseragam hem putih lengan panjang dengan rok abu-abu panjang semata kaki mengenakan jilbab putih. Yang disapa hanya menjawab,”Ah, nggak mbak. Cuma lihat-lihat”, sambil tersenyum kecut. Sekilas dari pengamatanku sosok gadis tersebut mempunyai tinggi 160cm dan berwajah cukup manis dan cantik. Sepertinya ia tertarik pada ponsel yang baru kubeli ini. Aku tahu itu karena pada saat melihatnya, dia seperti sedang berdiri memperhatikan hp yang sedang kuutak-utik.
Tak lama kemudian gadis itu beranjak pergi. Entah kenapa aku jadi ingin melihat sosoknya sekali lagi. Sambil bergaya seperti hendak menelpon dengan hp baru, kutolehkan kepalaku sedikit.
“Wah! Boleh juga nih cewek”, ujarku dalam hati. Walau siswi itu berbusana serba tertutup namun karena seragam yang ia kenakan itu nampak ketat membalut maka setiap lekuk tubuhnya nampak jelas terpampang. Pinggulnya ramping sedangkan pantatnya bulat dan sekal. Pikiran nakalpun mulai singgah di kepalaku membangkitkan libidoku. Sekalian ingin mencoba kemampuan hp baru, kuarahkan kameranya untuk memotret siswi itu walau hanya nampak dari belakang. Pertama aku kupotret seluruh badan dan yang kedua sengaja aku zoom bagian pinggul dan pantatnya.
“Wow, bohai bener nih pantat! garis cd-nya aja keliatan”, ujarku dalam hati begitu melihat hasil jepretan kamera ponsel.
Setelah beres urusan hp, aku segera menuju food court yang ada di lantai bawah untuk makan siang. Sambil menunggu makanan yang kupesan datang iseng kubuka lagi file foto yang kujepret tadi. Melihat foto itu fantasi liarku mulai melayang jauh. Entah kenapa baru kali ini aku merasa begitu terangsang oleh penampilannya. Padahal selama ini aku biasa-biasa saja melihat setiap gadis berjilbab. Mungkin selama ini aku tidak menyadari seperti ada daya tarik tertentu dari wanita yang berpakaian seperti itu. Kubayangkan diriku sedang leluasa menjamah dan menikmati tubuh siswi berjilbab itu. Lagi asyik-asyiknya aku melamun, pelayan food court yang mengantarkan makan siangku membuyarkan itu semua. Buru-buru kusimpan ponselnya ke saku celana.
Baru saja mau makan, tiba-tiba mataku menangkap sosok yang kubayangkan tadi berada tidak jauh dari tempatku duduk. Nampaknya ia sedang asyik melihat-lihat pernak-pernik dan asesori perhiasan yang berada di counter dekat food court ini. Segala gerak gerik gadis itu tak lepas dari pengamatanku. Saat tubuhnya berbalik hendak beranjak meninggalkan gerai tersebut, tiba-tiba pandangannya beradu dengan tatapanku. Nampaknya ia sedikit kaget melihat keberadaanku. Seakan malu melihatku, kepalanya langsung ditundukkan menghindari tatapanku. Tapi seakan penasaran tidak yakin yang dilihatnya itu aku, sekali lagi ia menoleh sedikit kearahku. Kulemparkan senyumku sambil melambaikan tangan kearahnya seakan menggoda sikapnya yang malu-malu kucing. Gadis itu seakan menjadi kikuk atas sikapku kepadanya. Ia hanya tersenyum malu lalu menundukkan pandangannya kebawah seakan tidak berani beradu pandang denganku. Beberapa saat ia hanya berdiam disitu sambil kepalanya celingak-celinguk seakan takut ada yang mengenalinya berada disekitarnya.
Perlahan aku bangkit dari duduk dan kuhampiri dia. Siswi berjilbab itu kulihat semakin salah tingkah dan grogi ketika aku mulai mendekat.
“Halo dik, ketemu lagi kita disini. Lagi ngapain? Mau belanja asesoris?”, sapaku. Yang disapa hanya tersenyum simpul dengan kepala sedikit tertunduk malu sedangkan tangannya memegang erat tas ransel dipunggungnya. Perlahan dengan suara pelan ia menjawab,
“Ah, nggak om cuman liat-liat aja koq”, dengan pandangan menunduk kebawah.
Lalu dengan segala keramahan kucoba mengajaknya makan siang bersamaku. Mula-mula ia tampak sedikit ragu atas ajakanku. Tapi akhirnya dengan sedikit bujuk rayuku ia mau juga.
Setelah berbasa-basi, kami berkenalan. Namanya Erni Widyaningsih berumur 16 tahun duduk di kelas 2 salah satu SMK swasta disana. Setelah itu kami lanjutkan perkenalan ini dengan santap siang. Disini mengalir bermacam-macam obrolan mulai dari dirinya sampai unek-unek dan permasalahan yang ia hadapi saat ini. Dia adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Bapaknya pegawai honorer pemda sedangkan untuk membantu menambah penghasilan keluarga ibunya bekerja sebagai karyawan sebuah toko. Erni sengaja masuk SMK (SMEA) karena begitu lulus ingin bisa langsung kerja membantu orang tuanya. Namun keinginannya itu bisa kandas ditengah jalan karena sekarang keuangan orangtuanya yang sedang sulit sehingga ia masih menunggak SPP. Sedangkan teguran dari sekolah hampir tiap hari diterimanya. Bahkan hari ini ia dipaksa pulang lebih awal dari sekolah karena masih belum . Yang membuatnya sakit hati yaitu sikap beberapa teman kelasnya yang terus mengejek dan menyindir keadaan sulit yang sedang dialaminya. Dia merasa heran dan bingung karena beberapa siswi yang suka mengejeknya justru berkeadaan sama dengan dirinya. Meskipun begitu penampilan mereka justru layaknya seperti orang yang berkecukupan. Mulai dari tas, sepatu bahkan hp bagus mereka punya. Di depan Erni mereka selalu bergaya memamerkan barang-barang tersebut. Terus terang terkadang ia merasa iri dengan mereka. Sampai disitu, kutanyakan padanya apakah dia tahu bagaimana teman-temannya itu mampu membeli barang-barang tersebut. Mendengar pertanyaanku itu sejenak ia diam sambil menunduk seakan tahu tapi malu menjawabnya. Setelah kudesak secara halus akhirnya keluar pengakuan bahwa ia pernah mendengar kabar bahwa teman-temannya itu menjual diri demi mendapatkan materi. Mulanya ia tidak mempercayainya tapi kemudian secara tidak sengaja ia memergoki salah seorang rekannya itu sedang digaet pria berumur sewaktu pulang sekolah. Mendengar pengakuannya sambil tersenyum kutanyakan pendapatnya tentang perilaku teman-temannya itu. Sambil diam sejenak kemudian ia berkata kalau sebenarnya kesal juga sedikit iri dengan mereka yang mengambil jalan pintas untuk mendapatkan uang.
“Lha kalau nggak begitu, mungkin mereka juga akan mengalami nasib yang sama dengan kamu. Habis mau gimana lagi minta sama orang tua sulit, yah satu-satunya cara mungkin yang seperti kamu bilang itu.”, ujarku sembari menunggu reaksinya. Siswi berjilbab itu hanya diam tertunduk mendengar kata-kataku. Nampaknya pernyataanku menusuk kedalam sanubarinya.
Melihat ia yang masih diam saja yang tidak membantah atau mengiyakan pernyataanku tadi, otakku mulai berputar mencari siasat untuk menggiring gadis yang sedang dalam kesempitan ini kearah yang kumau. Dengan lembut kutanya, “Erni, kamu masih mau sekolah kan?”. Dia hanya mengangguk pelan mengiyakan.
“Kalau om tolong bayarin SPP-mu kamu mau nggak?”, tanyaku lanjut.
“Ah, yang benar? Masak sih om?”, sahut Erni sambil memandangku dengan tatapan kaget seolah tidak percaya.
“Ya iya dong. Om serius mau ngebantu kamu. Masak bercanda?”, jawabku berusaha meyakinkannya. Terkesima akan tawaranku gadis itu berkata heran,
“Aduh om baik sekali! Koq mau nolongin Erni? Om kan baru kenal sama Erni”.
“Saya nggak tega kalau kamu putus sekolah. Kasian kan kalau cita-cita kamu kandas di tengah jalan. Kasihan orang tua Erni yang punya harapan besar sama”, ujarku sambil tersenyum. Sejenak ia terdiam.
“Kenapa? Kamu masih nggak percaya?”, tanyaku.
Lalu ia menjawab, “Bukan begitu om, tapi rasanya Erni nggak bisa membalas kebaikan hati om. Rasanya bantuan yang diberikan om terlalu besar buat Erni. Kayaknya terima kasih aja nggak cukup buat membalas semuanya.”, dengan wajah sedikit bingung.
“Ah, kamu nggak usah bingung. Kalau pengen balas budi gampang koq, asal kamu ngerti caranya.”, timpalku sambil tersenyum penuh arti. Dengan pandangan penuh tanda tanya ia berkata.
“Caranya gimana om?”, seolah penasaran ingin tahu kemauanku.
“Er, di dunia ini tidak ada yang gratis. Kalau ingin mendapatkan sesuatu kita harus berusaha. Begitu juga dengan teman-temanmu. Mereka tahu kalau hanya mengandalkan orang tua segala keinginan yang terpendam tidak akan mereka dapatkan. Jadi walau banyak yang tidak suka cara mereka, mungkin termasuk kamu, mereka ambil jalan yang paling gampang. Caranya ya itu tadi yang seperti kamu ceritakan. Jadi… kalau kamu ingin membalas kebaikan om, yah caranya seperti yang seperti teman-temanmu itu”, paparku sambil tersenyum penuh arti. Sekilas raut wajah remaja putri itu kaget sekaligus gelisah mendengar penjelasanku tadi. Ia cuma terdiam sambil tertunduk. Wajahnya yang manis nampak penuh kebimbangan.
Melihatnya dalam keadaan bimbang kulancarkan rayuan sambil mengiming-iminginya untuk membelikan segala macam barang bagus. Sekilas kemudian sambil menatapku dengan tatapan bimbang ia bertanya dengan suara pelan,
“Tapi om kalau… saya nanti hamil gimana?”.
“Oh.. itu sih gampang. Kamu nggak mungkin sampe hamil. Banyak cara buat mencegahnya koq. Tenang, om ngerti caranya.”, jawabku tersenyum seraya meyakinkan dirinya yang sedang bimbang. Gadis itu kemudian menurunkan pandangannya ke atas meja sambil menaruh kedua tangannya diatas meja. Jemari kanannya meremas jemari kirinya pertanda ia sedang berpikir keras.
Setelah membiarkannya sejenak untuk berpikir, kulancarkan kalimat pamungkas untuk meruntuhkan kebimbangannya. Seraya memandang tajam wajahnya perlahan tanganku menyentuh jemarinya sambil berkata,
“Om tidak akan memaksa Erni. Kalau kamu mau om senang sekali, tapi kalau nggak ya nggak apa-apa. Tapi coba pikirkan sekali lagi, apa ada cara yang lebih baik lagi buat menyelesaikan masalah kamu sekarang….. hmmm”, seakan mengarahkan pikirannya kalau tidak ada cara lagi selain yang kutawarkan tadi. Erni hanya bisa memandangku dengan tatapan sayu seakan pasrah mengiyakan ucapanku. Beberapa saat kami saling bertatapan seraya kedua tanganku meremas kedua jemarinya. Gadis itu seolah sudah berada dalam genggamanku karena ia tidak menolak jemarinya yang halus diremas olehku. Merasa semua sudah berjalan dengan rencanaku, kuajak ia berlalu dari situ.
Singkat cerita, selama dalam perjalanan menuju bungalow tempatku menginap pandangan dan pikiranku tidak lepas dari sosok siswi SMK disampingku ini. Tangan kiriku tidak henti-hentinya bergerilya mengelus pipi, dagu, tangan dan bahkan pahanya. Namun karena sudah pasrah ia diamkan saja perlakuanku itu. Rasanya tidak sabar lagi untuk segera beraksi. Kularikan kendaraanku secepat mungkin agar cepat sampai tujuan.
Sampai ditujuan keluar dari mobil, bagai sepasang kekasih kurangkul pundaknya dengan tangan kiriku. Kubawa ia menuju kamar tidur utama. Kemudian setelah menutup pintu kamar kutarik kedua lengannya dan kuletakkan diatas pundakku. Sedangkan kedua tanganku mendekap erat tubuhnya. Wajah kami saling berhadapan amat dekat. Wajah yang cantik manis dengan tatapan sayu serta bibirnya yang mungil agak sedikit terbuka seperti meminta untuk dilumat. Segera kucium dan kulumat bibirnya dengan gemas sedangkan kedua tanganku mulai beraksi mengelus punggung dan pinggangnya bergantian.
Beberapa saat kemudian tanganku beralih turun kepantatnya. Kuelus dan kuraba terasa kenyal dan padat bongkahan pantat gadis ini. Dengan gemas kuremas-remas pantatnya sambil sesekali mencengkram dan mendorongnya ke arah selangkanganku. Wajah Erni mengernyit kaget dengan perlakuanku itu. Apalagi dia merasakan benda aneh yang keras dari balik celanaku menekan-nekan selangkangannya. Puas melumat bibirnya ciumanku perlahan turun ke dagu kemudian leher menuju payudaranya. Sepasang payudara yang montok menggelembung padat meyembul dari balik hem putih lengan panjangnya. Segera kupagut dan kukulum payudara yang masih tertutup oleh kemeja putih seragamnya. Tangan kananku segera meraih dan meremas payudara kirinya sedangkan tangan kiriku masih asyik meremas pantatnya. “Ohh…. mmmhhh”, kepala siswi berjilbab itu mendongak sambil melenguh menikmati perlakuanku. Kedua tangannya meremas-remas kepalaku.
Perlahan tangan kananku mulai membuka kancing baju seragamnya satu persatu sambil menarik bawahan kemeja itu dari balik roknya. Terpampang dihadapanku sepasang buah dada yang montok berukuran 33 dengan BH yang nampak kekecilan untuk menampungnya. Lalu kulucuti hem putih lengan panjang beserta BH yang masih dikenakannya itu. Kini Erni hanya tinggal mengenakan rok abu-abu panjang semata kaki dengan jlbab putihnya. Sengaja kubiarkan begitu karena bagiku hal tersebut merupakan sesuatu yang amat menggairahkan.
Melihat pemandangan yang indah ini segera kulanjutkan aksiku dengan menghisap dan menjilati sepasang puting susu miliknya yang sudah menegang dengan rakus. Terkadang tanganku ikut bermain dengan memiting dan memilin puting yang berwarna coklat muda itu.
“Ouhh… ahhh… ahhh”, desah bibir mungil yang setengah terkatup sambil meremas kepala dan pundakku.
Nafasnya naik turun menahan nikmat. Semakin lama desahannya semakin kencang membuatku semakin bergairah. Sambil membalikkan tubuh ABG ini hingga membelakangiku segera kulepas semua pakaian yang kukenakan tinggal celana dalamku. Kemudian sambil memeluk dari belakang kuraih wajahnya dan kulumat kembali bibir mungilnya, sementara kugesek-gesek penisku yang sudah menegang di dalam cd-ku kearah pantatnya. Sedang tangan kiriku asyik memilin puting dan meremas buah dadanya bergantian, jari tengah tangan kananku mulai mengorek-ngorek kemaluan Erni dari luar rok abu-abu panjangnya.
“Emmhh… mmhh..”, desahnya tertahan oleh ciumanku sedangkan kedua tangannya pasif memegangi tangan-tanganku yang sedang bereksplorasi seakan mengikuti permainan ini.
Beberapa menit kemudian kusuruh Erni membungkuk sambil tangannya memegang pinggiran meja hias yang ada di depannya. Lalu kusingkap roknya keatas sampai sepinggang. “Wauw indah sekali…”, desahku perlahan melihat pemandangan yang ada dihadapanku ini. Pantat yang bulat sekal ditopang sepasang paha dan betis mulus dan bersih. Kutarik celana dalamnya kebawah. Mataku menatap kagum keindahan pantatnya yang putih mulus. Sejenak kuelus dan kuremas bokong indah itu sambil sesekali menciuminya dengan gemas. Erni hanya bisa menundukkan kepalanya. Tubuhnya sedikit bergetar mendapat perlakuan seperti itu.
Setelah itu kurentangkan sedikit kedua pahanya dan kulihat vagina yang ditumbuhi bulu-bulu halus menebarkan baunya yang khas. Kusibakkan vagina gadis ini dan dengan jari tengahku kukorek-korek.
“Emmmhh….”, tiba-tiba tubuhnya menggelinjang hebat sambil pahanya bergerak seolah hendak menjepit tangan kananku yang sedang memainkan liang surganya.
Terus kukorek-korek sampai jariku mulai kebasahan oleh cairan kewanitaan yang keluar dari sana. Nafas dan desah kecilnya memburu membuat gairahku meningkat. Kurasa ini saat yang tepat untuk mulai beraksi karena penisku sudah menuntut untuk dimasukkan. Kutarik jariku, lalu kurebahkan tubuhnya ke ranjang. Matanya menatap sayu kearahku yang tinggal bercelana dalam.
“Ihhh..!!”, pekiknya pelan sambil menutup wajahnya begitu melihat kemaluanku yang besar tegak mengacung didepannya. Perlahan kudekati Erni sembari menarik kedua belah tangannya.
“Kenapa sayang?”, tanyaku sambil tersenyum.
“Takut om, punya om besar sekali. Nanti sakit.”, ujarnya ketakutan.
“Tenang sayang nggak sakit koq. Cuma kayak digigit semut sebentar”, jawabku sembari mencium bibirnya untuk meredakan ketakutannya.
Kedua tanganku tidak ketinggalan memainkan payudara dan liang vaginanya.
“Mmmhh.. cupp.. cupp”, desahnya tertahan oleh ciumanku. Sedangkan nafas gadis ini mulai memburu pertanda ia semakin terangsang. Tak lama kemudian kurasakan ujung jariku semakin basah oleh cairan yang keluar dari kemaluannya.
“Ah, ini dia saatnya”, ujarku dalam hati lalu kurentangkan kedua pahanya lebar-lebar. Lalu sambil bertumpu dengan lengan kiriku, tangan kananku membimbing sang penis memasuki kemaluannya.
“Ouhh… sshhh..!”, desisnya sambil menyeringai menahan rasa sakit saat penisku perlahan memasuki liang kenikmatannya. Kedua tangannya menggenggam erat seprei ranjang seakan bersiap untuk menerima kejutan lebih lanjut. Luar biasa! Penisku terasa kesulitan menembus vaginanya. Perlahan senti demi senti kemaluanku menembus lubang sempit siswi SMK ini. Akhirnya aku berhasil membenamkan seluruh batang kejantananku kedalamnya. Kurasakan nikmat luar biasa ketika penisku terasa seperti diurut oleh denyutan dinding kemaluan gadis ini. Sesaat bisa kurasakan kalau ada sesuatu yang menetes keluar dari kemaluannya. Nampaknya keperawanan gadis ini jebol sudah.
Kemudian perlahan kupompa maju mundur. Paras cantik Erni nampak mengernyit menahan sakit sambil menggigit bibir bawahnya. Namun lama kelamaan seiring dengan makin lancarnya genjotan penisku, mimik wajahnya berubah seperti mulai menikmati permainan ini.
“Shhh.. hehh.. hhhh”, desah kecil bibir mungilnya sembari kedua tangannya mencengkeram erat lenganku yang sedang bertumpu disamping tubuhnya.
Melihat wajah yang cantik sedang berdesah ini membuatku semakin bergairah. Segera kulumat bibir itu sambil memainkan lidahku di dalamnya dan ternyata ia juga membalas dengan memainkan lidahnya.
“Mmmhh… cupp… cupp…”, bunyi ciuman kami berdua yang diselingi permainan lidah.
Semakin lama semakin cepat genjotanku dan secara refleks Erni melingkarkan kedua kakinya ke pinggulku. Hampir sepuluh menit lamanya kami bersenggama dengan posisi ini dan tidak lama kurasakan lubang senggamanya semakin basah.
“Ouuhhh…. ohhhh…. Omm…. Err.. nnii.. mo.. pipisss..”, getar suaranya menahan suatu dorongan luar biasa dari tubuhnya. Nampaknya dara bertubuh sintal ini akan mencapai klimaksnya. Dan benar saja, tubuhnya bergetar melengkung ke belakang sedangkan pahanya yang melingkar di pinggulku menjepit erat. Terasa sesuatu yang hanyat menyemprot keluar dari dalam vaginanya membasahi penisku. Sejenak kuhentikan genjotan sambil mencabut penisku dari liang senggama dara montok ini.
Nampak penisku dibasahi oleh cairan vagina bercampur darah. Begitu juga vaginanya dan dengan secarik tisu kubersihkan kemaluan kami berdua. Beberapa menit kemudian kurangsang Erni kembali untuk menuntaskan hasrat birahiku yang belum tuntas. Tak lama kemudian vaginanya mulai basah pertanda dia sudah kembali terangsang.
Kemudian dengan mesra kuajak ia turun dari ranjang. Lalu kusuruh dia agar membungkuk membelakangiku. Tangannya bertumpu dipinggir ranjang sedangkan kedua kakinya menjejak ke lantai. Rok abu-abu panjangnya yang sempat terjurai kebawah kuangkat lagi sampai sepinggang. Sambil mencengkeram pantatnya yang montok dengan tangan kiriku, tangan yang kanan mengarahkan penis yang tegak mengacung ke arah vaginanya. Sejenak kugesek-gesekkan di bibir kemaluannya yang mulai basah tadi.
“Ohhh…”, desahnya pelan sambil menundukkan kepala sambil tangannya meremas-remas seprei.
Kini ujung penisku benar-benar terasa basah oleh cairan kewanitaan yang mengucur dari dalam kemaluannya. Perlahan dengan bantuan tangan kanan aku mulai melakukan penetrasi. Tidak seperti tadi, sekarang walau masih terasa sempit kemaluanku dengan lancarnya menerobos masuk sampai pangkal penisku menyentuh bokongnya. Kubiarkan penisku yang terbenam penuh didalam liang senggama gadis ini sejenak. Lalu dengan perlahan kumaju mundurkan selangkanganku. Kulakukan dengan tempo lambat untuk beberapa saat lalu secara bertahap kupercepat sodokanku.
“Ahhh… ahhh… uhhh… uhhh”, desah Erni yang semakin lama semakin kencang. Tubuhnya terguncang-guncang karena sodokanku yang makin lama makin cepat. Sambil menyetubuhinya dari belakang kedua tanganku beraksi meremas dan mencengkeram pantatnya.
“Plakkk… plakkk…”, bunyi selangkanganku saat berbenturan dengan bokongnya. Terkadang kuremas kedua buah dadanya dari belakang
“Ohhh… Errrnnniii… sayyyanggg… ennakk… khammuu… memang… nikmaatt.. sshhh..”, racauku sembari menggenjot pantatnya dengan cepat.
“Emmmhhh… ohhh… omm… mmhh”, desah siswi berjilbab itu seakan merespon racauanku sembari kepalanya bergoyang kanan kiri terkadang menunduk kebawah menahan nikmat. Tubuh kami berdua kini benar-benar basah kuyup bermandikan keringat. jilbab dan rok sekolah yang melilit dipinggang Erni juga ikut basah karenanya.
Tak terasa lebih dari 10 menit kami berdua bersetubuh dalam posisi ini. Lama kelamaan dorongan berejakulasi tidak dapat kutahan lagi. Sedangkan gadis yang sedang kugenjot ini juga mulai menampakkan tanda-tanda akan orgasme.
“Ouhh… omm… Errrhhh… nnnii… mauh… pipisss lagihhh…”, kata dara manis ini dengan nafas terengah-engah.
“Ssshh… tahhann… sedikitt… llagii… sayyyaaangg. Ommh… jugga… mo.. nyampee..”, ujarku sembari mempercepat laju sodokanku.
“Ohhhh….”, erang Erni dengan tubuh menegang dengan kepala mendongak seraya vaginanya megucurkan cairan. Bersamaan dengan orgasmenya Erni akupun mencapai klimaks. Lalu kupeluk pinggangnya erat-erat sembari membenamkan penisku dalam-dalam.
Dan,”Ahh….!”, lenguhku nikmat seraya memuntahkan air maniku. Liang senggamanya sekarang dipenuhi oleh campuran spermaku dan cairan vaginanya. Kemudian kami berdua terkulai lemas sisi ranjang dengan posisi aku menindihnya dari belakang. Kubiarkan sejenak kemaluanku yang masih tegang didalam vaginanya.
Hari menjelang sore, tak terasa kami terlelap puas. Saatnya aku mengantar Erni pulang. Tak lupa sebelumnya kuberi dia pil pencegah kehamilan. Dan sesuai dengan janjiku padanya tadi, kami mampir dulu di pusat perbelanjaan dan kuberikan semua yang ia mau plus uang untuk kebutuhan sekolahnya.
Dalam perjalanan mengantarkannya pulang aku sempat menikmati tubuhnya sekali lagi. Di tempat yang sepi dan gelap jauh dari keramaian kutepikan sedanku. Sembari menyuruh Erni pindah kepangkuanku kugeser mundur tempatku duduk. Sambil ia duduk membelakangiku kusingkap rok abu-abu panjangnya dan kusibak celana dalamnya. Lalu bersetubuhlah kami sampai klimaks. Setelah puas kulanjutkan perjalanan mengantarnya pulang. Sebelum sampai ditujuan aku berjanji padanya untuk meghubunginya kembali bila aku cuti atau libur.